3. Train to Ede

72 31 22
                                    

❄❄❄ HAPPY READING ❄❄❄

Duh ... syahdunya malam-malam ngetik ditemani segelas teh hangat dan duduk di dekat kamar sambil mendengarkan air hujan yang berjatuhan dari langit malam ini.

Hai ... hai, author yang imut dan ngeselin ini balik lagi di chapter 3. Mohon supportnya ya, vote dan spam komen juga boleh.

 Mohon supportnya ya, vote dan spam komen juga boleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

Hiruk-pikuk suasana kota Utrecht ketika senja hampir tiba.

Kiana diam mematung memandangi rel kereta di Stasiun Utrecht. Kedua tangannya tampak memegang kepalanya sendiri. Menghela napas secara kasar.

"Aku ketinggalan kereta," cicit Kian.

Matanya melirik jam yang melingkar ditangannya. Jam digital yang menunjukan angka 16.30 pm.

"Kalau seperti ini jadinya, berarti memang aku harus singgah ke rumah tante Charlotte!" Kiana terdiam. "Eh, apa ada kereta berikutnya?"

Kian mencoba mencari tahu.

"Excuseer, komt er de volgende trein?" (1) tanya Kian.

"De trein naar waar?" (2)

"Ede!"

"Over een uur komt er een trein." (3)

"Dankje!" (4)

Kian kembali duduk di sebuah kursi untuk menunggu kedatangan kereta berikutnya. Tangan Kian merogoh tas punggungnya, mengeluarkan sebuah benda pipih, jari-jemarinya mengetikkan sesuatu, lalu menempelkannya ditelinganya.

"Hallo ...." sebuah suara dari seberang sana.

"Oma, Kiana akan telat sampai di rumah. Kiana tadi ketinggalan kereta dan ini sedang menunggu kereta selanjutnya," jelas Kiana.

"Tidak apa-apa, yang penting kau bisa jaga diri, ya!"

"Baik Oma, pesan Oma selalu Kiana ingat!"

Setelah menutup sambungan telepon, Kiana mengembalikan benda pipih itu ke dalam tas, lalu tangannya sibuk mencari sesuatu di dalam tas.

Kiana mengeluarkan sebuah buku dan membacanya selembar demi selembar untuk menghilangkan rasa moodnya karna tertinggal kereta. Waktu sudah mulai beranjak petang. Di stasiun pun tak hanya Kian saja yang menunggu kereta berikutnya, banyak warga yang sedang menunggu kereta juga. Walaupun Kian nampak was-was karna dia juga terbilang pendatang baru di kota Utrecht. Tak dipungkiri memang zaman sekarang banyak kejadian-kejadian kriminal.

d'Oranje : Ik Hou Van Je { Terbit Novel } √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang