7. PSV

15 12 11
                                    

Allow aku balik lagi dengan chapter 7, gak muluk-muluk kog, aku cuma minta dukungan dan votenya ya ♡´・ᴗ・'♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allow aku balik lagi dengan chapter 7, gak muluk-muluk kog, aku cuma minta dukungan dan votenya ya ♡´・ᴗ・'♡

.

Pagi itu Ibi mempersiapkan diri untuk segera berangkat ke klubnya. Seperti biasa dia membawa sebuah tas olahraga yang berisi perlengkapan miliknya. Tas itu selalu dia bawa.

Tak lupa dia mengirim pesan pada Kakaknya, bahwa dia sudah berangkat menuju PSV. Pagi itu juga dia akan menaiki Bus menuju klub. Bus yang dinaiki Ibi melaju dengan kecepatan rata-rata.

Sesaat bus berhenti di sebuah halte yang nampak orang-orang sedang berjajar menunggu, beberapa orang menaiki bus yang di dalamnya Ibi sedang duduk membaca sebuah buku.

Terlihat seseorang memakai jaket dengan bahan parasut dan menenteng tas olahraga berjalan mendekati bangku yang diduduki Ibi. Pemuda bernama Bryan Wolfswinkel itu langsung duduk di sebelah Ibi dan membuat sebuah goncangan kecil pada bangku tersebut. Ibi sedikit kaget dan menoleh kearah pemuda itu.

"Wolfswinkel!"

"Ah ... aku kira bukan kau, Afellay!" sahut Bryan. "Tumben naik bus?" imbuhnya bertanya pada Ibi.

"Aku menginap di rumah Kakakku," jawab Ibi.

"Oh, bagaimana?"

Ibi menoleh menatap Bryan, "Apanya yang bagaimana?"

"Soal penyeleksian itu!" jawab Bryan.

"Hmm ... sepertinya aku tidak lolos!" ucap Ibi terlihat lesu.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Masih ada banyak kesempatan lainnya," hibur Bryan pada Ibi.

"Betul sekali. Kita harus tetap semangat untuk masa depan kita!" ujar Ibi tersenyum menatap Bryan yang duduk di sampingnya.

Candaan kedua pemuda ganteng di dalam bus menyita perhatian para penumpang bus. Bagaimana tidak keduanya benar-benar begitu familiar di mata para penumpang bus, akan tetapi kedua pemuda itu justru malah tampak biasa saja dan makin menikmati candaan  mereka. Bus kembali berhenti di sebuah halte. Seorang pemuda nampak melangkah menaiki bus itu.

"Hey Van Diederik, ga hier zitten!" (1) teriak Ibi sambil melambaikan tangannya ke arah Gregory.

Pemuda hitam manis itu merespon balik, melambaikan tangannya dan melangkah mendekati Ibi dan Bryan. Gregory lantas melakukan high-five dan langsung duduk di samping Bryan.

d'Oranje : Ik Hou Van Je { Terbit Novel } √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang