10. Room-mate

11 7 4
                                    

❄❄❄ HAPPY READING ❄❄❄

❄❄❄ HAPPY READING ❄❄❄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Acara makan malam di aula selesai. Semua telah memegang gulungan kertas masing-masing. Setelah aba-aba dimulai, semua langsung membuka gulungan kertas yang mereka pegang.

Tampak sangat riuh kala gulungan kertas tersebut dibuka, para mahasiswa sibuk bertanya pada yang lain tentang berapa nomor yang mereka dapat.

Kiana dan Nadia saling pandang ketika mengetahui nomor yang sama tertera dikertas yang mereka pegang, lalu keduanya pun tertawa lepas.

"Kita sekamar, yeeey ...." teriak Kiana girang.

"Dua lagi siapa?" tanya Nadia.

"Yang pastinya ada diantara mereka semua disini, Nad!" sahut Kiana.

Terlihat beberapa gadis berambut pirang bersorak, mungkin mereka bahagia karena satu kamar. Sama halnya dengan tiga laki-laki yang ada di belakang Nadia, mereka juga nampak begitu sangat girang.

Selang beberapa menit, sebuah kode tepukan tangan membuat hening seisi aula. Mister Nistelrooy dengan suara lantang kembali membuat mahasiswa/mahasiswi tenang dan memperhatikannya.

"Tentunya kalian sudah membuka gulungan kertas dan sudah mendapatkan nomor kamar kalian. Setelah ini, Bapak minta kalian semua dengan tertib keluar dari aula dan masuk ke kamar baru kalian!" seru mister Nistelrooy.

"Yes, Sir!" jawab semua yang berada di dalam aula.

Para mahasiswa/mahasiswi dengan tertib keluar dari aula dan kembali ke kamar sebelumnya untuk mengambil apa yang harus diambil.

Kiana kembali ke kamar B1, membenahi semua dan memasukkan ke dalam koper. Tak lupa, Kiana pun berpamitan dengan ketiga teman sekamarnya itu.

Eleonora pun ternyata pindah kamar juga dari kamar bernomor B1. Sekarang yang tersisa di kamar B1 adalah Beyza dan Aiyla, mungkin keduanya sedang menunggu calon penghuni baru di kamar B1.

Setelah berpamitan, Kiana menarik kopernya menuju kamar dengan nomor A1. Nampak terlihat di depan pintu kamar, Nadia yang tengah berdiri sambil memegang kopernya. Kiana pun melangkahkan kakinya mendekati Nadia.

"Ini kamarnya?" tunjuk Kiana.

Nadia mengangguk, "itu nomornya!" Nadia menunjuk sebuah nomor yang tertutup sebuah kertas, "A1, benar kan?" sambungnya.

Kiana mengangguk, "juist, dit is de kamer. Kom binnen!" (1) ajak Kiana.

Nadia memegang knop pintu dan memutarnya, "Wacht! De deur is niet op slot, is er al iemand in de kamer?" (2) Nadia menatap Kiana.

d'Oranje : Ik Hou Van Je { Terbit Novel } √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang