EXTRA PART 1 : DION DAN BELLA

1.9K 31 3
                                    

"Mas, rambut gue enaknya digimanain?" Revan yang sedang memakai dasi di depan cermin lemarinya menoleh ke arah pintu sambil mengernyit heran melihat adiknya yang sedang memegang sisir serta kaca kecil berwarna silver yang ia yakini milik mamanya.

"Apa gini ya?n Ih aduh culun banget. Apa gini? duh jangan deh jijik banget. Terus harus gimana nih rambut gue?" Revan menatap wajah Dion yang memelas dengan tatapan bingung.

"Lo kenapa sih?" tanyanya.

"Duh, ini kan pertama kali gue masuk sekolah lo. Ya harus ganteng dong! Gue nggak mau ya kalah ganteng sama lo!" katanya sambil menyisir rambutnya.

Revan hanya menggeleng lalu memakai kaus kakinya. "Kalo mau bareng gue turun sekarang. Gue nggak mau telat." Katanya lalu mengambil tas dan turun untuk sarapan.

"Eh, Mas! Tungguin woi!" dengan segera, Dion melesat ke kamarnya dan bersiap-siap menuju sekolah barunya dengan rambut yang ia sisir sekenanya. Ah, nggak papa, mau digimanain gue juga tetep ganteng.

Sesampainya di sekolah, ia heran melihat betapa banyak cewek yang begitu memuja kakaknya. Ia hanya ikut tersenyum menyapa beberapa sapaan yang ditunjukkan untuk kakaknya sedangkan yang disapa hanya memasang wajah datarnya seraya terus berjalan tidak memperdulikan sekitar. Dion membuntuti Revan menuju ruang guru untuk menemui wali kelas baru Dion. Setelah itu Revan pergi dan meninggalkan Dion yang sedang mengobrol dengan wali kelas barunya.

Setelah selesai dengan urusan ini-itu, Dion diantar ke kelas barunya. Ia sudah dikenalkan dengan salah satu anggota kelas ini kemarin oleh kakaknya. Ia harap hari ini ia akan duduk dekat dengan Yola agar tidak menjadi pendiam.

Dari luar, kelas barunya terlihat sangat ramai entah karena apa, lalu ketika Bu Indah—wali kelas barunya meminta mereka untuk diam, seketika kelas menjadi gening lalu ia dipersilahkan untuk memasuki kelas barunya yang akan ia tempati selama tiga tahun kedepan. Ketika masuk ke dalam kelas, matanya langsung tertuju pada Yola yang tertunduk seperti tidak peduli keadaan sekitar, lalu matanya seperti ditarik untuk melihat sesosok makhluk cantik yang duduk sebangku dengan Yola.

Matanya bulat, pipinya tembam, alisnya cukup tebal dan senyumnya manis kala menyapanya kembali. Salah tingkah, Dion lalu mengedarkan pandangannya. Pegangan pada tali ranselnya mengerat mengingat senyum gadis itu. Duh, belum kenal aja udah deg-degan.

"Hari ini kita kedatangan murid baru dari Inggris. Silahkan perkenalkan diri, Nak." Bu Indah mempersilahkannya mengenalkan diri pada duapuluh sembilan murid di dalam kelas barunya.

"Hai, nama saya Dion Ardiansyah Putra. Biasa dipanggil Dion." Dion memperkenalkan dirinya pada teman-teman baru kelasnya. Ia memberikan senyum terbaiknya saat ini untuk menarik perhatian anak-anak kelas agar dipandang baik.

"Baik, Dion. Kamu bisa duduk di bangku kosong disamping Gerald." kata Bu Indah menunjuk bangku kosong di samping Gerald.

"Terimakasih, Bu." Dion sedikit membungkuk memberi hormat lalu duduk di samping Gerald. Dion mendaratkan pantatnya tepat di samping seorang cowok bernama Gerald. Setelah meletakkan tasnya, ia langsung mengulurkan tangannya untuk mengajak Gerald berkenalan.

"Dion,"

"Gerald." Lalu mereka tersenyum. Tapi pandangan Dion langsung beralih ke sosok di depannya yang kini sedang mendengarkan penjelasan Bu Indah dengan seksama. Hih, lucu banget sih, jadi pengen gue kantongin.

"Udah ada buku?" tanya Gerald tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Ia menoleh kearah Gerald yang menaikkan satu alisnya sambil memegang buku matematika bersampul biru.

"Eh, ada tapi nggak dibawa. Belum tahu jadwalnya soalnya." Jawabnya sekenanya.

"Yaudah, barengan aja." Gerald meletakkan bukunya ditengah-tengah meja mereka agar Dion bisa ikut membaca soalnya.

Broken (PINDAH DI DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang