Mentari begitu terik di siang ini, membuat keringatku bercucuran di seluruh tubuhku, mengingatkanku saat bunda menyiramiku dengan air se ember penuh karna aku sulit untuk bangun, "maklum aku semalam dapat shift malam dan ngak bisa tidur sampai subuh" karna pasien sedikit terjadi problem gituu.
Aku terus melewati koridor RSU ADGS ini, untuk menuju ruang istirahat ku hehe maksudnya ruang biasa kami standby, kalian tahu sendiri perawat sedikit berbeda dengan dokter, di mana dokter di berikan ruang khusus, namun walaupun begitu kami tetap bisa istirahat dan aku sangat mencintai my professi.
Aku sudah beristirahat sekitar 2 jam, aku juga sudah ngemil-ngemil manja dan melaksanakan sholat zhuhur dan ini saatnya aku kembali ke naluri kemanusiaanku melaksanakan tugas muliaku ini heheh. . .
***
Sekarang tepat pukul 03.00 dan ini saatnya aku pulang, sebelumnya aku sudah melakukan pendokumentasian, ini sangat berguna untuk pergantian shift berikutnya dan juga jika pasien dan keluarganya menuntut. Kami bisa melakukan pembelaan diri salah satunya dengan bukti dokumentasi keperawatan ini.
Aku segera ke ruangan biasanya kami stanby, namun dari luar aku mendengar ada suara dari dalam ruangan, seperti orang menangis namun samar-samar terdengar oleh telingaku. Untuk menjawab rasa penasaran ku ini, aku dorong pintu ke bagian dalam dengan sangat pelan dan hati-hati.
Astaga betapa terkejutnya aku, aku melihat seorang perempuan yang sedang teisak-isak, lalu dengan spontan aku panggil "airin??, kenapa kamu? Apa yang terjadi?". Lalu perempuan itu mengangkat kepalanya yang semula di tekuk di lututnya. (aku melihat matanya merah dan sangat sembab sepertinya ia sudah lama menangis). " aku bodoh..!!, aku perawat ngak guna..!!, aku benci sama diri aku sendiri..!!, aku ngak bisa nyelamatin dia laa" (dengan air mata yang bercucuran dan penuh amarah, airin terus mengerutu terhadap dirinya).
Huuufttt aku tarik napas dalam-dalam karna aku tahu ini bukan kali pertamanya airin begini, setiap pasien yang di tanganinya dan tidak bisa tertolongkan airin selalu kesal, karna dia merasa dia gagal menjadi seorang perawat, yaah tentunya apa lagi yang kami inginkan saat bekerja selain kesembuhan seorang klien kami, rasanya jika pasien kami sembuh ada rasa bangga dan puas di hati kami, dan jika mereka harus menghembuskan napas terakhir begitu membuat kami terluka dan sangat menyayat hati ini.
akupun menghampiri airin, dan memegang pundaknya "ai.. Kita udah berusaha aii.. Semaksimal kita, dan untuk hasil akhir kita hanya bisa pasrah dan (kalimatku langsung di potong airin).
"lalu apa gunanya kita sebagai perawat??, apa gunanya dokter jika kita tidak bisa menolong nya laaa!! (sangat terlihat dari nada suara airin bahwa ia sangat kesal).
" ai maut, riski, jodoh itu udah ada yang ngatur , selama kita sudah berusaha semaksimal kita, selama kita sudah melakukan tugas kita dengan prosedur yang benar kita hanya bisa pasrah ai, Allah lah yang merencanakan semuanya, hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi, airin ngak boleh ngomong gitu".
"ta..tapii.." ( dengan suara yang terisak-isak) "tapi aku ngak sanggup la, aku ngak kuat melihat anaknya masih kecil-kecil begitu harus di tinggal bapaknya, istrinya masih sangat muda untuk menjadi janda, aku kasian laa, seharusnya mereka tidak kehilangan ayah kalau bukan aku yang ngerawatnya..!!
Aku sontak terdiam karna bagaimanapun aku selalu menyaksikan perpisahan pasien dengan keluarganya, semua histeris, teriak-teriak nggak karuan, sampai ngesot-ngesot di lantai bahkan ada yang marah-marah juga nyalahin perawat dan dokter pokoknya campur aduk kek gado-gado. Tentunya aku akan merasakan kesedihan sama seperti airin karna apa lagi yang kami inginkan melainkan pasien pulang dengan selamat dan meninggalkan senyuman di wajah pasien dan keluarganya.
"Airin...(aku meletakkan tangan ku di kedua lengan airin sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya) airin harus terima, airin harus ikhlas ini itu udah bagian dari pekerjaan kita, airin juga ngak boleh nyalahin diri sendiri, selama airin melakukannya dengan benar airin harus semangat apapun hasilnya, jangan melawan ketetapan Allah ai, kita ngakkan sanggup, dan kita tidak akan bisa ( airin menatap ku dengan dalam sepertinya ia meresapi perkataanku ).
Suasana berubah menjadi kaku tidak ada yang terdengar kecuali semburan AC Rumah Sakit ini, "iya la, kamu benar (tiba-tiba airin mengeluarkan perkataan), terimakasih Shakila kamu udah menyadarkan aku, semuanya udah di atur Tuhan, selama ini aku nggak percaya sama diri aku sendiri dan tuhan, terima kasih shakila".(sontak airin memelukku dan aku membalas pelukkan airin)
"sama-sama ai, lain kali jangan kek gini lagi yaa, yang semngat, dan ikhlas (tuturku padanya).
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakila a Nursing Sweet
RomanceSHAKILA AISYAH adalah seorang Perawat yang bekerja di salah satu Rumah Sakit terkenal di Indonesia, dalam menjalani profesinya Shakila mengalami kehidupan begitu sulit dan rumit, Shakila pernah mengalami frustasi dan menutup dirinya terhadap lingk...