musibah

18 2 2
                                    

Koper  warna - warni memenuhi ruangan megah rumah bewarna putih itu.

"bunda mau liburan ?? "

Shakila yang datang karna di telepon oleh ayahnya tadi, langsung heran karena biasanya kalau ingin ke luar kota ayah dan bunda selalu membicarakan kepada shakilah jauh hari sebelum keberangkatan.

" enggak la "

"lalu bunda sama ayah mau kemana,  kok bawah barang sebanyak ini? "

Shakilah menuju deretan koper -koper itu.

"eeh tunggu dulu, ini kok barang - barang ila di kemas juga bund? "

Tiba - tiba terasa lingkaran tangan yang mendekap di tubuh shakila, dan memeluknya dengan sangat erat,  shakila merasakan ada tetesan air yang membasahi bahu kanannya.

" ada apa nda?  "
" kenapa bunda menangis?? "

Bunda shakilah hanya menunjukkan kertas putih yang sudah di genggamnya tadi. 

RUMAH BESERTA ISINYA MILIK BANK XXXX

Shakilah langsung tertuju kepada kalimat rumah ini disita BANK

" ini beneran bund??  "

" iya laa, maafkan ayah sama bunda ya laa "

" sebenarnya kondisi keuangan kita sudah menurun 3 tahun terakhir ini la,  ayah mu di tipu rekan bisnisnya, dan akhirnya bunda dan ayah sepakat untuk menggadaikan rumah ini la "

" lalu kenapa bisa di sita bund? , bukankah perusahaan kita masih berjalan normal ?? "

" enggak laa, pembukuan kacau karna  ayah mu di tipu sekretarisnya perusahaanpun sudah di jual ayah, dan uangnya hanya cukup untuk mengembalikan uang para penanam modal, dan pesangon karyawan la "

" kita benar - benar kehilangan semuanya sekarang la "

Aku memeluk bunda dan berusaha untuk kelihatan tegar, namun di dalam hati ku sungguh sangat bingung, dengan kedipan mata apa yang ku miliki selama ini menghilang tanpa aba - aba, dan aku menghampiri ayah yang kelihatan sangat terpukul. Usaha yang ia rintis selama ini dengan keringatnya sendiri ibarat hilang di telan masa.

"yaah... "

Aku menggenggam tangan ayahku

"ayah yang sabar yaa, semua ini sudah jalan terbaik dari Allah yah, mungkin Allah ingin kita lebih bersyukur lagi, mungkin selama ini kita masih lalai yah.  ."

Ayahku hanya tersenyum dan terlihat sekali dari sorotan matanya tertanam luka yang amat mendalam...

***

Semenjak kejadian itu, kehidupan aku dan keluarga berubah 180°, sekarang aku tinggal di rumah kontrakan ayah bekerja sebagai driver online, bunda membuka warung kecil - kecilan di depan kontrakan, tidak ada lagi aset yang tertinggal, mobil ayah, bunda, juga ikut di sita pihak bank, mobil ku kami jual, karena abang iparku mendapatkan pekerjaan di luar negeri jadi uang penjualan mobil aku berikan untuk ongkos keberangkatan kakak dan abang ipar ku sekaligus untuk biaya kehidupannya disana.  .

Sulit memang membiasakan diri dengan kondisi seperti ini, yang biasanya serba berkecukupan tiba - tiba untuk makan sehari - hari saja kami harus berfikir panjang.

Selain bekerja di rumah sakit aku juga bekerja di cafee temanku, dia sangat baik kepadaku, ketika aku sift pagi aku di perbolehkan bekerja sift sore hingga malam di caffe nya..

Capek tentunya, namun mau tidak mau aku harus kuat, karna gajiku tidaklah cukup untuk memenuhi kehidupan aku dan keluarga...

***

Shakila a Nursing SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang