Kresna

Pak Sugi

Setelah makan siang aku langsung bersiap untuk ke tempat gym, rencananya aku akan menemui Ed dan mewanti wanti atau lebih tepatnya mengancam untuk tidak membocorkan hal ini kepada siapapun.

"Halo Fid." Sapaku pada Hafid, resepsionis gym bertubuh agak gempal ini.

"Halo Pak." Sapanya balik.

"Oh ya, Ed udah dateng, Fid?" tanyaku sambil tak lupa memberikan senyum teramahku.

"Eh, Ed belum datang, nanti kalau sudah datang, aku kasih tahu." balasnya ramah dan agak salah tingkah sepertinya.

"Oh nggak usah, ntar paling juga ketemu di tempat latihan kan." Tukasku.

"Oh ya, hari ini spesial, saya minta handuk besar 2, handuk kecil 1." Lanjutku lagi setelahnya.

"Baik Pak!" Jawab Hafid sambil mengambilkan handuk untukku.

"Ini Pak!" Kata Hafid sambil memberikan handuknya padaku.

"Makasih Fid." Kataku.

Ketika mengambil handuk dari tangan Hafid, dan tak sengaja tangan kami bersentuhan, atau lebih tepatnya tangannya dalam genggaman tanganku. Dengan cepat Hafid menarik tangannya, aku pun cuek dengan hal tersebut, tak lupa sebelum masuk kulemparkan senyum termanisku kepadanya. Saat aku berjalan meninggalkan resepsionis, dapat kulihat dari sudut mataku Hafid masih terbengong dan mengamatiku. Dalam perjalananku menuju ruang loker, aku juga menyapa beberapa member dan coach gym, dan dari beberapa orang tersebut hampir bereaksi sama seperti Hafid, benar adanya senyumku ini senjata maut untuk menakhlukan siapapun. Di depan pintu ruang loker, saat hendak membuka pintu ruang loker, bertepatan dengan Pak Sugi membuka pintu tersebut, dan hampir kita bertabrakan.

"Wah, yang punya gym ini sudah dateng nih." kata Pak Sugi ketika melihatku.

"Wah Pak Sugi bisa aja! Hari ini latihan apa pak?" tanyaku.

"Hari ini saya mau latihan ikut Pak Kresna aja, biar badannya bisa kaya Pak Kresna, boleh kan pak?" kata Pak Sugi sambil menyentuh otot lengan dan traps ku.

"Pak Sugi ini badannya juga sudah bagus gitu mau latihan sama saya atau mau meledek saya nih ceritanya?" Balasku.

"Beneran mau latihan bareng kok pak! Boleh kan?" Tanyanya lagi.

"Boleh aja pak! Tapi latihan saya hari ini lumayan berat pak, lagi agak stress, Pak Sugi ikut semampunya bapak saja, jangan dipaksakan, tapi sehabis latihan kalau badannya sakit saya tidak tanggung jawab pak" Jawabku cepat.

Kejadian kemarin ditambah mimpiku semalam cukup membuat tingkat stress dan libidoku naik berbarengan, sungguh hal yang tidak wajar menurutku. Oleh karena itu aku berencana melepaskannya dengan latihan berat dan semoga sudah tidak terbayang hal lainnya. Jujur saja setelah kejadian dengan Ed dan mimpi basahku dengan Alvin, di kantor tadi kontolku tidak bisa tidur hingga sakit karena tertekan celanaku, saat inipun aku masih bisa merasakan kontolku masih setengah ereksi, untungnya saja tertutupi oleh pakaianku ini.

"Saya siap saja! Kalau habis latihan masih stress kita sauna Pak!" Jawab Pak Sugi.

"Oke pak! Saya memang sudah persiapan mau sauna nanti! Oke Pak, saya ganti baju dulu, kita langsung ketemu di tempat latihan saja." Balasku.

"Sip!" kata Pak Sugi sambil mengacungkan jempolnya dan kemudian ia beranjak menuju mesin treadmill.

Masuk ke dalam ruang loker, aku langsung bergerak ke lokasi loker favoritku, di dekat toilet dengan kaca di sebelahnya, segera aku melepas bajuku dan celana panjangku, dan sejenak mematut diriku di kaca. Aku berpose bak binaragawan, menunjukkan otot ototku dan mengagumi hasil karyaku ini sendiri. Memang aku cukup narsis sejak mengenal dunia gym, siapa yang tidak narsis kalau memiliki otot lengan yang besar, otot chest yg proporsional ditambah sedikit rambut halus yang menghiasinya, perut yang besar tapi keras dan kecang, otot bahu dan punggung yang lebar, otot quadriceps dan hamstring yang kokoh, dan tidak lupa otot calvesku pun terpahat cukup apik. Tak lama aku mengagumi tubuhku sendiri dan kemudian teringat akan awal mula kejadian kemarin, agar tidak terulang kembali, aku segera memakai baju gymku dan langsung keluar dari sana setelah memasukkan seluruh barangku ke loker.