Warn : Book ini mengandung unsur tidak jelas !
DEMI DEDEMIT!
Dongpyo yakin ia akan benar-benar terlambat sampai ke sekolah. Kedua orangtuanya tidak bisa mengantarnya karena urusan keluarga diluar kota. Terpaksa Dongpyo harus naik bus hari ini.
Namun dewa Neptunus benar-benar tak berpihak padanya. Bus yang dinaikinya mengalami ban bocor, dan Dongpyo bahkan ingin mengumpati supir bus yang tidak memiliki ban seret sama sekali.
Dongpyo akhirnya memilih jalan atau lebih tepatnya berlari menuju sekolahnya. Jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 7.10 berarti 10 menit ia harus sampai di sekolahnya.
Dongpyo merutuki kakinya yang pendek entah turunan siapa, padahal kedua orangtuanya memiliki badan yang menjulang tinggi. "Bunda ngidam apa ih, sampai kaki ku pendek begini, badan gue juga lemah banget anjir. Belum juga sepuluh meter udah mau habis nafas aja gue"
Dongpyo berhenti sejenak dan mengumpulkan banyak oksigen. Bisa-bisa ia mati sesak nafas gara-gara lari-larian. Dongpyo yakin seratuspersen, ia akan sampai ke sekolah ketika jam pelajaran pertama telah selesai.
"Kak Dongpyo, kenapa?"
Dongpyo yakin ia mengenal suara ini. Dongpyo membalikkan badannya dan menemukan Donghyun yang baru saja berhenti mengendarai motor maticnya.
Donghyun agak terkejut melihat wajah Dongpyo yang berkeringat di sisi dahinya. Buru-buru ia menarik turun dari motornya dan meraih tissue kering dari kantongnya. Donghyun menarik tangan Dongpyo agar mendekat padanya dan mengelap sisi dahi Dongpo dengan tissuenya.
Dongpyo cukup kaget dengan tindakan Donghyun. Ia sampai terdiam dan menatap wajah Donghyun yang kini berada pada jarak dekat. Tiba-tiba dada Dongpyo berdetak kencang.
"Ini kenapa gue deg-degan" batinnya sambil meraih tangannya meletakkan tangannya pada dadanya.
Donghyun menjauhkan badannya lalu menatap Dongpyo. "Kakak gak apa-apa? Dadanya sesak, ya?" ujar Donghyun khawatir dan mencoba menyentuh bahu Dongpyo.
Dongpyo menepis tangan Donghyun pelan. "A-, sor-sorry. Gue gak apa-apa kok"
Donghyun tersenyum manis dan mengacak rambut halus Dongpyo. "Delapan menit lagi bel lonceng kak, berangkat bareng aku, yuk"
TUNGGU KENAPA DONGHYUN JADI SE-SOFT INI. Dongpyo meremas celana sekolahnya. "Boleh?" tanyanya ragu.
KENAPA DONGPYO JUGA IKUTAN KALEM GINI.
Donghyun mengangguk dan menarik tangan Dongpyo menuju motornya. Setelah Dongpyo dirasa sudah duduk dengan nyaman, Donghyun melirik sebentar ke arah kaca spionnya.
"Pegangan yang erat, kak. Aku mau ngebut"
U(ㅇㅅㅇ❀)UDongpyo berjanji ia tidak akan mau lagi numpang dengan Donghyun. Bisa-bisa dia mati ditengah jalan bukn karena kecelakaan, tapi karena jantungan.
Dongpyo menunjukkan wajah melonggonya.
"Kak udah nyampe"
Dongpyo tersadar lalu buru-buru turun dari motor Donghyun. Diliriknya jam tangannya yang menunjukkan pukul 7.18, 2 menit lagi bel masuk berbunyi.
Dongpyo menatap Donghyun yang baru saja melepas helmnya. Dongpyo menajamkan kedua matanya dan mengangkat tangannya, memajukkan jari telunjuknya ke arah Donghyun.
"LO PIKIR NYAWA GUE KAYA KOCHENG OREN! KALAU GUE MATI DITENGAH JALAN GIMANA. EMANG LO MAU TANGGUNG JAWAB?"
Donghyun yang mendengar amarah Dongpyo dengan refleks menutup kedua telinganya.
"Kan, biar gak telat, kak"
"POKOKNYA JANGAN PERNAH NAWARIN TUMPANGAN LAGI SAMA GUE. MENDING GUE NUMPANG SAMA DONGBIN" Dongpyo berbalik meninggalkan Donghyun.
Donghyun menyatukan kedua alisnya. Dongbin itu siapa?
"HAH?! DONGBIN SIAPA KAK?" Donghyun berteriak sambil mengejar Dongpyo.
Dongpyo berhenti dan berbalik menghadap Donghyun tiba-tiba yang membuat Donghyun refleks berhenti juga. Dongpyo kembali menunjuk Donghyun dan menunjukkan wajah kesalnya.
"AIh, kok gemes banget" batin Donghyun yang gemas dengan wajah kesal Dongpyo.
"LO, GA USAH KEPO LO. Udah sana cabut, gue mau masuk kelas" usir Dongpyo
"Aku anterin sampai kelas, kak"
"Udah mau bel. Gak usah ngadi-ngadi lo"
Donghyun menggaruk lehernya yang sama sekali tidak gatal. "Hehehe. Aku duluan, kak" ujar Donghyun sambil tersenyum dan melambaikan tangannya dan berbalik arah.
Dongpyo menatap punggung Donghyun yang baru saja berbalik.
"EH, KEUM"
Donghyun refleks menatap ke belakangnya bingung. "Iya, kak?"
"Makasih. Semangat belajarnya" ujar Dongpyo cepat lalu berlari meninggalkan Donghyun yang terdiam.
"Ini gue disemangatin?"
Donghyun menampar pipinya keras lalu meringis. Donghyun membulatkan matanya dan tersenyum lebar.
"ANJING. BUKAN MIMPI DONG"
"GILA GUE DISEMANGATIN KAK DONGPYO"
Donghyun berteriak-teriak gak jelas sambil loncat-loncat, melupakan fakta bahwa bel masuk berbunyi.
"Keum Donghyun. Kenapa belum masuk kelas?"
Donghyun langsung kicep dan menunduk. Ia menggaruk lehernya dan tersenyum kikuk pada Pak Kyungsoo yang menatapnya datar.
"Eh-, maap pak saya gak sadar udah bel. Hehehe...."
"Sana masuk"
"Oke, pak"
Donghyun menundukkan badannya lalu segera berlari menuju kelasnya sambil senyum-senyum ga jelas.
TBC
Maaf ga bisa bikin yang gemes-gemes :(
Entah kenapa ngerasa makin aneh aja ni book (╥_╥)
Jangan lupa voment, chinguQ
(・ω<)☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya-Ku || KeumPyo
FanfictionKeum Donghyun, adek kelas bar-bar, jahilnya ketulungan dan social butterfly. Donghyun benci Matematika, Donghyun juga benci Timun, dan Donghyun juga benci makanan manis, tapi kalau yang manis kayak kak Dongpyo, Donghyun suka. Han (Son) Dongpyo, man...