PERNIKAHAN

63 17 1
                                        

"Ki, lu mau bawa gua kemana sih anjir. Penasaran nih gue."

"Entar juga lu tau."

"Ahh, gak bisa gua diginiin, Ki! Gak bisa tau gak! Udahlah lu gak usah main rahasia-rahasiaan sama gua, Ki." omel gue sepanjang perjalanan.

"Bacot banget sih lu. Lagian main rahasia-rahasiaan gimana sih anjir, kan ini gua mau kasih tau elu. Stres." celetuknya yang cukup bikin hati kecil gue ini sedikit tergores.

"Tadi anak siapa?"

"Oh Vani? Anak tante gue. Ngapa? lu suka? Wah jangan-jangan pedofil lu ya? ck."

"Bacot! Sifat dia mirip aja sama lu."

Buset.

"Bedalah, centilan dia."

***

Tidak lebih dari satu jam akhirnya gue sampai ditempat yang dimaksud doi. Tempatnya sih gimana ya? Kayak puncak gitu, tapi bukan puncak sih, tapi kayak puncak juga ah kitu welah.

"Lu tutup mata dulu."

Gue menaikan alis, "Apaan sih, alay lu Ki."

"Udah nurut aja." kekeuhnya.

Mau gak mau gue nurutin maunya dia. Lagian udah kayak bocah aja, pake tutup mata segala.

Dengan mata tertutup dia nuntun gue jalan.

"Vik,"

"Umm.."

"Sekarang lu buka mata lu."

1 . .

2 . .

3 . .

"Masya Allah.. Lailahailallah.."

"Takbir!" celetuknya.

"Allahuakbar!"

Indah bener, gue melotot saking takjubnya. Deretan lampu-lampu yang menyala dari rumah-rumah yang ada dibawah sana, dari jalan-jalan juga, bintang-bintang diatas juga bagus-bagus banget, belum lagi tempat ini juga indah banget. Pokoknya gak bisa gue jelasin dengan kata-kata.

Gue gak tau ini dimana, bahkan gue baru tau ini tempat.

Mata gue berbinar-binar, "Sumpah indah bener Ki."

" Vik "

" Umm.. "

"Gu-gue.." Gue menatap dia yang kayak nahan pengen ngucapin sesuatu.

Dia mau ngomong apa ya?

"Gue apa Ki? Lu pengen boker ya?"

"Gue suka sama lu, Vik "

GLUP

Ini gue mimpi bukan anjir? Please bangunin gue kalo ini mimpi. Gue gak mau ya waktu gue bangun, Rizki gak ada disamping gue.

Gue juga suka sama lu, Ki. Entah sejak kapan, tapi gue baru nyadar kalo gue juga suka sama lu.

"L-lu serius?"

"Gue serius, Vik. Gue suka sama lu dari dulu. haha karena gua cupu dan gua gak berani ngungkapin perasaan gua ke Lo, akhirnya gua harus nahan rasa sakit gua, rasa cemburu gua saat liat Lo bareng Reza ataupun cowok lain."

I-ini serius kan? Dia beneran suka sama gue? Dari dulu? Serius?

"Lu-lu gak lagi becanda kan? Sumpah kagak lucu Ki."

"Gue harap lu percaya."

Jadi beneran?

"Gu-gu-gu-gue.."

VIKAcu [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang