TELAT

112 59 20
                                    

Jangan lupa vote:)
Happy Reading

Senin pagi seluruh siswa akan datang sepagi mungkin. Karna gerbang akan di tutup tepat pukul 07:00 pagi. Hari ini terasa panas sekali. Tak sedikit siswa yang sudah mengeluh pada saat penaikan bendera. Bahkan ada yang berpura-pura sakit agar bisa meneduh di UKS. Panas euyyyy

Saat amanat upacara sedang berkumandang. Terjadi keributan dari arah gerbang. Akibat siswa yang telat mencoba membujuk satpam untuk membukakan gerbang.

"Mang bukain dong" Echa mengeluarkan puppy eye nya. Ya dia Echa siswa yang selalu telat bila hari senin. Hari biasa pun dia selalu datang 1 menit sebelum bel.

"Aduh maaf neng mamang teh nggak berani, ketentuan sekolah kalau ada yang telat nggak boleh masuk sebelum upacara selesai" Ucap mang Jujun berusaha sabar. Sudah 10 kalian dia memberitahu Echa tapi tetap saja gadis itu ngotot untuk masuk.

"Janji deh ini yang terakhir kali Echa telat" Ucap nya mengangkat jari kelingking nya. Masih belum menyerah untuk membujuk satpam itu.

"Ada apa mang?"
"Mampus Echa" Gumam Echa langsung menutup wajah nya dengan kedua tangannya

"Ehh ini den, neng Echa teh dari tadi maksa buat masuk" Mendengar kata - kata mang Jujun Echa langsung membuka wajah nya.

"Ehh enggak kok kak, kak Dio jangan percaya sama mang Jujun dia boong tau, Echa tadi cuma ajak mamang ngobrol kok" Ucap Echa menunjuk mang Jujun.

Dio Airlangga, anak kelas 12 yang menjadi ketua dari seluruh masyarakat sekolah. Apalagi jabatannya kalau bukan Ketua OSIS. Dio hanya menggeleng kan kepala nya, bisa bisa nya gadis ini menuduh orang lain.

"Kok mamang neng?!" Ucap bang Jujun tak Terima dituduh oleh gadis licik ini.

"Buka aja mang"
"Ehh mamang teh ga berani den, takut kena marah sama bapak kepala sekolah" Mang Jujun masih tak berani untuk membukakan gerbang untuk Echa.

"Gapapa entr biar Dio yang bilang"
"Tuh kan kak Dio aja izinin Echa masuk, masa mamang enggak. Nggak boleh loh yaa gitu lagi PAMALI" Ucap Echa menasehati mang jujun sambil menekankan kata 'PAMALI' sambil memasuki gerbang yang telah dibuka. Mang Jujun hanya bisa menggeleng kan kepala nya sembari mengelus dada. Sabar ngadepin orang sinting butuh kesabaran ekstra. Dasar sinting!!

Echa berlalu dari hadapan mang jujun dan berjalan kearah Dio. Sambil senyum - senyum nggak jelas. Dio menaikan satu alis nya keatas. Kenapa gadis ini?
"Ehh kak dio" Ucap Echa ketika sudah di hadapan dio
"Makasih yaa udah tolongin Echa, Echa pergi dulu dadahh" Lanjut nya lagi sembari berdadah dadah dan bersiap untuk berlari. Echa bingung kenapa dia tidak sampai - sampai ke lapangan.
"Siapa yang bolehin lo kelapangan?" Pertanyaan dari belakang membuat Echa menoleh. 'Pantes aja ga jalan tas Echa di pegang' decih nya dalam hati.
"Ikut gue" Dio menarik tangan Echa. Ketika melewati lapangan semua murid melihat kearah Echa. 'Takdir orang cantik' pikir Echa. 'Astaga dia lagi dia lagi' ucap salah satu siswa membuat yang lain nya mengangguk.

Sesampainya di lapangan indoor Dio langsung memberikan Echa sapu mambuat Echa bingung bukan main.
"Ehh... ehh.. Buat apa ini kak?" Tanya Echa polos
"Nyapu lah" Jawab Dio seadanya dan langsung duduk di salah satu kursi. Ucapan dio membuat nya melongo. Lapangan sebesar ini dia sendirian yang nyapu? Tuhan tolong Echa.
"Cepetan gue tungguin disini" Lanjut Dio karna tak ada pergerakan dari gadis itu. Jadi patung neng?
"Nyapu kelas kakak ajaa deh yaa kak" Echa mencoba bernegosiasi.
"Cepet Cha" Ucap dio datar membuat Echa langsung menjalankan tugas nya.

Bel tanda jam ketiga berbunyi bertepatan dengan Echa selesai menyapu lapangan sebesar stadion itu.
"Hufttt alhamdulillah selesai" Gumam Echa
"Kak ud.. Ehh" Ketika Echa menoleh ke tempat Dio duduk tadi, Dio sudah tidak ada disana.
"Yahh ditinggal, apes banget sih udah telat, di hukum, suruh nyapu lapangan pula sebel sebel" Ucap Echa sambil mencak mencak sungguh sial dia hari ini.
"Lo kenapa?" Tiba-tiba ada yang menepuk bahu nya membuat Echa refleks berteriak.
"Aaa maafin Echa, Echa nggak ganggu kok, Echa cuma nyapu disini bukan main jelangkung" Ucap Echa sambil menutup wajah nya ketakutan. Mendengar perkataan Echa membuat dio tertawa berbahak bahak. Ya Dio yang menepuk bahu Echa karna melihat gadis itu berbicara sendiri. Maklum orang sinting kan gitu!!

Feeling BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang