Jangan lupa vote:)
Happy Reading"Siapa?" Tanya Prilly menyenggol lengan Devan sembari menunjuk orang yang berada di hadapannya dengan gerakan mata.
"Ohh kenalin ini Rafi, kemarin emang nggak gabung, enggak sekolah dia" Devan memperkenalkan Rafi.
"Hayy, Prilly" Prilly memperkenalkan diri nya sembari mengulurkan tangannya ke hadapan Rafi.
"Rafi" Balas Rafi menjabat tangan Prilly, setelah itu mengulurkan tangannya ke hadapan Echa. Membuat Echa gelagapan.
"Ehh... Aku Echa" Membuat yang lain melihat kearah Echa
"Emang Echa kalau ngomong pake aku-kamu ya?" Bisik Devan kepada Prilly yang di balas anggukan oleh Prilly.
"Kadang pake nama dia mah" Ujar Prilly masih berbisik. Devan hanya mangut mangut tanda mengerti. 'Polos' pikir Devan.
Dan sekarang bertambah satu yang Echa kenal di meja ini, Rafi. Selain itu dia tak kenal sama sekali.
Mereka makan dalam diam, Echa risih sendari tadi di perhatian secara intens dengan orang yang ada di hadapan nya entah kenapa.
Zein yang sendari tadi memperhatikan Echa gelagap ketika tercyduk oleh Echa.
Bel tanda istirahat telah selesai berbunyi, seluruh masyarakat sekolah berbondong bondong memasuki kelas nya masing masing, tak terkecuali Echa dan Prilly.
Ketika pulang sekolah Dio menepati janji nya untuk mentraktir Echa eskrim. Sehabis itu Echa tak langsung pulang. Dan berakhir pulang sangat telat hingga mama nya mengamuk.
"Baru pulang? Dapet duit berapa kamu dari om-om itu?" Ucapan sinis dari arah ruang keluarga terdengar ketika Echa memasuki rumah nya. Hari ini Echa pulang sedikit telat. Dia habis jalan-jalan keliling kota dengan Dio si ketos. Tapi apa salah nya dia jarang keluar rumah tetapi selalu di marahi ketika pulang telat sekali saja.
"Om-om? Echa ga pergi sama om-om mah, Echa habis belajar buat Olimpiade" Kali ini Echa berbohong. Mau berbohong mau tidak selalu tak ada yang percaya.
"Alesan!! Pelacur kaya kamu ini dikasih hati minta jantung, dikasih jantung minta nyawa. Nggak tau diri!! Lama-lama ngelunjak juga kamu ini. Ikut saya" Ucap mama nya menyindir dan langsung menarik Echa yang sudah menangis sendari tadi ke arah gudang belakang. Semurah itukah dia? Sampai ibu kandung nya sendiri memanggilnya dengan sebutan PELACUR. Sakit yaallah:(
"Tidur disini jangan coba coba kamu keluar sebelum pagi, kalau tidak saya tambah hukuman kamu!!" Mamanya mendorong paksa Echa kedalam gudang yang sempit dan kotor ini. Punggung Echa terasa sakit, terbentur ujung sofa tua akibat mama nya mendorongnya.
Hari sudah semakin larut tetapi Echa belum juga bisa tidur, siapa yang bisa tidur di tempat sekotor ini. Echa saja sendari tadi bersin tak henti. Pukul 03:00 pagi Echa mencoba tidur dia merasa lelah sekali. Walaupun ketika tidur Echa terus bersin. Echa butuh istirahat!!.
"Echa butuh istirahat buat beraktifitas besok, jadi harus tidur" Gumamnya menutup mata.
Hari sudah semakin pagi. Matahari pun sudah menampakkan diri nya tetapi Echa tak kunjung bangun. Badan nya pun terasa panas, sepertinya dia demam.
"Bangun lo" Ucap Syifa menarik tangan Echa. Echa terkejut bukan main saat sedang mimpi indah malah di bangunin. Dasar pengganggu!!
"Cepetan bikinin gue sarapan gue laper!!" Syifa meninggal kan Echa yang masih setengah sadar. Sekitar 5 menit kesadaran Echa terkumpul semua nya. Echa bergegas menuju dapur untuk membuatkan makanan untuk adik nya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling Blue
Teen Fictionapa yang lebih sakit dari semua rasa sakit? saat hidup mu tak pernah diinginkan oleh siapa pun termasuk orang tua mu sendiri Ig :@xsmlyy Start: 04 - 05 - 2020