Happy reading guys:*
Selalu ada jalan disetiap kesulitan, selalu ada luka disetiap kebahagian. Namun, semua itu tak perlu diungkapkan, biarkan saja ku pendam sendirian.
-Rangga Arkana Mahendra-Bugh!
Duakh!
Bugh!
Bugh!
Terdengar suara keributan dibelakang sekolah, para siswa hanya bisa menyaksikan tontonan gratis itu tanpa berniat melerainya. Seorang cewek dengan tangan gemetar nya berlari menuju ruang BK, dia tidak bisa melerai sendiri aksi adu jotos tersebut.Sampai di depan ruangan yang bertuliskan kantor BK, ia langsung mengetok tanpa sabar pintu ruangan tersebut.
"Assalamualaikum."
Tok tok tok
"Assalamualaikum."
Tok tok
Ketukan ketiga ia malah mendapati wajah guru killer tersebut.
"Eh bapak, maaf pak". Karin terlonjak kaget.
"Tidak sopan sekali kamu, mengetok pintu sangat keras!" Ucap Pak Broto.
"Aduh pak, ini gawat sekali pak!"
Ucap karin tidak sabar."Gawat kenapa?! Kalo ngomong yang jelas karin!" Perintah Pak Broto tegas.
"Itu pak, ada keributan di belakang sekolah." Karin tampak khawatir.
"Keributan?! Siapa yang melakukan keributan di jam pelajaran!" Pak Broto Marah.
"Aduh pak, mendingan kita kesana sekarang aja deh, daripada bapak kepo". Ucap karin tanpa dosa.
Pak broto langsung berlari menuju belakang sekolah, meninggalkan karin dibelakangnya.
"APA APAAN KALIAN! DIKIRA INI RING TINJU?! BUBAR KALIAN SEMUA!" Ucap Pak Broto murka.
Semua siswa membubarkan diri ke kelas masing-masing.
"Daniel, rangga, ikut Bapak ke ruang BK SEKARANG!"
Disana, Karin melihat muka Rangga yang sudah tak kalap hanya menatap cemas, dia berjanji setelah Rangga keluar dari BK akan segera mengobatinya.
Di ruang BK
Setelah sekian lama hening, Pak Broto yang sedari tadi hanya memandangi kedua wajah pelaku akhirnya bersuara.
"Kalian udah bosan sekolah?!HAH!"
Bentak Pak Broto"JAWAB RANGGA, DANIEL!"
"Tiap hari kerjaan kalian itu cuma berantem, berantem, dan berantem".
"Bapak bosen liat kalian disini setiap hari".
"apa kalian ini tidak kasihan melihat orang tua kalian banting tulang kerja setiap hari demi membiayai sekolah kamu berdua?"
"Coba dipikir!"
"Apa gantian aja, orang tua kalian yang sekolah, terus kalian yang cari kerja! HAH?!" ucap Pak Broto tampak emosi
"KALO MEREKA ADA WAKTU BUAT SAYA, PASTI SAYA TIDAK AKAN PERNAH SEPERTI INI!" Kali ini bukan Pak Broto yang bersuara.
"JAGA BICARA KAMU RANGGA!"
Atmosfer di ruangan tersebut berubah mencekam.
***
Di kelas karin terlihat khawatir dengan kondisi Rangga, ia tampak gelisah sampai akhirnya ia memutuskan untuk keluar kelas.
"Aduh, gue harus kemana nih, kan gue kaga tau dimana rangga." Karin berhenti ditengah koridor seperti orang hilang.
"Apa gue ke UKS aja ya, siapa tahu Rangga ada disana." Karin mulai melangkahkan kaki ke ruang UKS.
Diketuknya pintu UKS berwarna abu-abu itu, Karin melangkahkan kakinya kedalam. Terlihat sosok yang sedang terbaring diatas ranjang dengan muka penuh luka.
"Rangga." Karin melangkahkan kaki mendekati Rangga.
Sang pemilik nama menoleh ke sumber suara, lalu memalingkan wajah sembari menutup mata dengan tangan diatas kepala. Karin merasa sedih dicuekin oleh orang yang dia sayang.
"Mau apa lo kesini?" Ucap Rangga dengan mata terpejam.
Hening menyelimuti mereka, hingga akhirnya Karin mengeluarkan kotak P3K lalu mengobati Rangga dengan sangat hati-hati.
"Kenapa lo lakuin itu?" Karin tampak memperhatikan luka Rangga
"Lo ngomong sama gue?" Pertanyaan bodoh macam apa ini!
"Lo kira gue ngomong sama dedemit UKS?!" Karin memanyunkan bibir, wajahnya yang chubby tampak sangat menggemaskan.
"Sana pergi aja lo." Usir Rangga tampak acuh.
"Ish, gak tahu terima kasih lo, untung aja ada yang perhatian." Karin tampak sebal dengan tanggapan Rangga yang kelihatan cuek, tapi secuek apapun Rangga, Karin tetap sayang kok.
"Serah lo dah." Acuh Rangga.
Karin membereskan peralatan P3K lalu duduk disebelah ranjang Rangga. Hening tercipta diantara mereka berdua, hingga akhirnya Karin mulai membuka suara.
"Ngga." Panggil Karin pada Rangga.
"Hm." Rangga tak berniat menyahuti.
"Gue mau ngomong serius sama lo." Karin menatap Rangga serius.
"Emang dari tadi becanda?" Rangga mengubah posisi nya menghadap Karin.
Sial, kenapa dia balik ngehadap gua, ya tuhan Karin butuh pasokan oksigen kalo lama-lama ditatap cowok gans kek gini.
"Rin, lo kenapa bengong, ah elah kata mau ngomong serius giliran mau diseriusin malah bengong, aneh lo." Karin terlonjak dalam lamunannya, dia tampak galfok saat Rangga mengatakan mau diseriusin! Omegot Stop Karin stop, lo itu cuma sekedar sahabat GAK LEBIH ingat! Dan perlu dicapslock biar gak bablas.
"Atau jangan-jangan lo sedang menikmati ketamvanan gua yang haqiqi ini?" Rangga menaik turunkan alis.
Karin memukul lengan Rangga, "Lama-lama disini gila gue."
"Iyalah, gila dengan ketamvanan gue ini kan?" Ya ampun ni anak kalo ngomong kenapa bener banget sih!
"Dah lah males, mending gue ke kelas tidur, daripada disini sama serangga yang pede nya tingkat anaconda." Karin melangkahkan kakinya keluar UKS, ada perasaan lega setelah bertemu dengan Rangga.
Karin sadar bahwa semua perasaannya mustahil tuk terbalas, karena Rangga hanya menganggapnya sebagai sahabat dan gak lebih, gak perlu ditawar juga.
Karin lah yang selama ini ada disisi Rangga untuk sekedar berbagi suka dan duka. Rangga juga sama, ia selalu melindungi karin, menjaganya seperti adik sendiri, karena seburuk apapun kondisi Rangga, hanya karin seorang yang tau.
Yeay.... Akhirnya selesai juga part satu.
Part satu kelar aja udah bahagia nih si mimin, apa lagi satu cerita wattpad dah komplet.
Sujud syukur dah lo min!Oh ya guys, jan lupa vote and coment.
Kalo yang uda vote and coment mimin ucapin makasi banyak ya, semoga dukungan klean bisa menambah semangat mimin:)
5 mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
laa budda
Teen Fiction"hanya satu yang kupinta, mendapatkan jodoh yang bisa menjadi imam sampai di syurga." -Aisha Alifa- "mungkin aku tak layak bagimu wahai bidadari, tapi mampukah kau membimbingku untuk menjadi pangeranmu kelak di surga?" -Rangga Arkana Mahendra- "Perc...