-5-

33 6 5
                                    

Happy reading:*

Rangga menatap ngeri keadaan kamar yang sangat berantakan, baju dimana-mana, pakaian kotor campur aduk disana, plastik-plastik cemilan berhamburan ke penjuru kamar, sudah persis dengan kapal pecah. Yahh begitulah kalau anak pondok mulai rajin mengotori.

"ADA APA INI?!" Panji berkoar marah, melihat satu persatu pelaku onar tersebut.

"Kalian ini tiap hari bikin kericuhan! Apa gak bosen HAH?! Saya kasih kalian satu kesempatan lagi, kalo sampai kalian berbuat onar lagi, saya tidak akan segan-segan untuk melaporkan kepada abah!" Semua penghuni kamar terdiam.

"Berhubung disini kamar yang paling sedikit penghuni nya, kamu saya tempatkan di kamar ini, kalo ada apa-apa lapor saja sama saya. Jangan sungkan-sungkan."

"Iya, makasih." Ucap Rangga singkat.

"Hei kalian, ada teman baru bukannya disapa malah pada mlongo!" Panji mengagetkan penghuni kamar.

Tiba-tiba mereka malah bertingkah konyol.

"Hai mas, kenalin aku iyan." ujar salah seorang santri dengan gaya menyeknya, sungguh memalukan! Damian Raditya, sering disapa iyan, seorang cowok yang dikenal dengan seribu ke absurd an karena tingkah konyolnya yang kerap mengundang gelak tawa lawan bicaranya.

"Hallo bro sini maen." apa-apaan nih si alpin malah ngajak maen dikira lagi di dufan apa! Sosok yang mempunyai nama Alfino Daffa Muwaffaq, kerap sekali dijuluki preman pesantren karena kelakuannya yang sangat nakal dan juga kerap membully santri-santri lugu. Mungkin Rangga akan kalah nakalnya dengan si Alpin.

"Apasih lo pin alpin. Mending kita ngaji aja kuy." kali ini si cowok ganteng plus pinterrr namanya Rehan. Raihan Syahreza siapa sih yang gak kenal sama si cowok multitalent, pinter, suaranya bagus, manis kaya gulali dengan lesung pipi yang kerap menjadi gosipan para santriwati.

"Banyak bacot kalian. Santri baru itu diajak masuk dulu bukan diajak kenalan elahhh." Nah kalo yang ini si cowok play boy tapi kece siapa lagi kalo bukan Satria Wijaya. Sudah tidak aneh lagi jika santri putri menjadi korban dari si buaya darat ini.

Sekarang mereka yang akan menjadi teman sekamar Rangga, para cowok dengan kekurangan dan kelebihan yang saling melengkapi, begitulah arti sahabat menurut mereka.

"Yaudah Rangga dari pada kamu bingung menanggapi teman-teman mu yang gaje itu, mending kamu langsung aja membereskan semua keperluan mu selama disini. Saya tinggal dulu."

Setelah kepergian Panji si pengurus pondok, Rangga melangkahkan kaki masuk kedalam kamar.

"Bro, mau gue bantu nggak?" si Iyan tiba-tiba muncul disebelah Rangga.

"Busett, lo udah kaya setan aja tiba-tiba muncul." Rangga hampir terjungkal gara-gara tingkah si cowok absurd.

"Ya mangap broo gue kan cuman nawarin."

"Gaperlu!" Ucap Rangga dingin

"Galak bener, pms ya lo." si Iyan mulutnya pengen ditabok.

Iyan malah mendapat tatapan tajam dari Rangga.

"Ya udah oke kalo lo kaga mau diganggu, gue pergi bye." Iyan naik keatas ranjang merebahkan tubuhnya. Nikmat mana lagi yang kau dustakan wahai qoum rebahan. Begitulah slogan Iyan. Dasar!

Setelah selesai membereskan baju-baju dll. Rangga merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Di pondok tersebut menyediakan ranjang susun bagi para santri nya, tidak jarang jika ada santri yang terjatuh karena terlalu dalam bermimpi, sampai tidak terasa kalau dia sudah terjun bebas dari atas ranjang. Makanya kalo mimpi jangan ketinggian, ntar kalo jatuh ga ada yang nolongin kacian.

  ***

Niatnya mau rebahan santuy eh malah kebawa tidur. Sampai malam tiba, Rangga masih terlelap dalam mimpi, hingga akhirnya terdengar suara dobrakan keras.

Brak brak brak

Sang empu merasa risih dengan suara yang sangat menganggu itu.

"Ish, siapa sih yang dobrak-dobrak pintu! Ganggu orang tidur aja!" Rangga malah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Sang pengurus mengetok ngetok ranjang besi dengan tongkat. Sambil memukul pantat santri-santri kebo tersebut.

"WOY BANGUN WOY TAHAJUDAN!" teriak sang pengurus ditelinga para santri yang masih ngebo.

"Hoaammm, ngantuk banget." Satria duduk dengan mata terpejam, Kemudian beranjak dari tempat tidur mengambil air wudhu.

Jdugh
sial! Satria baru saja menabrak sesorang.

"Aduhhh! Lo kalo jalan jangan sambil merem,elah. Kepala gue sakit nih." Alpin menonyor kepala Satria.

Satria yang baru saja tersadar ditonyor Alpin akhirnya membuka mata. "Eh, kok lo tiba-tiba didepan gue." Maklum nyawanya belum dikembaliin sama si mimi peri jadinya yaa gini.

"Aish, nih anak emang bener-bener ya!" Alpin menjitak kepala Satria lalu beranjak pergi.

Satria hanya mengaduh kesakitan, kemudian menyusul Alpin yang lebih dulu mengantri wudhu.

Yahhh disinilah mereka berdua berada, di tempat wudhu yang ramai akan para santri yang sedang mengantri, namanya juga santri, apa apa serba mengantri, tapi kalo urusan jodoh mah pasti banyak yang ngantri. Mueheheh.

Alpin melirik Satria sekilas, lalu tiba gilirannya, Alpin mengambil air wudhu, selesai itu ia kemudian pergi ke kamar untuk membangunkan teman-temannya yang masih pada ngebo. Terutama si Iyan paling susah dia kalo dibangunin.

Alpin masuk kedalam kamar, disana tinggal Rangga dan Iyan yang masih tertidur pulas, "Aish, gak bangun jugak! Oke gue punya ide." Sesuatu terlintas dipikiran Alpin, ia menampilkan smirk nya, entah apa yang sedang direncanakannya.



Jan lupa vomen ya guys

Dukungan kalian semangat buatku

  13 Mei 2k20


laa buddaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang