Chapter 2~Sorry

149 44 17
                                    

Sebuah kesalahan yang tak sengaja terkadang membawa kita ke hal yang tak terduga.

~•0•~

Ups sorry!!

Aurel merutuki dirinya sendiri, sekarang ia sudah menjadi pusat perhatian seluruh murid. Wajahnya merah padam karena menahan malu ditambah tatapan ke-empat cowok yang berada di dekatnya membuatnya ingin ditelan oleh bumi.

''S-s-sorry g-gue gak tau kalo ini tempat kalian,'' ucap Aurel gugup karena ketakutan sekaligus malu, ia
menundukkan kepalanya.

''Eh, jangan tegang gitu dong kita gak gigit kok.'' Ucap Aldo dengan tatapan genit nya. Memang ia termasuk golongan playboy tingkat kakap.  Bagaimana tidak hampir semua siswi di sekolah ini menjadi mangsanya.

Danis ikut menimpali, ''Baru kali
ini gua liat ada cewek yang berani duduk di tempat ini. Gimana
rasanya? hmm?'' Mata Danis melihat Aurel intens.

Sean cuek dengan kehadiran cewek disampingnya. Ia hanya menatapnya sekilas dan kembali di sibukkan oleh ponselnya. Menurutnya itu bukan hal yang terlalu penting untuk perhatikan.

"Gila tuh cewek, berani bener duduk di bangku para most wanted!!"

"Eh itu cewek baru kan, kok gak takut ya duduk di situ."

"Sok cantik bener tuh orang.
Mana caper lagi! Huh!"

Dan masih banyak lagi cibiran
yang membuat lidah Aurel terasa
kelu. Walau pelan namun masih bisa di dengar oleh Aurel.

Cowok yang berada di
sebelah kanan Aurel masih melihat nya dengan senyum tipis nya.
Kemudian mendekatkan wajahnya
ke telinga Aurel hingga hembusan nafas nya terasa. Tubuh Aurel
menegang, ''Pulang sekolah bareng
gue dan gue gak nerima penolakan!!'' Sembari menekankan kalimat terakhirnya.

Aurel mematung, ia tak tau harus berbuat apa. Semua orang di kantin melihatnya. Sungguh, jika waktu bisa diputar kembali, ia tak akan duduk disini. Lebih baik tidak makan dari pada ber-urusan dengan mereka.

Sarah merasa iba melihat Aurel berdiam diri menjadi pusat perhatian kantin ini. Namun ia tidak bisa menolong Aurel karena ia tidak mau menjadi sasaran para fans yang menggilai para Most Wanted. Sedari tadi ia hanya memperhatikan Aurel dari jarak yang tidak terlalu dekat.

Perhatian semua murid di kantin teralihkan oleh seorang cewek berkaca mata berjalan mendekat ke arah bangku yang sudah menjadi tontonan semua murid. Ia menyinggungkan senyum ramah melihat Aurel. Terbesit harapan di benak Aurel agar ia bisa membantunya.

''Lo Aurel Anastasya kan? Murid
pindahan?'' Tanya cewek dengan pipi lesungnya, ia sama sekali tak peduli suasana yang terjadi saat ini karena lebih mementingkan perintah guru.

''I-iya kenapa??'' Tanya Aurel bingung.

Cobaan apa lagi ini Tuhan?
Kok masalah udah kayak kereta? Panjang bener dah!! beruntun lagi.

Aurel berharap takdir tak begitu kejam, hingga membiarkannya menghadapi masalah bertubi ini.

''Lo di panggil sama Bu Diana mending sekarang lo ke sana deh, sorry gue gak bisa nganter''

''Iya gak papa kok, makasih''

Cewek tersebut mengangguk dan meninggalkan kantin yang masih
hening. Aurel melihat kepergian cewek rambut hitam lurusnya itu, di satu sisi ia senang bisa pergi dari kantin terkutuk ini. Namun ia juga merasa khawatir masalah apalagi yang ia hadapi di ruang kepala sekolah nanti.

Two WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang