Chapter 1~Mengenal

195 51 32
                                    

Sebuah permulaan tak semua indah, namun pasti akan berakhir dengan indah walaupun di tengahnya pahit.


~•0•~

Bunyi alarm mengganggu tidur nyenyak seorang gadis berusia 16 tahun. Pukul enam pagi dengan malas Aurel mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya di kamarnya. Kamar berdominasi warna coklat dengan wangi strawberry memang terlihat aneh namun tak sedikitpun mengganggu sang empu. Setidaknya,  tak buruk begitulah pemikiran Aurel.

Hari ini merupakan hari pertama di sekolah barunya. Setelah melewati sesi debat yang begitu panjang dan sengit dengan Mamanya, akhirnya memutuskan untuk pindah seminggu sebelum waktu masuk sekolahnya.

Disinilah dia sekarang, Kota Jakarta yang jauh dari kata sejuk, kemudian terkenal dengan macetnya. Huh! benar-benar kehidupan yang tidak ia inginkan di tambah lagi kota ini juga sangat kejam. Entahlah, Aurel belum mengetahui kejam seperti apa.

Dibalik itu semua setidaknya dengan pindah ke kota ini ia akan sering menghabiskan waktu dengan Mamanya. Selain itu dengan berjalannya waktu tinggal disini ia bisa melupakan semua kenangan yang menyayat hatinya. Ya, mungkin hal tersebut akan menjadi alasan ia betah tinggal di kota ini. Aurel menghembuskan nafasnya, berharap takdir menggoreskan kisah yang baik.

Aurel berjalan menuju kamar mandi dengan langkah malasnya. Setelah selesai ritual mandinya ia segera memakai seragam barunya. Tak buruk, seragam kemeja putih polos dilapisi jas merah maron dengan dasi dan rok senada. Aurel melihat dirinya di pantulan cermin. Seperti biasa ia menguncir rambutnya dengan beberapa helai dibiarkan menjuntai menambah kesan elegannya.

Setelah bersiap Aurel melangkahkan kakinya menuju balkon kamar.  Cahaya mentari menerpa tubuh berlapis seragam serta semilir angin membelai rambut gelombangnya sehingga bergerak mengikuti alunannya. 'Selamat pagi untuk Aurel semoga hari pertama sekolah tak begitu buruk,' batin Aurel menyemangati diri sendiri.

Aurel menuruni tangga menuju meja makan, ''Selamat pagi, Ma.'' Sapa Aurel sembari bergabung di meja makan. ''Pagi Aurel," jawab Ana. Ayah Aurel sudah meninggal sejak ia berusia 12 tahun karena kecelakaan tunggal. Namun sampai sekarang penyebab pasti kecelakaan belum di ketahui. Kelelahan, menjadi dugaan penyebab kecelakaan tersebut.

''Aurel, hari ini Mama akan berangkat ke Surabaya untuk urusan bisnis.'' Ana melihat raut wajah Aurel berubah menjadi murung. Bagaimana tidak, semenjak meninggalnya ayah Aurel, Ana disibukkan oleh bisnis suaminya itu. Bahkan pernah meninggalkan Aurel hampir sebulan.

''Ma, kita ini baru aja tinggal di sini seminggu. Masa Mama udah ninggalin Aurel sendiri? Lagian kita pindah kesini kan karena kerjaan Mama juga, sekarang kenapa malah pergi?''

Tau gitu gak usah pindah aja sekalian.

Ana hanya menghela nafas mendengar respon dari putrinya.

''Maafin Mama Aurel, tapi kamu tenang aja Mama udah nyewa asisten rumah tangga jadi kamu gak sendiriam di rumah.'' Aurel menghentikan kegiatan makannya, menatap wanita paruh baya di hadapannya dengan malas.

''Aurel udah gede gak perlu asisten rumah tangga, lagian Aurel juga udah terbisa sendiri.'' Aurel berusaha membujuk agar Ana tak perlu menyewa asisten rumah tangga sembari menghabiskan sarapan di hadapannya.

''Pokoknya Mama tetap menyewa asisten rumah tangga!'' Keputusan Ana bulat dan tidak dapat di ganggu gugat.

Aurel memutar bola matanya
malas, ''Ya udah terserah Mama." Aurel meraih tasnya kemudian berlalu keluar dari rumahnya.

Two WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang