Chapter 5~Amarah

94 36 9
                                    

Kenyataan terkadang mempermainkan perasaan tanpa peduli dengan hati yang terluka, namun percayalah semua itu akan menjadi indah bila kita mengetahui misteri di balik kenyataan tersebut.

~•0•~


Ketukan pintu kamar membuat gadis yang tengah tertidur nyaman menggeliat. Ia menguap karena rasa kantuk masih menyerangnya. Dengan malas ia turun dari ranjangnya dan berjalan gontai menuju pintu yang masih di ketuk sesekali terdengar suara perempuan di balik pintu yang memanggil namanya.

Ceklek

Saat pertama kali membuka pintu terpampang perempuan paruh baya dengan senyum manis yang tak pernah luntur. Walaupun usianya tidak lagi muda namun ia masih nampak seperti baru saja menginjak usia dewasa.

''Selamat pagi Aurel, sekarang kamu mandi trus siap-siap. Tante nunggu di bawah buat sarapan trus ke rumah kamu'' Felly mengusap pipi Aurel sesekali mencubitnya membuat sang empu meringis kesakitan.

''Aduh, aishh tante kebiasaan deh. Ya udah Aurel mandi dulu'' Aurel sedikit kesal karena kebiasaan tantenya ternyata belum menghilang.

Felly terkekeh melihat Aurel yang nampak kesal. Menurutnya wajah Aurel sangat lucu apabila marah. Ia kemudian turun kebawah menuju meja makan menunggu Aurel.

Aurel menyusuri tangga turun kebawah untuk sarapan. Ia sudah di tunggu oleh tantenya. Saat sarapan hanya ada suara dentingan sendok dengan piring. Keduanya masih terfokus dengan makanannya. Hingga Felly membuka suaranya.

''Aurel tante minta maaf ya,nanti setelah tante antar ke rumah mu tante harus pergi ke asrama nya Deri karena dia lagi berbuat ulah. Tante gak bisa anter kamu ke sekolah''

Aurel mengangguk, ia mengerti kalo tantenya juga memiliki anak yang harus ia urus. ''Gak papa kok, nanti Aurel bisa berangkat sekolah sendiri. Tante tanang aja Aurel udah gede'' Ucap Aurel di sela makan nya.

Felly menghembuskan nafas lega, ''Iya makasih udah ngertiin tante dan kamu harus hati hati berangkat sekolahnya. Biar bagaimana pun bahaya itu tetap mengintai siapa aja''

Mendengar nasehat dari tantenya ia teringat oleh Ana yang selalu menasehatinya.

Setelah selesai sarapan Felly mengantar Aurel ke rumah nya. Karena jarak rumah Aurel yang dekat, tepatnya berada di sebelah kompleks rumahnya. Sehingga membutuhkan waktu tak terlalu banyak. Namun tanpa Felly sadari terdapat sebuah mobil bersinggungan dengan nya kemudian perlahan berhenti di depan rumahnya.

''Makasih ya tante udah nganterin Aurel'' Felly tersenyum kemudian mengangguk mendengar perkataan Aurel. ''Sama-sama, kalo ada waktu sering-sering ya nginep di rumahnya tante''

''Oke siap tante'' Aurel memberikan hormat bendera nya. Kemudian keduanya tertawa renyah. Aurel keluar dari mobil tersebut sembari menatap rumahnya.

Perlahan Aurel mendekat ke arah pagar. Mobil yang di kendarai Felly mulai beranjak dari rumah Aurel. Aurel mengedarkan pandangan dan terkunci pada seorang wanita yang sedang menyapu halaman rumah nya. ''Itu pasti asisten rumah tangga yang di sewa mama'' gumam Aurel sembari mendekat ke wanita tersebut.

Wanita yang umurnya hampir kepala empat tersebut sedikit terkejut melihat ada seseorang yang berdiri di depan nya. Kemudian ia tersenyum mengingat bahwa anak majikan nya akan datang pagi hari karena semalam menginap di rumah tantenya.

''Non sudah pulang, silahkan masuk non bibi udah nyiapin seragam dan sarapan'' Wanita tersebut sangat sopan membuat Aurel sedikit merasa aneh karena baru pertama kali ini ia memiliki pembantu.

Two WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang