Chapter 4~Sebuah Rasa

107 37 13
                                    

Dunia itu sempit, saking sempitnya hampir semua orang di sekitar kita saling berkaitan dengan masalah kita.

~•0•~

Varo dan para sahabatnya sedang berkumpul di rumah nya. Sudah menjadi kebiasaan menghabiskan waktu sepulang sekolah hingga malam bila di landa gabut.

Danis sibuk membaca komiknya sedangkan Aldo dan Sean sedang bermain playstasion sembari berteriak lebih tepatnya Aldo yang berteriak karena sedari tadi kalah dengan Sean.

''Yah yah dikit lagi padahal gue menang. Yaelah curang lo Sean sekali- kali gue kek yang menang!!'' ujar Aldo cemberut dan langsung mengakhiri game nya lalu mengganggu Varo yang asyik dengan ponsel nya. Sean hanya mengidikkan bahunya acuh menanggapi Aldo.

''Varo, sebel gue ama Sean main nya curang mulu'' rengek Aldo sembari bergelanyut manja di lengan Varo.

Varo bergidik ngeri dan menghempaskan tangan Aldo yang bergelanyut manja di lengan nya. ''Ih sumpah jijik gue deket ama lo, kalo gak bisa main game ya gak usah main''

''Abang jahat, aku tuh gak bisa di giniin'' Aldo mendramatis

''Apa Aldo udah gak waras ya gara gara kalah terus ngelawan Sean?'' gumam Varo prihatin namun masih di dengar oleh Aldo.

''Enak aja bilang gue gak waras, masa ganteng begini di bilang gak waras'' protes Aldo tak terima.

''Serah lo dah, udah sana jangan ganggu gue'' Usir Varo

''Emang lo ngapain sih sibuk amat kayaknya'' Aldo langsung menyambar ponsel Varo dan melihat foto Aurel di ponselnya.

''Wih ini cewek yang tadi di kantin gak sih? siapa namanya Ariel? Aurel?'' Aldo mengingat ingat cewek yang langsung jadi pusat perhatian di kantin.

''Namanya Aurel, emang kenapa kalo gue punya fotonya gak boleh?'' ucap Varo sinis.

Mendengar hal itu Danis menghentikan aktivitas nya dan langsung bergabung dengan pembicaraan Varo dan Aldo. Sedangkan Sean masa bodoh dia cuek dan memilih bermain game di ponsel nya.

''Tumben amat lo liatin foto cewek biasanya juga ogah ogahan, udah move on nih?'' tanya Danis sembari menaik turunkan alis nya

''Iya nih, udah mulai suka lo sama Aurel? kok cepet amat?'' timpal Aldo

''Ya namanya juga suka wajar lah'' ucap Danis santai

''Sebenernya gue udah ketemu Aurel seminggu yang lalu'' pengakuan Varo yang langsung di tanggapi dengan cengo an kedua teman nya.

''Hah kok bisa sih? trus tadi Aurel kok kayak gak kenal ama lo?'' Semprot Aldo spontan. Varo menyinggungkan senyum mengingat Aurel tadi berada di kantin. Ia tidak menyangka dengan drama hidupnya. Seolah semua memang di susun secara rinci tanpa ada kesalahan.

Flashback on

Varo berada di bandara yang penuh dengan lautan manusia, ia tengah mencari sepupu nya. Sudah lama mereka tidak bertemu sejak dua tahun yang lalu.

Seseorang berjalan ke arah Varo dengan santai kemudian menepuk pundak nya ''Mencari siapa Varo?''
Sontak Varo berbalik badan dan betapa terkejutnya Varo melihat sepupunya yang sangat ia rindukan.

''Woaaa hei apa kabar? Ah lo tambah ganteng aja'' Ucap Varo sembari bertos ala cowok.

''Bisa aja lo eh tapi emang banyak sih orang yang bilang ganteng'' balas sepupu Varo dengan sombongnya.

''Masih gantengan gue kali daripada lo!udah ah gak usah di bahas nanti gak kelar kelar lagi urusan nya. Oh ya lo tinggal di rumah gue aja ya?'' tanya Alvaro pada sepupu nya

Two WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang