23

2.7K 121 2
                                    

"Soal perjodohan kemarin yang gue usulin, gimana?" Lanjut tanya adit

-------------------------------------------------------------

"Oke setuju" ucap pria itu

"Kapan kapan kita harus bawa anak kita makan malam bersama, gimana lex?" Tanya adit dan pria itu yang diketahui namanya adalah alex, ayah vilan

"Baiklah" ucap alex

---------

Dilain tempat fely sedang terisak, ia sungguh bingung dan sakit mendengar ucapan pedas dari faro

"Jangan buang air mata lo buat dia" ucap seseorang dibelakang fely dengan nada dingin

"Hiks...hiksss..Kenapa sih len hidup gue serumit ini?" Ucap fely dan ia tau siapa pria yang berada dibelakangnya itu.Allen

"Rencana Tuhan sungguh baik fel" ucap allen menenangkan fely

Kemudian allen mengajak fely untuk kembali ke kelasnya karena pelajaran akan segera dimulai lagi

Keemudian tak lama masuklah guru sejarah

"Felysia zahwa dirgama!" Panggil bu dewi yang sedang mengajar didepan kelas mereka

"Ahh iya bu?" Ucap fely gelagapan

"Kenapa kamu ngelamun selama pelajaran ibu?" Tanya bu dewi tegas

"Oh ituu bu....anuu...shh" ucap fely bingung

"Anu..anuu apaa?, sekarang kamu keluar!" Pinta bu dewi tegas

"T-ta-tapi bu" ucap fely takut dan sedikit ia melirik ke arah allen yang justru cuek

"Bisakah kau keluar fely?" Tanya bu dewi tegas

"Baiklah bu" ucap fely mengalah dan akhirnya ia melangkahkan kakinya keluar dengan malas

Kemudian fely keluar dan duduk dikursi didepan kelasnya

Kemudian matanya menangkap faro yang sedang berjalan kearahnya

Ia berharap faro kali ini menemaninya, namum harapannya itu sirna ketika faro melewatinya tanpa memandangnya

Dengan tergesa  gesa fely menyusul  faro

"Al" panggil fely namun faro tak kunjung berhenti ataupun menoleh kearahnya

"Jangan ganggu gue" ucap faro dingin kemudian fely memberhentikan langkahnya  dan memutar balik tubuhnya

"Jika dia tak peduli, itu teguran untukku supaya benar benar menjauh darinya" batin fely

Tak terasa jam sekolah  telah selesai. Fely dan Vilan berjalan beriringan menuju tempat parkir motor

"Lo kenapa si fel? Dari tadi murung terus" ucap vilan merasa bingung dengan fely,  karena sejak tadi fely hanya diam saja

"Ga papa." jawab fely

"Lo putus sama faro?" Tanya vilan lagi kemudian fely hanya mengangguk dengan lesu

"Udahh fel, jangan dipikirin terus. Lo sakit ntar" ucap vilan seraya menggenggam tangan fely

Fely yang merasa tangannya digenggam pun langsung menoleh kearah vilan

"Kalo gitu gue akan coba nerima lo, setelus hati tanpa ada paksaan" batin fely

"Fel lo tau ga?" Tanya vilan namun ia tak menatap fely

"Engga lah goblog!" Kesal fely

"Mata lo itu indah jadi gue harap lo jangan liatin gue lama lama ya, gue takut kehipnotis sama mata lo" ucap vilan masih dengan tatapan kedepannya

Kemudian fely menunduk, betapa malunya ia sekarang, ternyata vilan merasakan jika tadi fely melihatnya terus

"Apaan si lo ni" ucap fely menunduk, menyembunyikan rona merah yang berada dipipinya





"Tetep mau berdiri disitu?" Tanya vilan pada fely

Tak terasa selama ia berjalan nunduk, ia sudah sampai parkiran

Kemudian fely menghampiri vilan dan menaiki motornya.

Setelah perjalanan menuju rumah vilan sedikit jauh akhirnya mereka sampai juga

Vilan sengaja mengajak fely kerumahnya untuk memperkenalkannya pada bundany

Tokk...tokkk...tokkk....

Kemudian keluarlah seorang wanita yang belum sedikit tua, kira kira usianya sama dengan ayah fely

"Siang bun" sapa vilan pada bundanya

"Ohh udah pulang" ucap rine- bunda vilan

"Ayo masuk" ajak vilan pada  fely yang sedang gugup

Kemudian mereka duduk diruang tamu

"Ini fely ya?" Tanya rine membuka suara

"Ahh... iya tan" jawab fely kaku

"Masih kaku ternyata" gumam rine lalu tersenyum pada fely

"Panggil aja bunda fel" ucap rine

"Ahhh iya  bun.." balas fely seraya tersenyum manis menampakan gigi putihnya

"Mau makan?" Tawar  rine

"Terimakasih bun, tapi fely kenyang" ucap fely

"Bukan masalah besar juga, bunda vilan baik dan cantik" batin fely

"Okee kalo gitu bunda ke kamar dulu ya" ucap rine lalu diangguki oleh fely

Setelah mrnunggu vilan mengganti bajunya kini pria itu sudah berada disamping fely

"Mau minum apa?" Tanya vilan

"Gamau minum apa apa" jawab fely

Dengan tiba tiba vilan mrnarik fely untuk mengikutinya ke taman belakang rumahnya

"Gue mau ngomong sesuatu fel" ucap vilan, ketika mereka sudah sampai disana

"Ngomong aja" ucap fely

"Gue sayang sama lo fel, gue cinta sama lo, dan gue gamau kehilangan lo. Lo bisa bales, fel?" ucap vilan kemudian  diakhiri dengan pertanyaan

"Gue tau ini terlalu cepat  fel, dan gue maklumin lo karena lo baru putus sama faro. Ga papa kalo lo belum mau jawab, mungkin karna hati lo masih berpihak pada faro" ucap vilan lalu mengelus pucuk kepala fely dengan sayang

"Maka dari itu lo harus bantu gue buat lupain dia dan nerima lo dengan setulus hati gue" ucap fely dan vilan sedikit terkejut, kemudian vilan membawa fely kedalam pelukannya

Fely merasa nyaman dalam pelukan itu, rasanya ia ingin memberhentikan waktu agar ia selalu berada dipelukan vilan.

"Ehemmm..." deheman seseorang membuyarkan drama kecil fely dan vilan

"Bunda" kaget vilan ketika melihat bundanya berada dibelakang mereka dengan membawa sebuah kotak merah kecil

"Kalian ini masih kelas X  sudah peluk pelukan saja" ucap rine dan fely pun merasa malu

"Hehehe ga kuat ditahan terus bun" balas vilan dengan kekehan kecilnya

"Oiyaa ada apa bun?" Tanya vilan

"Bunda cuma mau ngasih ini kecalon menantu bunda" jawab rine

"Apa ini bun?" Tanya fely ketika mendapatkan sebuah kotak kecil merah

"Buka saja" balas rine

.....



"Jangan pergi hanya karena kita sering bertengkar, jangan egois hanya karena ingin selalu menjadi benar. Anggaplah pertengkaran dan keegoisan kita sebagai pembelajaran, bahwa kita adalah dua orang yang takut akan kehilangan." ~~ OLAA

Vote + comment + Follow

My Twin is My Boyfriend [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang