"Buka saja" balas rine
......
-------------------------------------------------------------
"Wahhh kalungnya bagus banget bun" ucap fely takjub
"Dipake ya" balas rine dengan senyumannya
"Ngga deh bun ini pasti mahal dan bunda aja yang pake pasti bunda tambah cantik" tolak fely secara halus karena ia merasa tak enak
"Itu buat kamu jadi kamu haruus pake" ucap rine
"Hmm yaudah deh bun fely pake. Makasii ya bundaa" ucap fely senang lalu beralih memeluk rine
"Yaudah bun, vilan ajak fely pulang ya soalnya udah sore" ucap vilan
"Yaudah hati hati" balas rine
"Fely pulang ya bun" pamit fely lalu menyalimi tangan rine
"Iyaa sayang" balas rine seraya tersenyum
Selama perjalanan fely ataupun vilan tak bergeming dan mrmilih untuk diam sedangkan vilan fokus
Jujur saja fely belum melupakan faro, ntah kapan ia akan melupakannya tapii ia berjanji akan berusaha
"Mau mampir ngga?" Tanya fely ketika mereka sudah sampai didepan rumah fely
"Gausah fel, titip salam aja buat bokap lo" balas vilan lalu tersenyum
Merasa tubuhnya sangat lengket, fely mrmutuskan untuk membersihkan badannya
"Ayah?" panggil fely
"Iya sayang?"
"Fely kangen bunda" ucap fely tiba tiba dan membuat adit terkejut
"Setelah kau lulus sekolah, bunda mu akan pulang" ucap adit
"Lama sekali yah" ucap fely dengan wajah ditekuknya
"Sabar ya"
Kemudian fely memutuskan untuk kekamar dan menenangkan pikirannya
"Ahh pusing gue" gumamnya lalu merabahkan dirinya diatas tempat tidurnya
--------
"Fely, bangun sayang" ucap adit seraya menepuk pelan pipi fely
"Hmm"
"Ya ampun kamu panas fel" kaget adit ketika menempelkan tangannya dikening fely
"Kita kedokter ya sekarang" dan fely pun hanya mengangguk lemah
Tak tunggu waktu lama mereka sudah sampai dirumah sakit
"Gimana dok keadaannya?" Tanya dokter tersebut
"Anak bapak terkena gejala kanker otak, dan saran saya harus segera dibawa ke china untuk menjalankan pencegahan dan pengobatan" ucap dokter tersebut dan membuat adit terkejut bukan main
"Baiklah pak saya akan menguurus surat keberangkatan saya dan anak saya hari ini, tolongurus surat surat dari rumah sakit ini, saya akan kembali 2 jam lagi" ucap adit, kemudian ia berjalan keluar rumah sakit dan menuju bandara
Setelah sampai dibandara, adit segera mencari ruangan temannya
"Vi, aku butuh bantuan mu" ucap adit khawatir
"Tenanglah dit, ada apa?"
"Akuu dan fely harus berangkat kechina sekarang, apa kau bisa membantuku dengan pesawat pribadimu?" Tanya adit dan vian pun terkejut namun tak lama ia mengangguk
Setelah 2 jam mengurus surat surat dibandara, akhirnya fely dan adit pun sudah sampai dibandara dengan keadaan fely yang masih lemas
"Kita berangkat sekarang" ucap vian dan diangguuki oleh adit
"Ayah?" Rintih fely
"Iya, kenapa sayang?" Tanya adit cemas melihat putrinya itu
"Vilan" ucap fely lemas
"Ayah akan kabari nanti jika kita sudah sampai di china" ucap adit kemudian fely terlelap
Akhir akhir ini memang fely suka merasakan pusing dan mual dan ia pikir itu mungkin ia hanya kecapekan aja
Setelah beberapa jam didalam pesawat, akhirnya mereka sampai di china dan adit langsung membawanya ke rumah sakit yang sudah dirujuk
Dilain tempat
"Ra, fely udah dateng belom?" Tanya vilan yang bertemu rara
"Hah belom ni, biasanya kan bareng lo" ucap rara
"Tadi gue ke rumahnya tapi ga ada orang, bokapnya juga ga ada" ucap vilan
"Aduhh kemana tu bocah. Mungkin ijin dia ada acara keluarga" ucap rara meyakinkan
"Tapi kenapa ga ngabarin gue coba" balas vilan sedikit kesal dan rara hanya menggeleng
Ketika jam istirahat, vilan sudah berada dikantin dan melihat allen yang juga sedang berjalan kearahnya
"Loh bukannya kalian ada acara keluarga?" Tanya vilan bingung
"Kalian?, acara keluarga?, ngomong apa si lo" ucap allen
"Fely ga berangkat karna ada acara keluarga kan?" Tanya vilan merasa ada yang janggal
"Engga" jawab allen santai
"Lalu fely sama om adit kemana?" Gumam vilan
Tak lama ada sebuah panggilan suara di ponselnya
"Om adit" ucap vilan dan allen pun langsung menoleh
"Hallo om?"
"Hallo vilan, om mau ngasih kabar ke kamu kalo fely pindah ke china, karena ia harus menempuh pendidikan disini"
"Lah kenapa om?"
Tutt...tuuutt..tutt..
"Apa lan?" Tanya allen penasaran
"Fely pindah ke china" jawab vilan sedih dan tentu saja saat faro melewati mereka ia mendengar. Faro terkejut namun ia tak menampilkan wajah terkejutnya
"Coba lo telfon om adit lagi" ucap allen
Kemudian vilan mencoba menelfon adit
"Hallo?"
"Om yakin fely pindah?"
"Iya vilan, om minta maaf ya dan selama disinii fely tidak dibolehkan bermain hp,"
"Kok gitu om, tapi fely bakal balik lagi kan?"
"Tidak bisa ditentukan"
Kemudian sambungan diputuskan sepihak oleh adit
"Apa apaan ini" kesal vilan membanting ponselnya
"Gimana katanya?" Tanya allen
"Gatau gue, nanti klo guru nanya dimana gue bilang aja gatau" ucap vilan lalu meninggalkan allen dan berjalan menuju kelas lalu mengambil tas dan keluar gerbang tanpa sepengetahuan satpam
Vilan memutuskan untuk pulang kerumah, ia tau konsekuensinya jika ia pulang kerumah saat jam sekolah ia pasti akan dimarahi oleh bundanya dan ia tak peduli, yang iabutuhkan sekarang adalah kamar dan sendiri
Cklekk
"Lohh kok udah pulang? Ini masih jam sekolah lo" ucap rine
"Kalo bunda mau marahin vilan nanti aja bun, vilan lagi pengen sendiri" ucap vilan lalu memasuki kamarnya
"Okeoke bunda ga akan ganggu" rine cukup heran dengan putranya itu
Saat dikamar vilan berusaha tidak emosi dan tidak memecahkan barang barang disekitarnya, kemudian ia duduk dibalkon kamarnya yang terlihat prmandangan yang cukup asri
"Kenapa lo ninggalin gue" gumamnya seraya menatap sendu kedepan
"Lo bilang kalo lo akan berusaha buat cinta juga sama gue, tapi kenapa lo ninggalin gue sialan" isak vilan, cukup ia tak kuat jika membendung air matanya
"Sialan lo sialan" ucap vilan lagi dengan nada emosi
Kemudian ia merasa pusing dan seketika semuanya gelap
Vote+comment+Follow
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twin is My Boyfriend [Tamat]
Teen FictionAlfaro Satya Dirgantara dan Elfara Fatwa Dirgantara adalah remaja yang kembar tidak identik yang harus terpisah satu sama lain yang disebabkan oleh masalah keluarga. Kemudian ayah faro dan fara membawa kabur putri kecilnya ikut bersamanya. Alaro ik...