lima

1K 86 1
                                    




"Mark, bisakah kau menjelaskan kenapa kau harus bekerja paruh waktu seperti ini? " Tanya Taeyong yang duduk dihadapan Mark.

Mark menunduk dalam. Tak berani menatap wajah Taeyong. "M-maaf Hyung"

Taeyong tersenyum dan mengelus kepala Mark. "Maaf, ya. Hyung tidak bisa memberimu uang yang banyak. Sehingga kau harus bekerja keras seperti ini"

Mark mendongak. Memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya. "Hyung, bisakah kau mendengarkan penjelasanku? Aku harap kau tidak akan marah setelah mengetahui semuanya" Ujar Mark.

Alis Taeyong terangkat sebelah. "Silahkan" Jawabnya.

Mark berdehem sebelum berkata. "S-sebenarnya, aku bekerja sekeras ini bukan karena uang untuk kesenanganku, hyung. Aku melakukannya untuk jaehyun hyung" Mark menjeda ucapannya. Matanya terasa panas seolah ingin mengeluarkan sesuatu. Atau bisa kita sebut, air mata.

"Jaehyun hyung sangat membutuhkan uang saat ini untuk pengobatannya. Jaehyun hyung-

"Leukimia?"

Taeyong segera menyela ucapan Mark. Dan kenyataanya...

Memang benar.

Bocah itu menangguk sambil menundukan kepalanya.

"Mark, mengapa kau berani padaku?" Tanya Taeyong dengan nada Lebih serius. Tangannya mengangkat dagu mark dengan kasar.

"KAU INI MASIH ANAK KECIL YANG TIDAK TAHU APA APA, MARK. TIDAK BISAKAH KAU LEBIH TERBUKA PADAKU? " Teriak Taeyong pada mark yang tengah terisak.

Karena mark tak kunjung menjawab, Tangan Taeyong terangkat untuk menampar mark.

Namun, sebelum tangan kurus itu mendarat dipipi mark..


BRAKKK

Pintu didobrak dengan sangat kencang. Ternyata pelakunya adalah Jennie yang sedang menggendong Haechan

Flashback on

Jennie mengetuk rumah Taeyong. Ia ingin berkunjung kerumah kekasihnya yang selama belakangan ini tengah sibuk bekerja.

Namun, walaupun ia sudah mengetuk pintu beberapa kali, tak ada satupun jawaban. Akhirnya ia pun mengunjungi rumah song ahjumma. Ia tahu karena Taeyong pernah memberi tahunya.

"Anyeong, ahjumma." Sapa Jennie.

Song ahjumma pun yang sedang menimang haechan di halaman rumahnya.

"Eoh, jennie-ya, ada apa? " Tanya Song ahjumma.

"Emm, ahjumma, aku ingin menjemput haechanie" Jawab Jennie.

"Oh, baiklah." Song ahjumma menyerahkan haechan yang tadi ia gendong.

Setelah menjemput haechan, Jennie mengajak bocah kecil itu untuk kembali kerumah Jung.

"Noona, Taeyong hyung bilang, echan akan menginap di rumah song ahjumma. Tapi, kenapa noona menjemput echan?" Tanya Haechan.

"Tidak jadi, sayang. Echan akan tidur dengan noona malam ini. Bagaimana?"

"Woah, echanie mau!" Teriak haechan. Sedangkan Jennie hanya tertawa ringan.


Setelah sampai dikediaman Jung, jennie tak langsung masuk. Karena di dalam terdengar ada keributan. Itu seperti suara Taeyong. Akhirnya ia berdiri didepan pintu sambil menggendong haechan yang sudah terlelap saat diperjalanan tadi.

Saat jennie mendengar teriakan Taeyong, ia pun memberanikan diri untuk masuk kedalam dengan mendobrak pintu masuk dengan keras.

"CUKUP TAEYONG! "

Flashback off

Tangan Taeyong turun kembali setelah mendengar suara teriakan jennie.

"Kau tidak seharusnya membentak Mark seperti itu! Kau ini kenapa Taeyong?! " Tanya Jennie dengan suara tinggi nya.

Taeyong terduduk lemah. Apa yang baru saja ia lakukan? Jennie menyerahkan Haechan pada mark lalu menyuruh mereka untuk pergi ke kamar. Ia harus berbicara dengan Taeyong. Hanya berdua.

Jennie menghampiri Taeyong lalu membawa laki itu kedalam pelukannya. "Tenanglah, Tae. Maaf aku tadi mendengar semuanya. Bagaimana kalau sekarang kita menjenguk Jaehyun di rumah sakit. Biar aku yang menanyakan alamat rumah sakitnya pada mark" Jennie pun masuk kedalam kamar mark dan menanyakan keberadaan jaehyun. Setelah nya, ia langsung mengajak Taeyong kerumah sakit tersebut.



Mobil jennie berhenti didepan rumah sakit yang sempat Taeyong kunjungi. "Jennie-ya, aku sudah kesini tadi sore. Dan kata resepsionis nya, tidak ada pasien yang bernama Jaehyun" Ujar Taeyong.

"Namanya Jung Yoon Oh" Jawab jennie.

Keduanya masuk kedalam rumah sakit dan menanyakan ruangan jaehyun. Saat sudah menemukan ruangan jaehyun, keduanya masuk.

Pemandangan permata yang mereka lihat adalah tubuh kurus Jaehyun yang terbujur diranjang rumah sakit dengan segala macam peralatan medis yang tertempel ditubuhnya.

Hati Taeyong teremas. Ia memang bukan kakak yang baik. Sampai ia tak mengetahui keadaan jaehyun yang sebenarnya.

Jennie dan Taeyong menghampiri ranjang jaehyun. Dan keajaiban Tuhan, jaehyun mau membuka matanya.

"H-hyung" Panggil jaehyun dengan suara lemahnya.

Taeyong memegang tangan jaehyun yang dingin dengan erat. "Jaehyun, kenapa kau melakukan ini padaku? Rasanya sakit sekali"

Jennie tak kuasa menahan air matanya. Ia pun memeluk kembali tubuh ringkih kekasihnya. "Jangan katakan hal yang menyedihkan, lee taeyong! " Bisik Jennie.

"Hyung, maafkan aku" Ujar Jaehyun masih dengan suara yang terendam oleh masker oksigen.

"Tidak apa apa. Cepatlah sembuh jaehyunie" Jawab Taeyong.

Dan malam itu, taeyong menghabiskan malamnya bersama jennie dan Jaehyun.




FOUR SIBLINGS [NCT 127]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang