Vote + Comment
✨Enjoy✨
-
-
-Feylaaa lo gak papa kan?" teriak Rani ketika melihat Feyla masuk di kelasnya. Setelah dari UKS Alan membolehkannya untuk kembali ke kelas tentu saja dengan paksaan dari Feyla. Alan sudah menyuruhnya untuk beristirahat di UKS namun Feyla tetap memaksa untuk kembali ke kelas.
Agung segera menghampiri Feyla, memegang kedua pipi Feyla menatap gadis itu khawatir.
"Lo gak papa kan? mana yang sakit?" tanya Agung memeriksa seluruh tubuh Feyla.
"Gak usah modus bangke" ucap Mika lalu menarik kerah baju Agung dari belakang dengan kasar agar menjauh dari Feyla.
"Woi! kecekek gue bego" protes Agung karena Mika menarik kerahnya hingga lehernya tercekik.
"Bodo!" balas Mika singkat lalu menghampiri Feyla.
"Lo gak papa kan Fey?" tanya Rani mengulangi pertanyaannya tadi.
"Iya Fey gak papa kok gak usah lebay deh" jawab Feyla tersenyum manis.
"Gak papa gimana? Lo sampe pingsan gitu" ucap Mika khawatir. Mereka belum pernah melihat Feyla pingsan sebelumnya. Maka dari itu mereka sangat khawatir dengan keadaan sahabat mereka itu.
"Ish beneran gak papa, Fey tuh kuat tau" balas Feyla meyakinkan.
"Lo tuh bikin khawatir Fey" ucap Manda lalu memeluk sahabatnya itu. Rani dan Mika pun ikut memeluk Feyla. Mereka berempat berempat berpelukan bagaikan Teletubbies.
Agung bergerak untuk ikut memeluk mereka.
"Ehh mau ngapain lo?" tanya Zidan.
"Mau ikut pelukan lah" jawab Agung santai.
"Keenakan lo anjirr" ucap Zidan lalu menarik kerah baju Agung seperti yang tadi dilakukan Mika.
"Mending sini lo peluk gue aja" sambungnya lalu memeluk Agung.
"Idih jijik gue anjir" balas Agung mencoba melepaskan pelukan Zidan.
"Woi lepasin, geli gue begoo" teriak Agung agar Zidan melepaskan pelukannya itu.
Teman kelasnya pun hanya melihat mereka sambil tertawa. Kedua anak itu memang sering sekali bertingkah konyol.
♦♦♦
Kringg...
Bel pulang akhirnya berbunyi. Setelah pulang sekolah Feyla dan para sahabatnya berencana untuk membeli barang-barang keperluan untuk Bazar.
"Eh hari ini jadi kan?" tanya Manda sambil membereskan barangnya bersiap-siap untuk pulang.
Feyla mengangguk "Jadi dong" ucapnya.
"Mika, lo bawa mobil kan?" tanya Manda pada Mika."Bawa" jawab Mika singkat menunjukkan kunci mobilnya pada Manda.
"Gud" balas Manda mengacungkan jempolnya. Mereka akan membeli barang menggunakan mobil Mika
"Trus kita para cowo yang ganteng-ganteng ini tugasnya apaan?" tanya Zidan dengan pedenya memuji diri sendiri. Ia merangkul bahu Agung yang langsung ditepis oleh si empunya.
"Jauh-jauh lo tai" ucap Agung menjauh dari Zidan.
"Dih baper lo gara-gara gue peluk tadi?" goda Zidan pada Agung.
"Gak usah dibahas bego" balas Agung menendang kaki Zidan.
"Anying!" umpat Zidan ketika kakinya ditendang.
"Ck lo berdua ribut mulu dah" tegur Rani pada kedua orang itu.
"Lo duluan"
"Lo yang duluan tolol"
"Lo berdua ngomong lagi gue gampar nih" ucap Mika angkat bicara membuat Agung dan Zidan berhenti saling menuduh dan nyengir ke arah Mika.
"Buat yang cowo tugasnya buat spanduk" jawab Manda ketika kedua anak itu sudah diam.
"Oh spanduk doang gampang" balas Zidan menjentikkan jarinya.
"Jangan lupa di spanduknya harus ada tulisan 'Ciw-Man' yang gede, okee?" Ucap Feyla mengingatkan.
"Lo yakin Fey mau pake nama itu buat stand kita?" tanya Hazard yang dari tadi hanya diam saja.
"Yakin lah. Kan kita juga udah sepakat" jawab Feyla. Hazard hanya menghela napas pelan. Terserah lah apa kata Feyla toh dia tidak akan bisa melawan.
"Ya udah yuk berangkat" ucap Feyla lalu berjalan keluar kelas. Langkahnya terhenti ketika melihat Alan sudah berdiri di depan kelas menunggunya. Ia menepuk keningnya.
"Astaga lupa" ucapnya pada diri sendiri. Ia lupa tadi Alan sudah bilang akan pulang bersamanya. Feyla kemudian menghampiri Alan.
"Ayo pulang" ajak Alan ketika Feyla sudah ada di depannya.Ia mengambil tangan Feyla untuk ia genggam.
"Eh bentar dulu" ucap Feyla membuat Alan mengernyit bingung.
"Kenapa?" tanya Alan.
"Hari ini aku sama yang lain mau beli barang buat Bazar" jelas Feyla pada Alan.
"Bazar?"
"Iya bazar buat ujian praktek" jelas Feyla lagi.
"Terus?"
"Ya kamu pulang sendiri aku sama mereka" ucap Feyla menunjuk temannya.
"Aku ikut kalo gitu" balas Alan santai.
"Ihh ngapain ikut orang cuma mau beli barang kok" balas Feyla.
"Ya udah kamu pulang sama aku, ntar aku tinggal suruh orang buat beli barangnya" balas Alan pada gadisnya itu.
"Gak usah toh barangnya cuma sedikit ngapain nyuruh orang segala" tolak Feyla.
"Tap-"
"Gak! kamu balik aja sono duluan" potong Feyla ketika Alan hendak protes.
Alan menghela napas kasar. Kenapa gadisnya ini tidak mengerti sekali. Ia hanya ingin Feyla selalu dalam pengawasannya. Mungkin setelah ini ia akan menyuruh salah satu bawahannya untuk mengawasi gadisnya itu.
"Oke, tapi kamu jaga diri ya" ucap Alan mengusap pelan kepala gadisnya.
"Siap Bos" balas Feyla sambil mempraktekkan gaya hormat.
Alan terkekeh geli "Ya udah aku duluan" ucapnya lalu berlalu pergi.
Alan sebenarnya ingin mengecup kening gadisnya dulu sebelum pergi tapi ia tidak ingin membuat gadisnya itu malu, lagi.
"Elah protektif amat dah tuh pacar lo Fey" ucap Agung kepada Feyla ketika Alan sudah berlalu pergi.
Feyla hanya diam tak merespon. Benarkah Alan pacarnya? Alan memang berkata bahwa mereka pacaran tapi ia sendiri bahkan tidak bisa mengingat kapan mereka berdua jadian.
Tbc...