16. SADAR

59 21 6
                                    

Jangan pergi jauh jika aku tidak bersamamu.ku tau aku egois tapi cinta mu itu adalah aku.Jangan pernah kamu lupa,ingatlah bahwa aku disini menantimu
.
.
.

"Seminggu lagi acara pernikahan mu semua sudah papa urus ini udah keputusan papa dengan keluarga Abraham"ucapnya tegas tak ada penolakan

"Pah ini terlalu cepat buat Rara"

"Ini sudah keputusan Papa, Mah kamu yang mencarikan gaun nya Papa sudah memesan gedung"

Rara langsung meranjak pergi dari meja makan kepalanya ingin meledak sekarang belum selesai dengan Fiko ada lagi masalah baru membuat ia pusing berat.

"Raa tunggu" Rini langsung mencekal Davin

"Rara butuh waktu udah kamu lanjut makan"

"Bujuk dia sampai mau perjodohan ini akan banyak keuntungan besar di keluarga kita"

"Papah egois! Kenaapa secepat ini Rara juga mau ujian harusnya dia fokus ujiannya dulu bukannya keuntungan yang Papa cari"serkas Davin dan berlalu pergi

•••

"Fikk bagus gak"

"Hm"

"Ini cocok kan buat ulang tahun Evelyn"

"Ya"

"Yaudah aku bayar dulu yaa"

Fiko sangat jengah akhir-akhir ini ia seperti diperbudak harus menuruti keinginan nya jika tidak akan mengancam nya.

Sedang apa gadisnya apakah dia baik-baik saja? dia sungguh merindukannya ia menyesal membuat Rara nangis tapi mau gimana lagi.

Felicya datang membuyarkan lamunan Fiko.

"Fik makan yuk aku laper"

"Nihh makan sendiri" Fiko memberikan uang lima lembar seratusan

Kali ini dia harus menentangnya ia harus menemui Rara dan meminta maaf .

Fiko segera pergi sebelum mendengar rengekan bitch satu ini merepotkan!.

Sangat tidak mungkin juga Rara mau menemui nya jika ia terang-terangan kerumah pasti akan diusir pemiliknya.

Fiko tampak berfikir keras "bagaimana yaa"

Ia sudah didepan balkon kamar Rara tadi ia memanjat untung saja ada tangga jika sudah nekat apa saja dilakukan bukan?.

Fiko melihat gadisnya terisak apakah ia masih menangisinya? perasaan menyesal menjalar ke seluruh tubuh nya ia pantas dibilang lelaki bodoh?pantas sekali.

"Raaa"

Tidak ada jawaban

"Raraa"sembari mengetuk pintu balkon

Mendengar ada yang memanggil Rara langsung menghapus air mata nya.

Rara beranjak dan melihat sosok yang sangat dirindukan

"FIKO."

"Raa bukain dong gak kasian apaa"

Segera Rara membuka pintu

"Ngapain kesini?" ketus Rara ia sangat malas bertemu tapi juga merindukan nya

Fiko langsung menarik Rara duduk di ranjang

"Kenapa nangis?"

"Ish jawab dulu ngapain kesini?"

"Aku gak boleh kesini?aku gak boleh kangen pacarku?"

Jamais Fini [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang