Meskipun kita berbicara lewat perantara, namun tetap saja itu semua mampu membuat ku tersenyum tawa
-Uknown-
***Nada dan teman temannya sudah berada di parkiran sekolah menunggu kelas X Ipa 3 keluar dari kelas nya. Nada dan Aul duduk di tepi teras masjid sambil memainkan ponsel, sedangkan ketiga temannya masih berdiri dengan tas yang dipegang di depan dada.
Suara klakson motor terdengar sekilas ditelinga Nada. Gadis itu mendongakkan kepalanya keatas. Terlihat disana, Axino tengah tersenyum menatapnya lalu menghampiri Nada sebentar.
"Loh belum pulang, Vir?." tanya Axino.
"Eh itu lagi nungguin temen kak." sahut Nada tersenyum kikuk.
"Mau kakak anterin?."
"Eh nggak usah Kak. Aku bisa bareng sama temen temen kok.""Oh yaudah.. Kalo gitu kakak pulang dulu ya, kalo ada apa apa chat kakak aja ok."
Nada mengangguk secepat mungkin seraya berkata. "Oke."
"Assalamualaikum." pamitnya mengusap kepala Nada lembut. "Waalaikumsalam."
Axino berjalan kearah motornya setelah mengajak keempat temannya untuk pulang.
"Byee Virgin byeee Araa byee semua nya.." teriak Liam melambaikan tangan, hingga motor itu menghilang begitu saja di depan gerbang. "Bye Kak."
"Sumpah tadi kak Liam ganteng banget yawloh. Jadi baper dedek." pekik Occha mendramatisir.
"Lebay banget sih kamu, Cha." celetuk Zaza.
"Bilang aja iri Za."
"Idih ogah aku iri sama kamu Cha. Unfaedah banget.""Serah kamu lah Za. Occha lagi baik hari ini ga mau ribut dulu sama kamu..'
"Iyain biar cepet." kata Zaza, Nada dan Aul bersamaan membuat gadis itu cemberut seketika.
"Jahat kalian sama akuu.." gumam Occha.
"Eh maaf, lama."ucap mereka.
"Iya gapapa kok.. By the way kalian tadi kemana aja?Tumben telat keluar." ucap Ara.
"Tadi ada problem dikit. Kalo gitu kita pergi sekarang yuk takut macet dijalannya." ucap Eral.
"Oke."
Ken naik keatas motornya terlebih dahulu kemudian disusul oleh Nada.
Ara duduk diboncengi oleh Fino, Zaza dengan Danius, Aul dengan Eral, dan Occha dengan Erick. Setelah selesai, mereka menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata rata.****
Darka merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk nan hangat. Kamar bernuansa black and crown itu terlihat sangat polos tanpa ada hiasan yang terpajang di dinding. Lelaki itu merenggangkan semua otot yang lelah.
Setelah selesai membersihkan diri, Darka mengambil ponsel nya diatas kasur. Ia membuka aplikasi whatsapp yang terdapat banyak notif dari semua wanita baik yang satu sekolah maupun tidak. Tapi ia hiraukan pesan itu lalu menekan notifikasi yang dkirim sang bunda.
Mama:
Dhef maaf mama sama papa nggak bisa pulang sekarang, masih ada banyak urusan di kantor. Besok kita bakalan take off ke Jerman. I love you mama sayang kamu nak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada Alifa Virginia (HIATUS)
Teen Fiction"I can't choose between you, because I think you are two men who are very precious to me and have a special place in my heart. But fate seems to play a trick on me. I still have to choose between them, either an old friend who is always beside me al...