part 3

21 6 1
                                    

im just like you
Even though  my problems look nothing like yours do
Yeah I get sad too, and when im down I need somebody to talk to
I feel the same as you do, same stress, same shit to go through
Im just like you, if you only knew….

Lagu  just like you  milik Louis Tomlinson yang dinyanyikan Eza, Robin dan suara gitar Geri membuat semua orang di kedai terpukau memberikan mereka tepuk tangan.
“ Wah keren banget barusan, kayaknya kalian bertiga cocok deh bikin grub band “ ujar Aldo.

“ sebenernya kita udah ngerencanain itu, tapi gue mau coba belajar nge-rap dulu biar tambah keren nanti kalau terkenal “  jawab Eza. 
Semua tertawa mendengar jawaban Eza, kita semua tahu bahwa dia selalu ingin bisa menjadi rapper seperti Eminem makanya dia sering memutar lagu-lagu rap.  

“ Ndul  bakso dong laper nih “ pinta Jack.  “ Ndal, ndul, ndal, ndul gundul bapakmu? Orang aku ini tukang bakso mas bukan bapakmu, mau bakso berapa?. “ kayak biasanya dong 7, tidak pakai saos.. tidak pakai sambal juga tidak pakai kol “  jawabnya sambil menyanyi . ’’siyapp mas”
Saat yang lain sedang menikmati makan siang aku sibuk bermain hp menunggu Will. “ Mir kamu ga makan? “ Tanya kevin yang sedari tadi memperhatikanku. “ Nggak vin lagi ga mood “ .
“ haduh gimana sih vin kalau mireu jawab gitu tandanya dia mau disuapin ngga peka banget lu pantes ga punya cewe sampe sekarang “
kalimat yang diucapkan Jack membuat Kevin ditertawakan oleh teman-temannya. “ Mir, mau ku….” belum selesai bicara, “ Oyy, sebelah sini “ Mireu berteriak memanggil Will yang berada di depan kedai. Will menghampiri meja Mireu  dan menyapa semua teman-temannya.  “ kenalin guys dia Will yang kuceritain waktu itu “. 
“ Halo semua “ sapaan Will dengan suara yang sopan, lembut dan gemulai membuat semua teman Mireu melihat ke arahnya sambil menahan tawa.
“ Uhuk, akhh, hoek, o’ong “.  “ lu kenapa ryl?, ngomong yang jelas dong “ tanya Geri pada Deryl yang duduk disampingnya. Will yang melihat Deryl seperti itu langsung menepuk leher belakang Deryl dan akhirnya jawaban darinya pun keluar aku dan yang lainnya berkata bersamaan “ ohh, keselek bakso ternyata”. Semua tertawa dan aku menyuruh Will untuk duduk di sampingku dan mulailah kami belajar bahasa bersama. Will mengeluarkan alat tulis dan aku membuka laptop. Kami belajar dengan santai sambil mencatat semuanya, tiba-tiba aku teringat sesuatu. 
“ eh vin kamu tadi mau ngomong apa?”.
  “ itu.. apa namanya.. kamu belum makan dari tadi loh mir nanti maag mu kambuh “.      
“ bentar lagi vin nanggung nih kurang 30 menit lagi “. 
Kevin yang tak sabar akhirnya menyuapiku sementara Will hanya tersenyum melihatnya. setelah semua beres aku mengajak teman-temanku untuk mengobrol pada Will. Dengan penuh semangat mereka bertanya banyak hal dan ku rasa mereka semua sudah akrab. Awalnya kukira Kevin dan yang lain tak akan menerima kedatangan Will, tapi mereka sepertinya tertarik untuk berteman dengannya apalagi si Eza.
“ besok malem lu ada waktu nggak? Kalau gaada ikut kita ke mall aja “
“ sebenernya aku mau tapi besok aku harus kerja “ . 
“ wihhh gila nih lu udah kerja? Kita aja masih pengangguran, emang kerja lu apa? “ Tanya Robin dengan penuh keingin tahuan. “ perias, besok aku merias temanku yang mau ke acara nikahan”.  Jawaban Will membuat kami tak percaya dan untuk memastikan sekali lagi aku mengangkat alisku ke arah Will, ia pun mengangguk tersenyum dan berpamitan pulang. Setelah difikir-fikir ternyata pekerjaan Will cocok juga dengan penampilannya.

*****

Berada di dalam Mall membuatku menghirup udara tak ada henti-hentinya. Bau parfum, makanan cepat saji dan yang terfavorit adalah bau roti yang baru keluar dari pemanggangan toko di ujung sana. Sambil menunggu yang lain memilih sepatu aku mengajak Kevin untuk membeli es krim. Bukan rasa strawberry tapi coklat lah yang menjadi kesukaanku aku memakannya dengan lahap dengan ekspresi menahan dinginnya es krim dimulutku. tanganku dipegang erat oleh kevin seperti anak kecil yang takut kehilangan orang tuanya di keramaian. Sudah biasa bagiku untuk berpegangan tangan pada teman-temanku karena mereka terlalu menyayangiku.
“ Aww “. Saking enaknya menikmati es krim aku sampai menabrak seseorang. dengan inisiatif Kevin membantu orang tersebut berdiri, Barang bawaanya yang berserakan kuambil dan kuberikan padanya. Ternyata yang baru saja kutabrak ialah Will. Pakaian rapi yang dikenakannya sudah ternodai es krimku. Aku langsung meminta maaf dan membawanya ke toilet.
“ aku sungguh minta maaf, ini pakailah “ aku memberikan kemeja yang baru saja kubeli kepada Will saat kutahu dia harus menghadiri ke acara temannya. Sebelum ia menolak aku langsung berlari menuju Kevin yang menungguku di depan toko sepatu bersama yang lain. Betapa bodohnya aku hanya karena es krim aku harus menabrak seseorang di keramaian.

To be continued

Nothing Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang