part 5

12 5 0
                                    

Hari ini aku tak melihat kevin di kedai, biasanya dia yang pertama berada disini dan membawa camilan untuk aku dan yang lainnya.

"guys Kevin gabisa ngumpul hari ini soalnya dia demam" pernyataan dari Robin yang baru datang seakan menjawab pertanyaanku sedari tadi . "siapa aja yang mau ikut gue besuk dia?" Tanya Eza. Mireu, Aldo, Deryl dan Robin mengacungkan telunjuknya sementara Geri dan Eza tidak bisa ikut karena mereka harus membeli kamera untuk membuat video cover song. Dan Jack harus menyelesaikan masalah dengan pacarnya.

Kami tiba di rumah Kevin dengan membawa banyak buah, roti dan susu. Ibunnya langsung menyuruh kami untuk masuk kamarnya.
"yaampun vin kamu bisa sakit ternyata"
"ya bisa lah Do, aku juga bisa ngerasain sakit hati lho". Melihat keadannya seperti ini membuatku merasa bersalah akan kejadian semalam
"vin maaf ya gara-gara semalem kamu jadi gini".
"gapapa Mir lagian aku juga khawatir sama kamu" jawaban kevin membuat yang lain geleng-geleng. Mereka tahu apa yang dilakukannya semalam, pergi membawa motor untuk menyusulku yang tak kunjung balik ke kedai karena sudah larut malam dan langit yang mulai mendung, dengan membawa satu jas hujan yang dia punya untuk kupakai agar tidak kehujanan.

Kring... suara telepon yang masuk dari Will segera kuangkat, selesai itu aku langsung berpamitan untuk pulang lebih dulu." Mir jangan lupa kalau ada apa-apa cepet hubungi kita" aku memberi anggukan pada Deryl.

Will menelepon katanya dia ingin ditemani untuk pergi ke pasar malam yang tak jauh dari rumahku. Aku menurutinya karena dia sudah menjadi temanku sekarang meskipun penampilannya masih sama seperti pertama kali, tapi menurutku itu tak masalah karena setiap orang menyukai hal yang membuatnya nyaman. "kau mau membeli apa?" tanyaku pada Will."aku tak tahu, mungkin bersenang-senang dulu dengan beberapa permainan disini" jawabnya sambil tersenyum.
Kami memulai permainan dengan bianglala, crazy car, memasuki rumah hantu, lempar botol dan yang terakhir komidi putar. Setelah itu kami membeli permen kapas, es krim dan satu balon yang dia beli berbentuk hati, kami menghabiskan waktu berdua untuk bersenang-senang.

Hari berikutnya aku pergi ke rumah Will, kubawa barang-barang yang sudah kupersiapkan untuknya. Kami berdua duduk di sofa dan aku mengeluarkan barang bawaanku yaitu kemeja,celana jeans, sneakers sementara itu will kuminta untuk mengambil sisirnya."untuk apa ini semua?"
"ohh ini hadiah yang kubawakan untuk memolesmu sedikit Will, sekarang kau pakai kemeja ini, juga celana jeans beserta sneakersnya"
"tapi Mir.."
"cepat Will, aku tidak suka menunggu"

Setelah Will mengganti pakaiannya aku sangat terkejut lalu kusuruh dia duduk disampingku, dan aku mulai beraksi.
Kubenahi rambutnya dengan mengoles minyak rambut dan menyisirnya dengan rapi. Rambut poninya kusisir kedepan menutupi sedikit alis tebalnya "sempurna" kataku dengan melingkarkan senyum ke arahnya. "bagaimana menurutmu Will?" tanyaku sambil memberinya cermin.
"aku sangat terlihat berbeda, seperti bukan diriku" jawabnya dengan terkagum.
Nah inilah keinginanku pertama kali bertemu dengannya, ingin mengubah penampilannya agar terlihat seperti cowok keren seperti temanku.
"kau seterusnya saja berpenampilan seperti ini"
"haruskah aku?"
"ya, kurasa kau lebih cocok seperti ini daripada biasanya"
Will mengangguk dan bertanya berkali-kali padaku apakah dia terlihat lebih menarik dari kemarin, aku menjawab dengan mencubit pipinya sambil tertawa, saking senangnya aku tak bisa berhenti tersenyum menatapnya.
"dia sangat tampan" pujiku dalam hati.

Sejak itulah kami selalu menghabiskan waktu bersama, terutama untuk belajar bahasa rusia. Aku mulai nyaman dengan Will apalagi sekarang dia tidak berpenampilan seperti perempuan karena aku mengubah penampilannya agar selalu terlihat keren.
Untuk pertama kalinya aku benar-benar mengagumi seseorang yang baru ku kenal.
Setiap harinya adalah hari baru yang menyenangkan bagiku, Sampai pada hari ini Will mengajakku untuk bertemu di taman. Will datang dan langsung memberikan box berukuran sedang, ia bilang itu adalah hadiah ucapan terima kasih untukku karena sudah membuat setiap harinya berwarna. Ia meraih tanganku dan membuatku tersenyum, hatiku berdebar-debar, aku tak tahu perasaan apa yang sedang kurasakan sekarang. Benar saja Will menyatakan perasaan padaku dan memintaku untuk menjadi pacarnya. Aku terdiam dan mengatakan bahwa aku nyaman jika bersamannya tapi aku masih belum yakin tentang perasaanku padanya. Jadi ku tolak baik-baik permintaan Will. Dia mengangguk paham lalu memberitahuku hal penting bahwa ia sudah dijodohkan dan akan pindah kota malam ini. Raut wajahku berubah menjadi kekecewaan akankah aku bisa bertemu dengannya lagi? Apakah dia masih bisa menjadi temanku? Aku langsung memikirkan itu semua sambil menatapnya.
Lalu ia pamit, pergi meninggalkanku. Aldo datang menepuk pundakku yang sedari tadi menunggu di kursi taman, segera dia mengajakku kembali ke markas.

To be continued

Nothing Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang