part 6

16 6 2
                                    

Aku membuka pemberian Will dan kudapati sebuah gaun berwarna merah. Tidak hanya aku yang terkejut tapi semua temanku. Sebelumnya tak pernah ada yang memberiku gaun atau apapun itu yang berhubungan dengan perempuan.
Will adalah orang yang pertama kali memberiku dan teman-temanku berfikir bahwa Will ingin aku berpenampilan seperti perempuan pada umumnya. Semua temanku tertawa karena tahu itu bukan seleraku. Aku pun menyimpan pemberian Will, “Semua tak sesuai dengan keinginanku”.

Enam bulan pun berlalu, aku menjalani hari-hari biasa seperti sebelum Will datang dalam hidupku. Terkadang aku merindukannya, mengingat saat kita menghabiskan waktu bersama. Ting!.. Ting!.. suara pesan masuk dari hp membuyarkan lamunanku. Kulihat pesan masuk dari Will aku langsung terkejut dan segera membacanya. Ternyata dia mengabariku setelah sekian lama, kami hanya bisa berkomunikasi dari hp tapi itu membuatku senang. Aku bertanya pada Will tentang perempuan yang dijodohkan dengannya, ia sepertinya terlihat senang dengan perempuan itu. Ia  sangat bersemangat saat menjawab,
“Dia cantik, senyumnya membuatku tak bisa melupakannya, dia juga ceria seperti dirimu”. Aku tak bisa apa-apa, hanya terdiam saat membaca pesan itu.

“Aku akan bertemu dengan Will besok di kota nya”. Ujarku saat sampai di markas. Semua orang kebingungan tak percaya. Aku menceritakan saat Will menghubungiku aku juga meminta untuk bertemu dengannya sebelum ia bertunangan. Aldo menasehati untuk memakai pakaian yang sopan, mungkin saat bertemu dengan nya nanti perempuan itu ikut juga. Kevin dan yang lain menyarankan untuk memakai gaun merah pemberian Will. Aku menolak ide mereka dan perdebatan di mulai. Pada akhirnya aku mengikuti saran mereka untuk mengenakan gaun tersebut.

Satu jam sebelum berangkat menuju kota Will, aku menyempatkan diri mampir ke kedai untuk berpamitan pada teman-temanku. Mereka terkejut melihatku ketika aku duduk dan Jack langsung memanggil pacarnya di bangku lain. “Apa ada yang salah? ” tanyaku. Mereka menggeleng-geleng melihat rambutku terkuncir seperti biasanya.
“Bagaimana bisa kau memakai gaun dan tatanan rambutmu seperti itu?" Ucap Loli.
Dengan cepat Loli duduk disampingku dan mengeluarkan tas make-up nya. “Cepat buat dia agar terlihat lebih rapi” ujar Jack pada Loli.

Ternyata mereka yang merencanakan ini semua. Jack, Aldo, Kevin dan lainnya ingin aku terlihat feminim dan cantik saat bertemu Will. Aku hanya diam saat Loli mendandaniku. 
“Nah gini kan lebih cantik” puji Kevin. Aku berterima kasih pada semua yang telah membantuku, setelah itu aku pergi menemui Will. Ini pertama kali seumur hidup aku berpenampilan seperti ini.

Sampainya di kota Will aku langsung menuju Cafe tempat kami akan bertemu. Di seberang cafe aku melihat Will sedang berbicara serius pada seorang perempuan di depannya. Dengan cepat aku menghampirinya dengan berdiri jarak satu meter di belakang Will, Dan menunggunya selesai berbicara. Tak sengaja aku mendengar percakapan mereka, perempuan itu bertanya pada Will apakah dia mencintainya, antara bingung dan terkejut aku berkata dalam hati “sebenarnya siapa perempuan ini? Apakah dia orang yang dijodohkan dengan Will?” banyak pertanyaan muncul dan aku mendengar jawaban Will pada perempuan itu
“aku menyukai orang lain” ucapnya. Aku langsung merangkul pundak Will dari belakang dan mengatakan pada perempuan itu bahwa aku adalah pacar Will.  Sampai kagetnya, Will menoleh ke arahku dan memberiku senyuman, perempuan itu  meminta maaf pada Will dan langsung pergi meninggalkan kami.

Aku juga meminta maaf pada Will dan menjelaskan bahwa aku hanya berusaha membantunya dari perempuan tadi. Will terdiam dan  mengatakan bahwa ia sangat terkejut karena melihatku sangat berbeda dari biasanya. Rambutku terurai, aku memakai sedikit make-up dan memakai gaun pemberiannya. Ia tak henti-hentinya memujiku.
Lalu aku bertanya untuk memastikan “apakah perempuan tadi adalah orang di jodohkan orang tuamu?“.  Will menggeleng
“bukan dia orangnya, lagi pula orang tuaku tak menjodohkanku“.  Pernyataan Will membuatku bertambah bingung, “lalu dengan siapa kau dijodohkan jika bukan orang tuamu?".
“Aku dijodohkan dengan tuhan untuk tetap bisa bersamamu“ jawabnya.
Jawaban itu membuatku melingkarkan senyum lebar padanya. Dan aku mengatakan padanya bahwa selama ini  “Aku pertama kalinya jatuh cinta pada seseorang yang menumpahkan bumbu siomay ke celanaku”.

THE END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nothing Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang