[4] Marsya dan Papa

85 8 1
                                    

Title: Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an
Version: 2
Writer: Adlfb_
Start: April 2020
Happy Reading 📖

***

Sarayu yang berembus pelan menggerakkan pucuk-pucuk dedaunan yang lemah gemulai. Di antara kembang-kembang yang berwarna-warni mahkotanya, terdapat puluhan kupu-kupu manis di sana. Menambah kesan dramatis, dan harmonis, namun sedikit melankolis.

Sudah genap satu minggu Marsya menduduki bangku di kelas XI IPS 6. Sudah satu minggu pula Marsya selalu bermasalah dengan Syifa.

"Bangkong!" Teriak Syifa sedikit menghentak.

"Apa keong!" Marsya yang tengah memakan baksonya pun menjadi galak karena acara nikmatnya telah diganggu.

Saat ini sudah istirahat, dan mereka berdua sedang berada di tempat awal mereka bertemu.

"Aku dengar teman sebangku Sanah pindah,"

"Oh, ya? Bagus dong kalo pindah," balas Marsya di sela-sela makannya.

"Bagus apanya?" Syifa pun mengernyitkan dahinya heran.

"Bagusnya, dia gak nutupin gue liat papan tulis. Tingginya kek tiang listrik kuadrat, udah gitu rambutnya kek ekor kuda ngibasin laler. Apanya yang gak b***s*t coba?" ungkap Marsya dan Syifa pun lantas tergelak.

"Ha?! Bwahahahh.... Sadis sadis sadis. Untungnya, aku gak semalang kamu, wkwkwk ...." Syifa tertawa renyah. Deretan gigi putihnya nampak berjodoh dengan mulutnya yang terbuka.

"Gue semprot saos, nih!" ucap Marsya sembari menghentikan makannya untuk menodongkan botol saos pada sosok di depannya.

"Semprot kalau bisa. Wleee.... Wlee, wlee, wleee...." ejek Syifa menjulurkan lidahnya dan berdiri dengan posisi sedikit membungkuk.

Marsya memakan bakso terakhirnya dan bergegas menuju Syifa dengan botol saos di tangannya.

Alhasil terjadilah permainan dimana Marsya sebagai predator dan Syifa sebagai mangsa.

"Yeye, tak kena, tak kena.... Wleee...."

Penghuni kantin saat itu kembali dibuat pusing dengan tingkah keduanya sama seperti hari-hari sebelumnya.

Bagaimana bisa tak pusing sementara mereka berdua memutari setiap bangku yang ada, sendok dan piring dipilih random untuk senjata, dan air aqua yang tidak dihabiskan pemiliknya menjadi hujan dengan beragam rasa bibir.

Ibu kantin pun tak kalah pusing dengan tingkah keduanya.

"Kalian berdua! Jangan buat keributan lagi-"

"Mbok Tumm! Jigongnya dia bau, jiahaha!"

"Binatang, lo! A-"

Brukk!!

Marsya yang awalnya hendak mengejar Syifa, menjadi terpaku dalam posisi tersungkur. Saus yang tadi dipegangnya mengenai seragam yang dikenakan seseorang, jatuh menggelinding di atas lantai, menabrak kaki-kaki kursi, barulah berhenti.

"Astaghfirullah, maaf. Aku tidak lihat-"

"Damn! Lo ada mata gak sih?!" Marsya bangkit dengan mata melotot pada seorang perempuan di depannya. Perempuan itu menunduk tak berani menatap Marsya, setelah tatapan mata yang pertamakali.

"Maaf, aku akan bers-"

"Gak usah pegang-pegang!" perempuan itu hendak menyentuh dasi Marsya yang terkena sedikit saus, namun dengan sigap Marsya menepis tangannya. Marsya lantas meninggalkan kantin dengan amarah yang menggebu-gebu.

KISPA Versi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang