"No Sweet Seventeen"

68 21 2
                                    

Tujuh tahun setelah kelahiran Pangeran Arthaz, kini waktunya Puteri Ericka berulang tahun yang ke tujuh belas. Semua anggota kerajaan sudah menyiapkan berbagai macam dekorasi. Dari dekorasi penghias gerbang kerajaan hingga dekorasi ruang tahta kerajaan sudah mereka siapkan.

Puteri Ericka sedang berada di kamarnya. Ia terlihat kebingungan saat memilih pakaian apa yang akan ia kenakan untuk menghadiri pesta perayaan ulang tahunnya sendiri.
Di tempat tidurnya sudah banyak gaun berwarna-warni tergeletak begitu saja. Nampaknya ia butuh pendapat seseorang untuk memilih gaun yang indah.
"Huh, aku harus memakai gaun yang mana ya, aku bingung sekali.", gumam Ericka.
"Pakai saja gaun berwarna biru yang ada di lemari pojok, gaun itu tampak berkilau dengan cahaya permata. Sudah lama kau tak memakainya".
Tiba-tiba terdengar suara lembut dari pintu kamar Puteri itu. Ternyata sang Ibu yang berdiri di pintu sambil memegang tiara biru yang berkilau. Ericka pun terkejut.
"Oh Ibu, Ibu mengagetkanku saja. Kalau ingin masuk ke kamarku tolong mengetuk pintu terlebih dahulu", kata Ericka dengan penuh kekesalan ketika melihat ibunya yang tersenyum melihat putrinya terkejut.

Ericka mengambil gaun yang Ibu maksud dan memakainya. Memang benar bukan main, gaun itu nampak indah sekali ketika ia kenakan. Terlihat permata biru yang mengelilingi gaunnya yang membuat ia tampak seperti Puteri impian dengan aura seorang Puteri yang anggun di dalam dirinya.
"Sudah Ibu bilang kan, kalau gaun itu cocok sekali denganmu. Pakai juga tiara ini, kau akan semakin terlihat cantik". Kata Ibu permaisuri saat memakaikan tiara berwarna biru yang indah berkilau.

***

Di ruang tahta kerajaan, sudah terlihat para tamu perwakilan dari kerajaan lain yang ikut datang merayakan pesta ulang tahun Puteri Ericka. Mereka sudah menanti kehadiran sang Puteri kerajaan sejak tadi pagi.

"Perhatian-perhatian! Tuan Puteri Kerajaan Scandle, Puteri Ericka Scandle akan masuk ke ruang tahta kerajaan. Harap semua memberi penghormatan!" Seru seorang prajurit kerajaan.
Semua pun berdiri untuk memberikan penghormatan. Puteri Ericka masuk ke dalam ruang tahta dengan gaun dan tiara berwarna biru yang sangat indah. Ia tampak anggun sekali memakai semua perhiasan yang mengelilingi tubuhnya itu. Sungguh cantik.

"Baiklah tidak usah ditunggu lagi, mari kita mulai perayaan pesta ulang tahun putriku yang ke 17 tahun ini!" Seru Raja Arthur dengan penuh gembira.
Tiba-tiba datanglah 4 koki kerajaan dengan membawa 1 troli besi besar seukuran tempat tidur yang di atasnya terdapat penutup makanan besar. Memang besarnya bukan main!
Ericka sangat terkejut melihat benda sebesar itu. Matanya terbelalak ketika melihat isinya.
Ya! Isinya adalah sebuah kue ulang tahun! Besar dan cantik. Dan pastinya enak untuk dimakan.
Kue tersebut berhiaskan krim warna biru dan di seluruh sisinya dipenuhi permen biru yang berbentuk lingkaran.
Kesukaan Ericka memang warna biru.
Semua bertepuk tangan dan memberi ucapan selamat ulang tahun kepada  Puteri Ericka.

Kini waktunya memberikan kado ulang tahun.Pangeran kecil kerajaan Scandle, Pangeran Arthaz, yang pertama kali memberikan kado ulang tahun. Pangeran kecil itu memberikan sebuah kotak kecil. Ternyata, isinya adalah buku cerita tentang kepahlawanan seorang pangeran melawan kejahatan. Lumayan, itu buku yang menarik. Jarang-jarang ia membaca buku cerita milik adiknya.
"Terima kasih adikku tersayang!"Ucap Ericka.
Kini giliran sang Raja Scandle yang memberikan kado ulang tahun. Isi kadonya adalah sebuah pedang dengan ukiran nama. "SCANDLE". Nama itu yang terukir di pedangnya. "Terima kasih ayah." Ucap Puteri Ericka.
Mungkin menurut Puteri Ericka, kado yang paling mengesankan adalah kado pemberian Ibunya. Permasuri Erickayra memberikan sebuah kalung emas dengan gantungan bergambar pohon berwarna biru. Kata sang Ibu, "pakailah kalung pemberian ibu ini, kalung inilah yang selalu menemani Ibu dari kecil hingga memiliki puteri cantik seperti kau. Kalung ini diberikan secara turun temurun oleh nenek moyangmu. Kata Nenekmu, kalung ini memberikan kekuatan berupa kesabaran dan pencahayaan. Entahlah cahaya apa itu, tetapi pakailah kalung ini sebagai simbol seorang Puteri Kerajaan."
Puteri Ericka pun memakai kalung tersebut. Ia tampak sangat menawan dengan kalungnya.

Semua anggota kerajaan dan para tamu tampak senang melihat kado yang diberikan oleh permaisuri. Kini waktunya mereka untuk makan kue raksasa itu. Ya.. benar. Kue raksasa yang indah dan cantik itu.

***

Ketika semua orang merayakan pestanya. Tiba-tiba datanglah segerombolan orang jahat yang memaksa masuk ke ruangan tahta tanpa seizin Raja. Orang-orang jahat itu tampak aneh dan menyeramkan. Di kepalanya terdapat tanduk seperti banteng, giginya bertaring, mereka memiliki cakar yang tajam. Cakar yang hendak mencari mangsa untuk dirobek dagingnya.

"Apakah kami tidak diundang dalam menghadiri pesta ulang tahun ini? " tanya salah seorang makhluk aneh itu yang ternyata adalah pemimpin mereka.
Semua tamu undangan beserta anggota kerajaan tampak terkejut melihat makhluk menyeramkan itu, apalagi Ericka dan Arthaz. Erickayra segera memeluk anak-anaknya. Raja Arthur dan semua anggota kerajaan mulai menyiapkan pedang masing-masing dan menyerang segerombolan orang jahat itu. Tapi tak mampu. Semua anggota kerajaan beserta tamu undangan terbunuh karena melindungi Kerajaan Scandle.Raja Arthur berusaha melindungi keluarganya. Hingga akhirnya pedang milik orang menyeramkan itu menghunus perut Raja Arthur.
Raja Arthur terbaring tak berdaya. Permaisuri yang memeluk anak-anaknya itu menangis dan ketakutan melihat orang-orang jahat itu mencelakai suaminya. Permaisuri melindungi anak-anaknya dengan sebisa mungkin. Erickayra mengambil pedang di sekitarnya, ia tidak mau anak-anaknya mati terbunuh oleh orang-orang kejam seperti mereka. Ia mencoba menyerang. Tapi hasilnya nihil. Permaisuri Erickayra meninggal karena perutnya terhunus pedang.

Ericka menangis melihat seisi kerajaan meninggal. Hanya tersisa dirinya dan adiknya. Kondisi Raja Arthur mulai melemah, tetapi ia masih bisa bernapas. Namun badannya tak bisa ia gerakkan. Karena sudah kehabisan banyak darah.
"Hahaha! Sangat mudah membunuh seisi kerajaan ini. Kini giliran adikmu. Tapi tak akan aku bunuh, hanya ingin aku culik saja. Ayo! Ikut aku!" Kata salah seorang makhluk aneh itu.
"Tidak! Kakak! Tolong aku!" Tangis sang adik.
"Lepaskan adikku! Lepaskaan!" Ericka memohon.
"Sudah diam! Ayo pergi semua!" Seru orang jahat itu.

Tiba-tiba gerbang portal hitam muncul di hadapan mereka. Ternyata itu adalah gerbang yang menghubungkan alam manusia dengan alam makhluk jahat itu. Puteri Ericka menangis tersedu-sedu melihat mereka menculik sang adik. Tetapi sudah terlambat, Pangeran Arthaz sudah dibawa pergi oleh mereka.

Kini tinggal Puteri Ericka dan Ayahnya yang berada di ruangan itu. Ericka tetap menangis dan segera menghampiri Ayahnya.
"Ayah, Arthaz diculik, bagaimana ini? Aku tidak bisa menyelamatkan Arthaz, Ayah. Arthaz sudah berada di alam yang berbeda." Tangis Ericka.

"Ericka, mereka adalah orang-orang jahat, namanya Dark Souls. Pimpinan mereka adalah Raja Brooke. Ia sangat kejam. Jika kau ingin menyelamatkan adikmu, carilah 5 orang penguasa elemen tingkat tinggi yang masing-masing memiliki jiwa cahaya kebajikan dalam dirinya, kemudian buka gerbang menggunakan 5 elemen tadi menuju alam kegelapan" Jelas Raja Arthur.
"Tapi bagaimana caranya? Aku tidak tahu apapun soal sihir." Tanya Ericka kepada ayahnya.
"Kau akan menemukan jawabannya sendiri Ericka, kau juga harus menjadi anak yang kuat Cepat temui saja penyihir yang ada di selatan desa. Bertanyalah padanya, dan jangan lupa gunakan kalung itu. Kata Nenekmu itu kalung yang langka. Kalung itu hanya ada 5 di dunia. Kau akan sangat membutuhkannya." Jelas Raja Arthur.
"Maksud Ayah apa? Kenapa kalungku ini sangat langka dan hanya ada 5 di dunia?" Tanya Ericka dengan penuh penasaran.
"Kalung itu mempunyai kekuatan besar, kalung itu memiliki kekuatan besar sekali." Kata Raja Arthur dengan napas yang sudah terbata-bata. Hingga Raja Arthur mulai memejamkan matanya. Beliau telah meninggal dunia. Ericka menangis tersedu-sedu. Bagai kehilangan semuanya.

"Aku berjanji Ayah, aku akan menyelamatkan Arthaz. Aku berjanji padamu." Janji Ericka dengan penuh isak tangis kepada Ayahnya yang sudah tak bernyawa.

"Tunggu saja kau, Brooke! Aku akan membalasmu!"

The Light TreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang