MY GIRL - 04

2.9K 370 58
                                    

"Gue harap hari ini adalah pertemuan pertama sekaligus yg terakhir gue sama lo!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue harap hari ini adalah pertemuan pertama sekaligus yg terakhir gue sama lo!"

"Anjay si buaya darat kayaknya lagi galau brutal nih"

Sindir Jeff yg sontak membuat lamunan Lian tentang kejadian di pasar malam itu terbuyar. Entah kenapa satu kalimat terakhir yg diucapkan oleh Luna sebelum meninggalkannya malam itu terus terngiang dipikiran Lian hingga sekarang.

Aluna itu berbeda dari gadis-gadis yg pernah ia dekati sebelumnya dan perbedaan itulah yg berhasil membuat Lian semakin penasaran. Namun, peduli apa Lian? Toh waktu itu dia hanya bermaksud main-main dengan Aluna.

"Gue tau lo lagi mikirin si Aluna, kan?Tapi gue rasa lo sih yg salah karena bisa-bisanya biarin cewek lain peluk peluk lo, disaat lo posisinya lagi gak sendirian, alias bawa cewek yg statusnya pacar lo. Emang lo gak takut kalo Luna cemburu terus minta putus?"

Pertanyaan beruntut dari Mahen membuat Lian tertawa. "Peduli apa gue kalo dia minta putus? Kalian gak tau apa kalau gue cuma iseng doang nembak si cewek culun sialan itu? Lagian cowok munafik mana yg gak suka sama cewek modelan Naya bro?"

"Bangsat Lo!"

Teriakan penuh amarah seorang gadis membuat keempatnya menoleh. Disana terlihat Jolicia dengan mukanya yg merah tengah menatap Lian dengan tatapan tajam. Jolicia tanpa basa-basi langsung menghampiri dan menampar pipi Lian.

Plak!

"Sayang udah!" Mahen yg hendak melerai berhenti saat mendapati tatapan membunuh dari Jolicia untuknya.

"Berani banget lo nampar gue, cewek sialan!" Teriak Lian, tapi Jolicia tak peduli dia mendekatkan wajahnya pada Lian yg melotot ke arahnya.

Jolicia tersenyum miring. "Jangan pernah sakitin sahabat gue atau lo bakal tau apa yg akan cewek sialan ini lakuin ke cowok brengsek kayak lo" setelahnya Jolicia langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan emosi yg masih meluap-luap.

•♡♡♡•

"Udah jam istirahat nih, ke kantin yok!" Reena dan Liana berjalan dengan semangat menghampiri bangku Aluna dan juga Jolicia yg berada di depan. Tetapi tidak seperti biasanya keduanya hanya diam seakan-akan tidak ingin berbicara.

"Gue sama Joli skip dulu deh ke kantinnya, lagi gak pengen ke kantin. Kalian aja oke?" Mengetahui bahwa kedua temannya sepertinya sedang bad mood akhirnya mereka hanya bisa mengangguk dan ke kantin tanpa Aluna dan Jolicia.

Hening, keadaan kelas sedang kosong hanya tersisa Aluna dan Jolicia yg tengah sibuk berkutat dengan pikiran mereka masing-masing. Hingga Jolicia pun mulai membuka suara, membuat Aluna memfokuskan atensi sepenuhnya pada Jolicia.

"Lo sama Lian gimana?" Tanyanya dengan hati-hati.

"Jol lo tau sendiri kan kalau gue sama sekali gak tertarik sama cowok itu?" Jolicia mengangguk, lalu Luna kembali melanjutkan. "Gue tau apa yg lo khawatirin, tapi lo percaya ya sama gue? Gue pasti bisa lewatin ini semua"

"Maaf Lun, gue gak bermaksud apa-apa. Tapi gue bener-bener khawatir sama lo, karena gue tau betul kalau Lian bukan cowok baik-baik"

Aluna tersenyum, lalu memeluk Jolicia yg matanya sudah berkaca-kaca. "Gue tau Jol. Gue malah berterimakasih sama lo, karena lo udah perhatian banget sama gue. Tapi lo gak usah khawatir gue bisa tangani semuanya, jadi lo tenang aja ya?"

Jolicia mengangguk sembari membalas pelukan sahabatnya dengan tak kalah erat, sedangkan senyum di bibir Aluna perlahan memudar karena lagi-lagi ingatannya tentang masa lalu yg begitu mengerikan kembali berputar bagai rekaman rusak di kepalanya.

•♡♡♡•

Luna melangkah menuju rooftop, seperti yg sudah dijanjikan ia akan menemui Naya disana. Dan tentang Jolicia, Reena, dan Liana dia sudah meminta ketiganya untuk pulang terlebih dahulu dengan alasan ia masih ada urusan dengan guru dan mereka pun percaya.

Disinilah kaki Luna berpijak, diatas gedung sekolah yg terkenal dengan sebutan rooftop. Bisa dilihat bahwa disana sudah berada Naya dan beberapa teman perempuannya yg tengah menunggu dirinya sembari menghisap rokok.

"Dateng juga lo, ternyata lo gak sepenakut yg gue bayangin ya"

Aluna diam, membiarkan Naya berjalan mendekati nya dengan masih membawa sebatang rokok yg sebentar lagi habis. Tapi di dalam hati ia menyumpahi si Naya yg beraninya menyerang secara berkeroyok, secara dia hanya sendirian.

"Ohhh ternyata gini tampang asli cewek yg udah berani rebut Lian dari gue. Not bad lah, tapi ya gak selevel" Naya menghempaskan dagu Luna dan setelahnya cewek berpakaian minim itu meludah tepat di depan ujung sepatu milik Luna.

Luna menatap tajam ke arah Naya yg sekarang telah menarik kerah seragamnya hingga ia kesulitan untuk bernafas.

"Denger baik-baik ya upik abu, cuma gue satu-satunya cewek yg pantes jadi pacarnya Lian. Jadi cewek kuno kayak lo jangan terlalu ketinggian kalo mimpi, entar yg ada kalo jatuh sakit" Bisik Naya lalu mulai menjambak rambut Luna dengan kencang.

"Shit! Lepas!" Desis Luna marah, tapi hanya direspon dengan tawaan mengejek dari Naya dan kedua temannya yg sekarang mulai ikut campur urusan mereka.

"Anak kemarin sore aja udah belagu lu. Jangan mentang-mentang si Lian nembak lu, lu bisa berbuat apa aja ya setan!" Cewek bersurai pendek itu mendorong Luna dengan keras hingga menyebabkan punggung Luna terbentur tembok.

"Hahahaha cemen banget lo di gituin aja udah mau pingsan. Rasain nih!" Naya dengan tidak berperasaan menendang perut Luna dengan sangat kencang, lalu memerintahkan temannya untuk mengambil seember air kotor yg sudah ia siapkan.

"Nay--"  Belum selesai Luna melanjutkan ucapannya, Naya tanpa ba-bi-bu langsung menyiramkan seember air kotor itu kepada Luna hingga menyebabkan gadis malang itu basah kuyup. Ketiga gadis itu lagi-lagi tertawa melihat Luna yg tersiksa.

"Nay cukup..."

Naya tertawa sarkas mendengar rintihan Luna. "Kenapa nangis? Sakit? Atau dingin? Luna Luna, makanya mulai sekarang jangan pernah deket-deket atau gatel lagi sama Lian, atau lo bakal ngerasain hal yg lebih parah dari pada ini! Paham?"

Aluna tak peduli dengan ucapan-ucapan yg dilontarkan oleh Naya barusan. Kepalanya tiba-tiba berdenyut, tubuh terasa sangat lemas. Rasanya dunia seolah berputar-putar, hingga tak lama semuanya terlihat buram dan juga gelap.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang