MY GIRL - 07

2.7K 346 29
                                    

Hai semuanya!

Hahaha udah lama banget ya aku gak update cerita ini? Semoga kalian masih inget alurnya dan bisa terus lanjut baca cerita ini.
Disini aku bener-bener minta maaf, karena bikin kalian nunggu cerita ini. Jujur aku gak bermaksud ngegantung cerita ini, tapi kehidupan rl aku akhir akhir ini lagi sibuk banget, sampe aku kualahan bagi waktu dan akhirnya memutuskan untuk hiatus bentar dari dunia wattpad.
Tapi cerita ini pasti bakal tetap aku selesaiin, ya meskipun aku gak bisa janji bakal sering update hehehe, pokoknya sebisa mungkin bakal aku luangkan waktu buat update.
Dan disini aku juga bakal menjawab komen komen di Chapter sebelum. Seperti yg sudah tertulis di deskripsi, cerita ini adalah revisi, disini hampir 60% aku rombak ulang mulai dari gaya bahasa, alur, karakter, tokoh, dialog, latar dan masih banyak lagi.
Semua Chapter revisi udah selesai di kerjakan, tapi sedang dalam proses pengembangan, jadi aku gak bisa langsung up semuanya di satu waktu. Jadi aku mohon pengertian nya jikalau aku lama gak update berarti aku lagi sibuk mengurus hal lain gitu.
Dan aku berharap kalian bisa terus mendukung cerita ini dengan memberi vote, komen, dan follow profil ku hihihi.

Oke deh, mungkin cuma itu aja yg mau aku sampaikan ke kalian semua. Happy reading semuanya!

"Gue gak mau basa-basi disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue gak mau basa-basi disini. Jadi sebenernya maksud kalian apa ngunciin Luna di perpus?" Jolicia menatap tajam pada dua adik kelas yg tengah menunduk takut dan malu karena kini mereka tengah dijadikan pusat perhatian siswa/i yg lewat.

"Jawab anjing!" Bentak Jolicia sembari menarik dasi kedua adik kelas tersebut.

"A-ampun Kak, k-kita gak tau apa-apa. Kita cuma disuruh Kak Naya" Dengan suara gemetar dan seluruh badan dibanjiri oleh keringat salah seorang adik kelas itu langsung menjawab. Jolicia tersenyum miring dan melepaskan dasi mereka.

"Udah gue duga. Emang cewe bangsat kaya si Naya sekali-kali harus dikasih pelajaran" Gumam Jolicia penuh amarah. Baru saja Jolicia akan melangkah menuju kelas si jalang itu, namun langkahnya terpaksa berhenti karena Luna mencegah.

"Udah gak usah diperpanjang. Gue gapapa kok, ini bukan sepenuhnya salah Naya. Gue sendiri yg kurang waspada" Bisik Aluna yg sedari tadi berdiri di belakang ketiga sahabatnya. Ketiganya langsung menatapnya tak percaya.

"Lo bilang udah? Sebelumnya gue emang diem aja, tapi Ini udah keterlaluan Lun!" Liana kini ikut membuka suara, gadis berponi itu sudah tidak tahan melihat sahabatnya dibeginikan oleh orang-orang tidak punya otak seperti Naya.

"Luna, gue tau lo gak mau nanggepin si Naya karena gak mau semuanya makin rumit. Tapi coba lo pikir lagi, ini udah keberapa kalinya cewek itu nyakitin lo secara fisik maupun mental. Kita sebagai sahabat lo, gak terima liat lo kaya gini terus" Tambah Reena.

"Ta--" Belum sempat Aluna menyelesaikan perkataannya, kedatangan Julian dan ketiga kawannya sontak membuat suasana semakin riuh.

"Ada apa? Kok reme-rame gini?"

"Gak usah ikut campur, anjing! Semua ini gak bakalan terjadi kalau aja waktu itu lo pake otak kosong lo sebelum bertindak! Asal lo tau, tindakan egois lo itu udah ngerugiin Aluna, bangsat!" Bentak Jolicia.

"Luna?" Menghiraukan makian dari Jolicia, Lian lebih memilih mendekat dan menarik Luna ke dalam dekapannya saat mendengar suara isak tangis dari gadisnya.

"Siapa yg bikin lo kaya gini? Bilang ke gue sekarang, biar Gue kasih pelajaran. Gue gak suka liat lo sedih kaya gini" Kata Lian lembut. Sungguh, mungkin baru kali ini cowok brengsek seperti Lian bisa berucap sepelan dan selembut ini pada wanita.

"Lian..."

"Yes, Baby?"

"Gue udah muak sama semua drama ini. Lo bilang, lo gak mau kan liat gue kaya gini?" Lian mengangguk dan menunggu Luna melanjutkan kalimatnya.

"Lepas gue sekarang, Lian. Jangan terus-terusan ikat gue dalam hubungan gak jelas yg bikin gue sengsara. Dan gue harap ini benar-benar yg terakhir kalinya kita ketemu" Aluna berucap sendu sebelum pergi meninggalkan Lian yg membeku.

•♡♡♡•

Rinai gerimis membasahi ibu kota malam ini. Perdetiknya makin lama berubah makin lebat hingga hawa mendingin dan angin ributpun membisingkan suasana di luar jendela.

Lian menjangkau rokok di atas meja belajarnya, mengambil sebatang kemudian menyalai itu. Derap langkah nya berjalan menuju jendela, menengok keadaan luar sembari menghabiskan batang rokok yang tengah berada di mulutnya saat ini.

Tidak ada tanda-tanda reda dengan hujan panjang malam ini. Semakin malam larut, hujan semakin deras pula. Kemungkinan ini akan berlangsung sampai pagi mendatang sedangkan sekarang masih pukul setengah sembilan malam.

Laki-laki itu memejamkan kedua matanya sejenak menikmati angin malam sebelum menghembuskan napas panjang. Sedari tadi pikiran terus tertuju kepada Aluna, atau lebih tepatnya dengan kalimat terakhir yg diucapkan gadis itu tadi.

Entah mengapa, ada sedikit rasa takut dan tidak nyaman di dalam hatinya. Lian takut kehilangan Aluna, namun Lian juga masih kalut dengan perasaannya sendiri. Apa sekarang dia benar-benar menyukai Aluna?

Lian menggeleng kuat sebelum pikiran-pikiran aneh yg lain ikut menyusul. Segera Lian buang rokoknya dan menginjak puntungnya. Tanpa banyak berbasa-basi ia raih kunci mobil miliknya dan bergegas meninggalkan rumah.

Ia tidak bisa terus berdiam diri seperti ini. Saat ini juga dia akan menyelesaikan semuanya secara empat mata bersama orang yg bersangkutan, yaitu Aluna.

 Saat ini juga dia akan menyelesaikan semuanya secara empat mata bersama orang yg bersangkutan, yaitu Aluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY GIRL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang