POLOG

672 32 7
                                    

"Mas Yanto telah melanggar pantangan sehingga dia bisa di lukai. Dan sekarang, musuhnya sedang mengincar nyawanya. Beruntung Mas Yanto bisa melarikan diri, bisa nyampek di depan rumah kita. Jika tidak, Mas Yanto mungkin pulang tinggal nama.

Namun yang jadi masalah, bapak duko amargo Mas Yanto ngelanggar pantangan. Bukan lagi musuh Mas Yanto yang berbahaya, tapi ada yang lebih berbahaya dari itu. Ada yang yang sedang mengincar nyawanya, lebih kejam dari musuhnya, yaitu sumpahnya sendiri." 

"Terus piye, Nduk? jika bapak tidak mengampuninya? Apa nggak ada orang selain bapak yang bisa nolong? Kamu, misalnya Nduk?" tanya Kutil, bertubi-tubi.

Tampah menjawab, "Embuh Mbak, hanya Tuhan yang tau. Meskipun aku bisa, apa aku berani jika bapak tidak mengijinkan?"

"Terus piye nasibe Mas Yanto, jikakalau bapak nggak bisa mengampuni?" tanya Kutil.

"Yo deloen ae Mbak, paling sesuk awak e kabeh wis mulai bledos-bledos terus bosok." (Lihat aja besok Mbak, paling besok tubuhnya mulai meletus di sekujur tubuhnya kemudian membusuk, red) jawab Sapu Jagat, ringan.

DEAAAAR!

Penjelasan Sapu Jagat yang bernada ringan terdengar bagai geledek di telinga Kuning, "bagaimana mungkin bapak akan membiarkan tubuh Mas Yanto bledos-bledos, kemudian membusuk lalu meledak?!" 

Hari ini, Kuning sudah tidak terlalu berisik, rupanya, dia sudah mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia hanya sering memandangi Yanto dari balik jendela dengan tatapan ngeri. Malam harinya, bisul milik Yanto sudah mulai memerah, terlihat ada mata di ujungnya yang mengerucut, mulai memutih, mangar-mangar (seperti mau meledak).

Kediaman Gusti Pangeran Zimat seperti biasa, hening di malam hari. Yanto masih tidak bergeming di tempatnya bersimpuh dengan mata terpejam. Malam itu, setelah tengah malam, Pak Mat tampak mengitari seluruh pekarangan rumah sambil menyebar beras kuning.

Paginya, bisul milik Yanto mulai pecah,mengeluarkan nanah dengan darah yang berwarna merah kehitaman. Sungguh sangatmengerikan. Sekujur tubuhnya basah oleh nanah dan darah yang serta merta tembuske baju yang dipakaianya. Wajahnya juga mengerikan. Bisul-bisul yang ada diwajah, juga pecah semua. Nanah dan darah yang mengalir dari setiap bisul,membuat sungai-sungai kecil di seluruh wajah. Selain itu, tubuhnya juga menimbulkanbau busuk yang menyengat, hingga siapapun yang mendekat pasti ingin muntahkarena tidak tahan dengan baunya. Sementara, Yanto seperti tidak menyadari apayang terjadi dengan raganya. Dia tetap bersimpuh dengan tenang, matanya masih terpejam. Dia seperti hilang dalam semedinya.

Pemandangan di halaman rumah semakin mengerikan, bisul milik Yanto sekarang sudah membentuk kawah di sekujur tubuhnya. Sementara darah dan nanah masih terus mengalir seperti tidak ada habisnya. Wajahnya juga menjadi semakin mengerikan, bisul-bisul yang ada di wajahnya juga membentuk kawah yang sama, terus mengalirkan nanah dan darah menganak sungai.

Suasana kediaman Gusti Pangeran Zimat malam itu lebih hening dari biasanya. Tidak ada satupun manusia atau yang bukan manusia yang bisa masuk ke pekarangan. Selain beras kuning yang memagari pekarangan, terlihat macan putih berjaga di pintu gerbang. Dan setelah lewat tengah malam, terlihat Kasumi mendekati Yanto.

_________________  


KABEL GETIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang