Chat ini ditulis oleh jari jari yang pernah kau genggam begitu hangat,lalu kau hempaskan begitu saja.
-Rio Gastla
iya iya nanya apaan?”
“tentang maayla ” ucap ana dengan penuh penekanan
Deg
Rio yang mendengar nya kini sudah merubah wajahnya menjadi datar.
Ana yang melihatnya langsung mengetahui bahwa bukan saat nya ia menanyakan itu,apalagi sejujurnya dia tidak boleh ikut tahu juga dengan urusan rio.
"hahaha" ana mulai tertawa terbahak bahak,sebenarnya ia pura pura ingin mencairkan suasana. Melihat wajah rio yang datar, lebih baik
ia berpura pura tertawa lagi pula ana tidak suka dengan suasana seperti ini.Rio yang melihat ana yang tertawa mulai menyengitkan dahinya yang mulai tidak abis pikir dengan kelakuan ana. Tadi nangis trus, mukul mukul sekarang ketawa.
"gajelas lo kutil" rio kini memukul lengan atas ana dengan bantal,lalu lari menghindari ana yang pastinya akan membalas pukulannya itu.
"kyaaaa riokolor kok lu mukul sih?sini gak lo?" teriak ana dengan nada khasnya itu cempreng lalu mengejar rio yang sudah keluar dari kamar.
Ana yang kini sedang fokus mengejar rio yang sangat lincah berlari membuat dirinya sedikit kelelahan,ia menatap rio sejenak.
Tiba tiba terlintas ide jail untuk rio, langsung saja ia melakukan aksinya."aduh aduh sakit" rengek ana sedikit kencang agar rio mendengar, ana sengaja pura pura terjatuh.
2 menit
3 menit
5 menit
10 menit
Ana masih ditempat nya melihat sekeliling,namun kenapa dirinya belum menemukan rio sampai saat ini?apa jangan jangan dia tau rencananya?atau jangan jangan dia males nolongin?
"huaaaaa rio nyebelinnn issh" rengek ana seperti anak kecil,ana mulai berjalan menuju kamar nya saat ini dia tadi mulai mencari cari rio namun,hasilnya nihil di ruangan manapun blm ketemu. Ada satu ruangan lagi, yang belum dia jumpai yaitu kamarnya.
Ia membuka kan pintunya dan melihat rio yang sedang mencari cari sesuatu dilemari pakaiannya.
Ia baru sadar, jika rio sedang ada disitu,apa jadinya rio membuka lemari bawahnya. Huaaa didalam itu terdapat pakaian dalamnya,ia nanti akan sangat malu dihadapan rio. Dia berharap rio tidak membukanya.
"mau ngapain lo?" tanya ana yang mendapatkan tatapan horor dari rio.
"gw lupa sekarang kita udah telat!" ucap rio yang sudah mengingat tujuannya kemari.
"ngapain sih"
"nih bajunya sekarang lo ganti baju dulu abis itu kebawah kita bakal pergi" rio yang memberikan baju pasang yang baru saja ia pilih dari lemari ana.
Tidak sampai 15 menit ana bersiap siap,dia tidak ingin terlalu lama lama membuat rio menunggu. Lagian ia lebih suka tampil apa adanya seperti ini,ana kini mulai berjalan kebawah.
Ana dan rio sedang berjalan menuju sebuah cafe yang tidak jauh dari area sekolah mereka.
"kita mau ngapain si ri?ngapain ke cafe coba?" kini ana sudah berpuluh puluh kali menanyakan,namun tidak satupun digubris oleh rio.
"diem" itulah kata katanya yang selalu ia ucapkan sepanjang ana menanyakan.
Rio yang sedari tadi memegang lengan ana,membuat ana risih,bagaimana tidak risih?dia memegang seperti ia memperlakukan anak kecil yang harus dipegang erat .
KAMU SEDANG MEMBACA
Anatasia
Teen FictionJatuh cinta sendirian mengajarkan bahwa jika jatuh cinta tak selamanya digenggam,ada waktunya dimana harus berjuang,menunggu,diam dan setelah itu kecewa. Sama halnya dengan kisah kita yang tidak tahu dimana hati kita berlabuh,siapa yang sudah menepa...