Segalanya Menjadi Rumit

150 32 64
                                    

•••

Ke esokan hari. Maura menatap kursi di sebelahnya yang kini kosong. Tadi, seharusnya Yuta masuk dan menghadiri kelas, namun dia tiba-tiba pulang karna sebuah urusan mendadak. Hal itu membuat Maura harus mengizinkannya ke dosen dan juga mencatat beberapa meteri penting yang akan dia berikan pada Yuta nantinya.

Ia tahu kekasihnya itu memang memiliki beberapa masalah di dalam keluarganya terlebih Ayyana kini juga tak kunjung siuman. Dia tahu Yuta sangat mengkhawatirkan adiknya itu, namun ia juga tak ingin perkuliahan Yuta hancur hanya karna ia tak mengikuti kelas dengan benar dan tak memahami meteri yang diberikan.

Fokus Ra, habis ini kita ke rumah Yuta! Batinnya menyemangati dirinya sendiri.

Ia sudah lama juga tak bertemu dengan Yuta dan ketika tadi mereka baru bertemu, pemuda itu dengan cepat pergi. Wajahnya sama sekali tak menunjukkan bahwa ia baik-baik saja dan Maura jelas mengkhawatirkannya.

Bagaimana dengan Ana ya?

Gadis itu menggeleng keras. Tidak, saat ini ia harus fokus pada materi yang disajikan oleh dosen, setelah itu baru ia mengurus hal yang lainnya.

Dua jam berlalu dan kini akhirnya Maura bisa keluar kelas dengan tenang. Gadis itu meronggoh ponselnya untuk mengabari Yuta bahwa ia akan ke rumahnya sekarang, lalu ia menuju parkiran membawa mobilnya bersamaan dengan Yuta yang kini menelfonnya.

"Kamu udah berangkat?" tanya pemuda itu bertepatan dengan Maura yang menyalakan mobilnya.

"Iya, apa kamu di rumah? Ingin menitip sesuatu?" balasnya cepat.

"Aniyo dan aku di rumah, bagaimana kelasnya? Apa ada tugas?"

"Nggak, hanya materi biasa. Tapi lusa kuis jadi kamu harus memahami materi malam ini juga," sahut Maura membuat Yuta terkekeh.

"Kamu akan mengajariku, kan?"

"Eung," balasnya santai sambil berkendara. "Tidak terlalu sulit kok."

"Baiklah-baiklah. Aku menunggumu, hati-hati di jalan sayang."

"Ya."

Sambungan telepon itu dengan cepat diakhiri oleh Maura dan kini ia mencoba untuk fokus menyetir menuju rumah Yuta.

Akhir-akhir ini terasa aneh. Ia tak pernah percaya segala hal yang berbau mitos dan mistis itu namun rasanya semua hal yang Yuta ceritakan padanya seakan terlihat benar. Terlalu banyak bukti bagi Maura untuk tak mempercayainya dan kini ia hanya bisa berdo’a pada Tuhan semoga adik kesayangan Yuta itu kembali sadar.

Maura akhirnya sampai di kediaman rumah keluarga Yuta. Gadis itu dengan mudah dipersilahkan masuk dan memarkirkan mobilnya lalu pergi menuju pintu utama rumah besar tersebut.
Sebelum Maura berhasil memencet bel rumah tersebut, pintu rumah itu lebih dulu terbuka menampakkan sosok Yuta yang tersenyum menyambutnya.

Gadis itu ikut tersenyum dan langsung berhambur memeluk Yuta ketika pemuda itu merentangkan tangannya.

"Aku merindukanmu," gumam Yuta.

"Me too, Kamu baik-baik aja?" balas Maura sambil mengusap punggung kekasihnya itu.

Yuta tak membalas. Pemuda itu hanya tersenyum dan melepas pelukkan mereka dengan lembut lalu mempersilahkan Maura masuk sambil menggenggam tangannya.

Mereka kembali berbincang seperti biasa. Maura tak ingin menanyakan kabar Ayyana karna ia tahu pasti hal itu hanya akan membuat Yuta semakin sedih, ia memilih untuk membahas hal-hal biasa agar pemuda itu juga bisa lebih santai walaupun sebentar.

OneTwoSeven Familie | NCT 127 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang