Hantu Pendendam

159 29 10
                                    

•••

Johnny terlihat murung. Ia sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya. Maka dari itu, ia memutuskan untuk berkunjung ke kafe Jungwoo. Ia ingin melepas semua penat dipikirannya dengan memakan sesuatu yang manis. Dan kafe milik Jungwoo adalah pilihan yang tepat.

Di kafe ini, menyediakan berbagai cupcake yang lezat. Juga cheesecake yang menggugah selera. Itulah mengapa Johnny memilih kafe saudaranya ini sebagai tempat hangoutnya. Di sini juga ia menemukan arti sebuah cinta. Ya, cinta itu adalah sesosok gadis yang sedang berbicara pada beberapa pelanggan.

Son Aeri, salah satu pelayan kafe Jungwoo itu, membuat Johnny terpaku pada saat pertama kali bertemu. Senyumannya saat menyapa pengunjung sungguh tidak bisa terlupakan.

"Apakah masalah kalian belum mendapatkan titik terang?" Aeri menatap Jungwoo yang sedang mencicipi beberapa menu baru.

"Belum. Tapi, semoga masalah ini cepat selesai," jawab Jungwoo sambil sesekali melirik ke arah Johnny.

Meski sikapnya tidak terlihat sesedih Jaehyun, tapi Jungwoo tahu bahwa Johnny hanya bersikap sok tegar. Lelaki—yang sedang duduk di meja paling pojok—itu selalu tahu caranya menempatkan diri. Ia hanya bersiap menjadi benteng saat sesuatu yang buruk terjadi. Meskipun mereka berharap bahwa semua membaik seperti sediakala.

"Apa kalian nggak kepikiran untuk pindah rumah?" tanya Aeri. Gadis itu masih sibuk dengan kue-kue di tangan. Ia berniat untuk menata ulang letak kue tersebut.

"Nggak, kami dan rumah itu seperti udah memiliki ikatan," ucap Jungwoo. "Aeri-ssi, maaf sebelumnya, apa pendapatmu tentang rumah kami?"

Aeri menoleh bingung. Ia menyerahkan kue-kue yang sedang ditatanya pada karyawan baru. Lalu duduk di kursi yang berada di samping Jungwoo.

"Apa kamu nggak berpikir bahwa rumah itu berhantu?" tanya Aeri sambil sesekali menoleh pada Johnny. Aeri memang tidak ingin mengganggu kekasihnya itu. Ia ingin memberikan ruang pada Johnny untuk mengurangi kesedihannya.

"Berhantu?"

Aeri mengangguk. Sebagai kekasih Johnny selama beberapa tahun ini membuat Aeri sudah mengenal semua saudara lelaki itu. Aeri juga sudah berulang kali datang ke rumah mewah mereka. Namun setiap kali Aeri datang, Aeri merasa ada sebuah hawa jahat yang tidak menyukainya. Hal itu dibuktikan dengan beberapa kali Aeri diganggu. Seperti ponselnya yang tiba-tiba hilang atau sebagainya.

"Setiap aku main ke sana dan merasa terganggu, Ana yang akan selalu menyelesaikannya. Bukankah kalian harus berpikir ulang? Demi keselamatan kalian juga."

Aeri sebenarnya termasuk gadis yang menganggap alam lain itu ada. Hanya saja, ia tidak mau memikirkannya dengan serius. Namun, semua itu berubah sejak ia resmi menjalin hubungan dengan Johnny. Gangguan-gangguan tak kasat mata sering menyerangnya jika ia berada di rumah kekasihnya itu.

"Kamu hampiri Johnny sana, sepertinya dia lebih membutuhkanmu. Kafe juga sedang sepi," ujar Jungwoo sambil menunjuk ke arah Johnny. Ekspresi wajah saudaranya itu masih saja tidak berubah.

"Baiklah."

Aeri bangkit dari duduknya. Ia berjalan pelan ke arah kitchen, berniat untuk membuatkanbsecangkir chocolate frape untuk kekasihnya itu. Yah, itu sebenarnya minuman kesukaan Aeri, tapi menurut yang Aeri tahu, cokelat adalah moodboster yang cukup baik.










"Berhentilah memasang ekspresi itu. Ana tidak akan senang jika melihat kakak lelakinya seperti ini," ucap Aeri sambil meletakkan gelas di depan Johnny.

"Itu traktiran dari aku karena kamu udah menjadi kakak yang baik. Tetap tegar. Semua masalah pasti ada jalan keluarnya." Aeri tersenyum. Ia menggenggam tangan Johnny dengan erat. Berusaha untuk menyalurkan energi positif yang ia miliki.

OneTwoSeven Familie | NCT 127 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang