Sebuah Penglihatan

289 37 74
                                    

•••

Taeyong berdiri di depan Toko Bunga yang bertuliskan Naeun Flowers, ia hendak membelikan bunga untuk adiknya --Ayyana. Taeyong maupun Ayyana sama-sama menyukai bunga. Kalau Taeyong suka bunga matahari, sedangkan Ayyana, anggrek.

Pemiliknya adalah Kim Naeun, kekasih Taeyong. Toko bunga itu sangat terkenal dikalangan pelajar atau mahasiswa, selain karena bunga-bunganya yang berkualitas, harga terjangkau, memiliki tempat makan di dalamnya, juga sangat ramah pelayanannya. Juga, Taeyong bisa disebut sebagai pelanggan tetap, karena setiap minggu tidak pernah absen membeli bunga di sana.

Toku Bunga tersebut memiliki kenangan bagi Taeyong sendiri, karena lelaki itu pertama kali bertemu dengan Naeun di sana. Saat itu Taeyong hendak membeli bunga krisan atas permintaan Ayyana.

Kembali lagi, Taeyong tersenyum kemudian memasuki toko bunga itu dan otomatis lonceng yang ada di pintu pun berbunyi.

"Selamat datang di Na—" Naeun pun tersenyum saat mendapati siapa yang datang, "kenapa nggak ngasih tau aku kalau kamu mau ke sini?"

Sambutan hangat dari Naeun selalu membuat Taeyong tersenyum. "Ne chagiya... mianhae. Aku dari tadi siang nggak balas pesan kamu, jadi aku langsung ke sini."

Naeun menuntun Taeyong untuk duduk. "Gwenchana... aku ngerti kok."

Taeyong mengacak pelan rambut Naeun. "Beruntung sekali aku mengenalmu, Kim Naeun." Ia tersenyum menggodanya.

Tersenyum malu, Naeun berkata, "jangan menggodaku. Eoh, kok kamu udah pulang? Apa La Bosseade tutup cepat hari ini?"

"Restoran masih buka, cuma aku udah nggak ada kerjaan. Lagipula ada Jaehyun, aku tadi hanya mengecek designnya udah jadi atau belum. Makanya aku mampir ke sini buat pesan beberapa bunga."

"Juga... aku merindukanmu," lanjut Taeyong sambil terkekeh malu.

Naeun terdiam lalu muncul semburat merah di pipinya. "Apaan sih, jangan menggodaku seperti itu!" sahutnya.

"Oh iya, kamu mau pesan bunga apa untuk dekorasi restoran Jaehyun? Nanti akan aku siapkan yang baru dipetik, gimana?"

Taeyong hanya tertawa kecil, dan sesekali mencubit pipi Naeun. "Aku butuh beberapa edible flowers dan matahari untuk dekorasi."

Naeun mengangguk, setelah menyelesaikan catatan pesanan Taeyong, ia menatap kekasihnya itu. "Oke, diantar besok ya. Hmm... kamu pasti capek, mau aku buatin apa?"

"Nggak usah, lagipula udah menjelang malam. Toko kamu juga mau tutup kan?"

Naeun meilirik jam yang ada di dinding. "Masih setengah jam lagi. Aku tutup kan jam tujuh sore, ini masih jam enam."

"Heum—biasanya kamu tutup lebih awal?"

"Iya, kalau kamu nggak datang ke sini mungkin aku akan tutup lebih cepat," sahutnya menggoda.

Taeyong mengangguk menanggapi ucapan Naeun. Lalu detik berikutnya Naeun beranjak dari duduk. "Tunggu sebentar, aku buatkan kopi kesukaan kamu ya."

"Kamu emang yang terbaik, Naeun-ah. Kamsahmnida. Saranghaeee." Taeyong membuat love sign kepada Naeun. Gadis itu pun tertawa kecil melihat kelakuan kekasihnya.

Selagi Naeun ke pantry untuk membuat kopi, Taeyong merogoh sakunya --mengambil ponsel dan menghubungi saudaranya.

Jungwoo dialling...

[Ne, Taeyong hyung. Ada apa?]

"Woo, udah pulang belum? Tolong bungkus beberapa cake almond dari kafe ya. Ayyana pesan itu tadi."

OneTwoSeven Familie | NCT 127 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang