Bagian VI

138 28 8
                                    

“Hey! Apa kau sudah menunggu lama?”

Chaeyeon menarik kursi yang masih menempel rapat pada meja bundar yang terlihat mengisi di keseluruhan restoran itu. Seseorang yang menutupi sebagian wajahnya dengan masker berwarna gelap itu mendongak kearahnya, melengkungkan senyum melalui matanya untuk menyapa.

“Tidak juga." Sosok itu tersenyum menyadari kehadiran Chaeyeon, "Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu denganmu,” katanya saat Chaeyeon menyandarkan tubuhnya pada kursi.

Chaeyeon menurunkan masker hitam yang menutupi separuh dari wajahnya, kemudian berujar, “Kau bisa menebaknya lewat artikel yang baru dirilis tadi sore. Apa wajahku menunjukan kalau aku baik-baik saja?”

Sosok di depannya tersenyum tenang menanggapi perkataan sang gadis, “Oh ya, aku membawakan hadiah untukmu dari Jepang. Kebetulan aku punya waktu luang untuk membeli oleh-oleh. Ini untukmu,” Pria itu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tas yang diambilnya barusan.

Dahi Chaeyeon berkerut namun tetap menerimanya, membuka kotak kecil itu dan tersenyum lebar saat kilauan yang berasal dari batu shapire berwarna biru tertangkap matanya. Sebuah gelang cantik berwarna silver dengan satu hiasan yang terbuat dari batu shapire adalah isi dari kotak yang diberikan padanya. Sungguh indah.

“Kau serius?" Chaeyeon membelalak tak percaya, "Chingu-ya, ini indah sekali,” Chaeyeon menyentuh batu berkilau itu kemudian bertukar pandangan dengan pria dihadapannya.

"Aku tidak bisa menerimanya, ini pasti sangat mahal.” tolak Chaeyeon sambil mendorong kotak itu kembali pada sang pemilik.

Pria itu tersenyum kembali setelah  mendengar penolakan Chaeyeon, “Aku sudah menduga kalau kau tidak akan menerimanya, tenang saja itu bukan barang asli, itu imitasi,” ia berbisik pelan pada kalimat terakhir. “Aku tidak punya cukup uang untuk membelikanmu kado mahal, maaf…” Ucapnya sambil terkekeh.

“Aish, jangan merendah seperti itu!” Chaeyeon mengerucutkan bibirnya. “Idol multi talent terkenal sepertimu pasti memiliki banyak uang, kau adalah Kim Mingyu, jadi jangan bercanda!” Kemudian tawa ringan terdengar dari keduanya.

Ya, dia adalah Kim Mingyu.

Dia adalah salah satu idol multi talent dalam dunia industri entertaiment di Korea dalam beberapa tahun belakang ini. Suaranya sangat powerfull ketika bernyanyi. Wajahnya pun tak kalah memukau jika dibandingkan dengan suaranya. Belum lagi bakat akting yang mumpuni. Dan jangan lupakan kepribadiannya yang sederhana menjadi pelengkap dari figurnya yang nyaris sempurna.

“Kau tersenyum.”

“Apa? Coba katakan sekali lagi!” desak Chaeyeon sambil melihat pria di depannya yang kini juga sudah menurunkan masker yang dia kenakan.

“Aku hanya senang bisa melihatmu tersenyum. Chaeyeon-ah, semuanya akan baik-baik saja. Kau bisa percaya padaku.” Mingyu menyentuh telapak tangan Chaeyeon yang tergeletak di atas meja. Jika saja ia mampu, ingin rasanya menggenggam tangan gadis itu lebih lama, merasakan betapa lembut dan hangat jari-jemarinya.

“Terima Kasih, Mingyu…” seulas senyum itu hilang lagi untuk sesaat, berganti dengan tatapan sendu. Tidak berlangsung lama, Chaeyeon menarik lagi kedua ujung bibirnya. “Jika kau tidak ada, aku tidak akan tahu bagaimana caranya menghadapi hari esok. Mingyu-ya, aku percaya padamu. Terima kasih.”

Senyum itu menghiasi paras cantiknya. Tak seindah biasanya memang, karena selain senyum itu, bulir-bulir air mengalir deras dari mata bulatnya. Jauh di dalam hatinya, Eunwoo telah menorehkan luka yang cukup dalam dan Chaeyeon tidak bisa melakukan apa-apa.

Behind the showTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang