Bagian VIII

130 26 4
                                    

Chaeyeon memaksakan senyum ketika melihat siapa yang sedang berdiri di depan pintu apartement nya. Bukannya bersikap kurang sopan, hanya saja dia sedikit lelah karena hari ini Chaeyeon kedatangan banyak sekali tamu. Mulai dari Manajer Kim, Eunwoo, Sowon dan malam ini Mingyu datang membawakan sebuket bunga ke rumahnya. Katanya ia sedang bosan dan tidak punya kegiatan maka ia datang berkunjung.

“Manajer Kim akan marah kalau saja dia tahu kau datang kemari. Keributan yang kita buat semalam membuat agensiku pusing bukan main,” kata Chaeyeon yang datang dari dapur dengan segelas minuman dingin.

“Agensiku juga sama pusingnya. Banyak wartawan yang menelpon sampai kami harus memutuskan hubungan telpon. Jadi seperti ini ya rasanya terkena skandal.” Mingyu terkekeh.

“Dasar bodoh! Semua selebriti selalu kesal tiap kali mendapat skandal, kau malah senang sekali,” Chaeyeon pun duduk berhadapan dengan Mingyu.

“Itu karena aku tidak punya banyak skandal untuk dipamerkan.” mata Mingyu melengkungkan senyum yang tak kalah indah dari bulan sabit. Idol multitalenta itu memang sangat jarang bahkan tidak pernah terlibat skandal serius. Berbeda dengan kekasih di atas kertas Charyeon.

Chaeyeon ikut tertawa bersama. Mingyu selalu saja membuatnya lupa akan segala masalahnya. Pribadinya yang menyenangkan selalu berhasil membuat siapa saja merasa nyaman didekatnya. Tidak sengaja ia menyadari ada luka robek di ujung bibir Mingyu juga lebam yang kurang kentara di pipi kirinya.

“Ya Kim Mingyu, kau terluka?” tanya Chaeyeon.

“Hm? Oh ini akibat kecerobohanku. Aku terjatuh dan terbentur dinding. Tidak apa-apa, rasanya tidak sakit sama sekali.” Jawab Mingyu berbohong.

“Apa semalam Eunwoo mendatangimu? Apa dia memukulmu? Jujurlah, kau tahu aku tidak suka dibohongi,” emosi Chaeyeon tersulut melihat lebam yang berada di wajah Mingyu.

“Tidak, Chaeyeon, ini bukan seperti yang kau pikirkan,” Mingyu kerap menggelengkan kepalanya.

“Dia selalu saja begitu. Apakah tidak cukup menyakitiku sampai-sampai ia harus menyakiti orang lain di sekelilingku, huh?!”

Chaeyeon bangkit dari duduknya dan berjalan cepat menuju kamarnya. Ia mengambil mantel, syal dan topi dari lemarinya kemudian dengan tergesa-gesa mengambil tas dan dompetnya.

“Kau mau kemana?” tanya Mingyu saat melihat gadis itu berjalan tergesa keluar dari kamarnya.

“Menghentikannya. Dia sudah keterlaluan.” Chaeyeon berkata dengan penuh keyakinan.

“Tidak Chaeyeon. Tolong jangan lakukan apapun yang bisa merusak karirmu! Dengarkan aku, Kau hanya perlu bersabar,” Mingyu mencoba menenangkannya.

“Sampai kapan?”

Chaeyeon meninggikan volume suaranya. Mingyu dibuat bungkam dengan amarahnya yang sudah tidak terbendung lagi.

“Sampai kapan aku harus bersabar? Aku terus bersabar tapi dia tidak pernah berubah. Aku tahu batasanku, aku tidak bisa bersabar selamanya.” sambungnya agak emosional.

Mingyu pun tidak bisa berbuat apa-apa. Yang ia bisa lakukan hanya mengantar Chaeyeon menuju apartement dimana Eunwoo tinggal. Dalam pikirannya ia sudah membayangkan berbagai macam kemungkinan dan tidak satupun yang ia bayangkan berbuah dengan happy ending.

Behind the showTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang