Seperti itulah percakapan antara aku dan Mas Satya. Setelah pertemuan terakhir kita di Heathrow Airport, London, aku dan Mas Satya hampir setiap hari on the phone. Walaupun kadang hanya 5 atau 10 menit untuk menanyakan kabar, tugas dan pekerjaan.
Sampai akhirnya, Studi Exchangeku akan berakhir sebentar lagi dan akan mengadakan trip perpisahan. Awalnya trip tersebut akan ke Korea Selatan. Aku sudah sangat senang saat itu. Akhirnya! Aku ke negri drama korea yang sering kutonton! Hahahaha. Tapi gagal. Karena lembaga studiku menginginkan kami visit ke salah satu universitas di Jepang.
Sebelum keputusan lembaga untuk trip ke Jepang, Mas Satya sudah cerita bahwa ia akan finalisasi pekerjaannya ke Jepang, lagi. Jepang adalah tempat kali pertama aku bertemu Mas Satya, kalian tau itu. Kalau kalian kira aku sedih karena gagal pergi ke Korsel, kalian salah. Jutsru aku menanti-nanti keberangkatanku ke Jepang.
"Besok saya sampai di Tokyo pagi, Ta. Saya juga Cuma 3 hari. Kamu dimana?"
"Saya juga stay di Osaka, Mas. Saya udah visit ke Osaka Univ sama Kobe.."
"Tokyo ke Osaka Cuma 3 jam. Hari ke-2 pagi saya langsung berangkat kesana. Gimana, kamu free?"
_____________________________________________________
Pagi ini aku sudah ada di stasiun, menunggu kedatangan kereta dan menuju Tokyo. Kalau kalian kira Mas Satya yang akan pergi ketempatku, ya, memang benar. Tapi nyatanya, setelah subuh Mas Satya menelfonku dan membatalkan janjinya. Kalian ingat kejadian di Italia saat tiba-tiba Mas Satya sakit? Ya, terulang lagi di Jepang. Katanya, kepala Mas Satya pening.
Selama 2 jam aku menuntut Mas Satya agar membagikan lokasinya, ia masih enggan memberikannya. Dan aku merasa beruntung pernah mengobrol dengan Mas Damar. Mas Damar menjadi penolongku kali ini. Sayangnya, aku hanya belum tau nomor kamar Mas Satya.
Setelah hampir 4 jam perjalanan sekaligus membeli beberapa kudapan, akhirnya aku sampai di hotel tempat Mas Satya menginap.
"Halo. Mas Satya?"
"Maaf, ya, sekali lagi Ta.... Ngga jadi. Ini saya baru bangun Hehe."
"Mas, saya dibawah. Kamar Mas Satya nomor berapa?"
"Loh? Sebenta-"
"Sebutin nomor kamar atau saya pulang dan kita ngga usah kenal?"
____________________________________________________
"Saya kan udah bilang, ngga usah, Ta. Kan jadinya kamu yang 6 jam pulang-pergi di kereta. Sendirian, lagi" kata Mas Satya sambil memakan onigiri yang tadi aku beli.
"Saya ngga sendiri. Saya bareng Nathan. Tadi Nathan bilang sekalian, ngga tau deh, dia mau kemana"
"Halah, bilang aja modus mau temenin cewek cantik." Mas Satya melengos melewatiku yang sedang melipat kemeja disampingnya dan berjalan ke arah balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
FanfictionCerita Satyatama dan Tania yang mengenal dan selalu jatuh cinta di tiap negara yang mereka kunjungi. "Let me bring my heart, to travel yours" - S "Come to me, Let's build our own world and fly it together" - T