Vietnam, be nice!

31 10 0
                                    

Sore ini saya sudah berada di Bandara menuju Vietnam. Kali ini saya akan visit ke Vietnam selama 4 hari. Dan sedihnya adalah, Tania hari ini sibuk sehingga ngga bisa antar saya.

Ngga apa-apa sih, biar Tania ngga perlu ketemu Damar. Nanti saya panas.

"Tuh, liat, Mar. Mentang-mentang ngga dianter pacar. Diem aja kayak lagi diceramahin" kata Jeremy berusaha berbisik tapi berharap saya juga dengar.

"Hahahaha. Kasian, mas. Mas Satya berharap ulang tahunnya sama cem-ceman. Eeh, malah disuruh berangkat-" balas Damar.

"Hei."

Damar dan Jeremy langsung diam. Mereka, tuh, seperti selalu menyempatkan diri buat ngeledek saya. Padahal saya ngga ada salah sama mereka.

______________________________________________________

"Katanya Halong Bay bagus, ya, Mar, Jer?" tanya saya.

"Bagus, mas. Rate di google sih 4,6. Mas Satya mau kesana?" jawab Damar

"Enaknya sih kesana bawa gandengan, Mas"
Tau, kan, siapa yang bicara?

"Jer... "

"Eh, maksud gua, mas... Siapa tau nanti mas Satya bisa kesini lagi. Kan bisa masuk list destinasi"

Damar hanya tertawa mendengarnya. Kemarin kita sampai di Hanoi pukul 7 malam dan langsung bersiap untuk hari ini. Sekarang kami sedang makan siang di restoran depan kantor client.

"Mas Satya?"

"Loh! Kamu disini, Bi? Astaga hahaha"

Kalian masih ingat Bianca yang bertemu saya di kedai kopi dekat kantor? Bianca adik tingkat saya. Kami tertawa dan saling memeluk karena kebetulan bertemu, lagi.

"Lagi ke rumah saudara, mas. Mumpung ada minggu kosong sebelum ujian profesi nanti. Mas disini?" katanya.

"Ooh gitu. Saya juga ada kerjaan, sih. Lusa juga udah balik."
"Oohiya. Ini teman saya, Jeremy dan Damar."

Setelah saling bertegur sapa, selama kami melanjutkan makan mereka hanya diam. Aneh. Atau jangan-jangan Jeremy suka sama Bianca? Ah. Bianca sudah punya suami masa mau diembat.

Saya belum cerita, ya? Setelah bertemu Bianca waktu itu kami sempat mengobrol banyak di aplikasi instagram. Ternyata Bianca sudah menikah dengan salah satu seniornya yang sudah lulus dan telah menjadi dokter. Disinilah dia, Vietnam tempat saudara-saudara suaminya berkumpul.

"Kalian kenapa sih kok jadi diam gini?" tanya saya. Ya, siapa yang ngga berpikir aneh kalau tim debat ini tiba-tiba jadi diam?

"Ngga apa apa, mas" jawab mereka bersama-sama.

"Yaudah ayok balik ke atas. Dzuhur dulu nanti lanjut rapat, ya. " kata saya mengajak mereka untuk bergegas pergi

_____________________________________________

Damar POV

"Sumpah, Ta. Kita ngga kenal." kata mas Remy.

"Tapi, mas Satya juga ngga pernah cerita apa-apa"

"Mana mas Satya manggilnya 'Bi'. Itu emang namanya atau panggilan ya?" tanyaku

"Dodol. Panggilan apa yang 'bi'? Babi? Baby?" jawab mas Remy

"Ya siapa tau, mas."

"Tapi kamu tetep jadi kesini, kan, Ta?" tanya mas Remy

"Jadi, mas. Ini sebentar lagi mau ke airport"

"Ta, nanti kalau udah sampe sini langsung kabarin mas Remy aja—"

"Jeremy!" mas Remy memukul kepalaku.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang