Aku menunduk. Menarik nafas dengan cepat mencoba menghilangkan rasa takut dan sesak karena sejak tadi terkurung dalam lemari butut di dalam gudang.
Tanganku bertumpu pada lutut. Menahan berat tubuhku yang sejak tadi masih lemas. Tubuhku bergetar cukup kuat karena takut. Kakiku juga serasa seperti Jeli, tak mampu lagi menahan berat tubuhku.
"Lagian ngapain kamu bisa berada disini?" aku mendongak, menatap pria pendek yang baru saja berbicara dengan kesal sembari menatapku.
"Sialan, bukannya ditenangin. Udah nyerocos aja." aku berdiri, menyender pada tembok dibelakangku dengan lemas. Aku tak mempedulikan kerudung panjangku yang terkena debu tembok kotor.
"Aku sedang bertanya. Jadi jawab dengan benar." dia menarik tanganku. Menjatuhkanku dalam pelukannya lalu menepuk-nepuk punggungku yang kotor.
Jangan ditanya. Aku sudah memerah karena perbuatannya yang tiba-tiba itu.
"Kalau Kyai Kakushibou tau. Kita bisa dihukum loh."
"berisik. Kubilang, jawab pertanyaanku!" dia membentak tepat setelah aku selesai dengan kalimatku.
"Aku tidak tahu. Tadi perasaan pas abis sholat subuh, aku sedang dikantin pondok. Ditraktir temenku minum. Setelah itu, tahu-tahu aku ada di dalam Lemari." aku menghela nafas panjang.
"Kalau gaada kamu, aku pasti sudah pingsan." aku membalas pelukan Muichirou. Menyenderkan kepalaku pada bahunya sembari mencoba menenangkan diri.
"Kau dijebak, bodoh." aku mengangkat sebelah alisku. Kalimat menusuk pria ini benar-benar membuatku kesal, tapi karena kalimatnya ada maksudnya, aku malah berpikir dan tak sempat mengamuk padanya.
"Memang banyak yang tak suka padaku. Tapi ini keterlaluan." aku melerai pelukan. Menatap wajah polos didepanku lalu menyeringai senang, "Hoho mereka ngajak gelud."
Baru saja aku tenang dari rasa takutku. Sekarang ganti dilanda rasa nyut-nyutan dikepalaku. Sialan pria ini. Dia memukul kepalaku dengan keras.
"Sakit goblok." aku berjongkok di depannya. Masih memegang kepalaku dengan erat.
"Sudah tahu ada yang tidak suka padamu. Harusnya kamu memperbaiki sifat. Bukan malah menantang mereka." dia berceramah panjang lebar. Iya-iya, aku tahu kamu cucunya Mbah Kyai. Udah, gak usah ditunjuk-tunjukin.
"Aku bukan tipe orang baik. Yamaaf." aku berdiri lagi. Menepuk rokku yang kotor karena jongkok dengan spontan tadi.
"Harus-"
"Siapa didalam?"
Aku terkejut.
Bukan karena teriakan seseorang yang sepertinya memergoki kami berduaan di gudang pondok. Melainkan terkejut karena tiba-tiba Muichirou mendorongku masuk lagi kedalam lemari itu, diikuti dia yang kemudian menutup pintu dengan sebelah tangannya.
Berakhirlah kita berdua bersembunyi di dalam lemari sempit ini.
"Mui-"
"Diam!" ucapanku lagi-lagi terpotong oleh bentakan menyebalkan dari pemuda yang tengah memojokkanku dengan sebelah tangannya.
Maaf aku tidak sempat memerah saat menyadari posisi kami yang ambigu. Aku sudah terlanjur kesal karena dibentak setelah di dorong masuk ke dalam sarang kecoa ini lagi.
Tunggu.
Sarang kecoa?
Aku melihat sekelilingku. Mataku melotot melihat beberapa hewan kecil berwarna coklat seperti kurma yang tengah merayap kesana kemari.
Tubuhku kembali menegang. Keringat dingin mulai membasai tubuhku. Aku membuka mulut ingin berteriak, tapi, "Kau mau kita ketahuan dan berakhir membersihkan kamar mandi?" bisik Muichirou tepat di telingaku. Aku menegang lagi, kali ini terkejut dengan hembusan nafas hangat di sekitar pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEN I MEET YOU
FanfictionKetemu husbu pas masuk dunia anime memanglah epic. Tapi pernah gak sih lo. Masuk pesantren karena dipaksa orang tua malah ketemu dedek gemes :v Udah baca ae. Aulia bawa Muichirou Tokitou kali ini >~< Btw karena ada adegan icha-icha. Aulia sarankan d...