Chapter 4

681 94 5
                                        

Ino duduk mematung dengan kelopak mata yang menggenang air. Sementara Gaara berdiri di depannya dengan wajah yang lebih serius dari biasanya

"Apa maksudmu dengan tidak tahu?" tanya Gaara penuh tuntutan. Jelas ia sudah tidak sabar untuk mencari Sakura-nya dan Ino begitu lambat untuk bicara

"Sungguh aku tidak tahu, aku sedang bersama teman-temanku yang lain dan Sakura tertidur di kursinya, ia tidak bilang apapun akan pergi ke mana" jelas Ino dengan sedikit getaran di suaranya. Jujur ia juga khawatir dengan Sakura yang ceroboh itu, tapi untuk saat ini perasaannya lebih kentara takut pada Gaara yang benar-benar mengintimidasi

"Ck" Gaara berdecak kesal. Dalam hidupnya hal yang mampuh membuatnya tidak tenang adalah keluarganya terutama Sakura

"aku akan menghubunginya" sentak Ino bergegas mengambil ponsel di tasnya

"aku sudah mencobanya, ponselnya mati" beritahu Gaara bahkan sebelum Ino mencapai tasnya. "aku akan mencarinya, dan kau cek di toilet perempuan, jika kau menemukannya beritahu aku" kata Gaara dan berlari pergi meninggalkan Ino.
.
.
"kurasa kau memilih tempat yang salah untuk main-main" perkataan sasuke dan tatapan mata onyx yang tajam seperti elang, serta seringai bengis di bibirnya seperti orang yang sama di dalam bayangan mengerikan sakura, membuatnya ingat akan kejadian enam tahun lalu yang masih coba ia lupakan

Sakura ingin memejamkan mata, ia ingin berteriak memanggil ayah dan ibunya, meminta kakak-kakaknya untuk datang, namun ia tak bisa melakukan apapun, bayangan-bayangan menakutkan di masa silamnya kembali bermunculan apalagi saat salah satu dari orang yang dilihatnya mulai mengeluarkan pisau
“Ahhaa” dengan tubuh bergetar dan kepala yang terasa berputar, mengakhir sisa kesadaran sakura yang ambruk di tanah berumput menarik perhatian perkelahin yang sedang sasuke lakoni memecah perhatiannya sehingga ia tak sempat menghindar saat sebilah pisau menusuk perutnya
.
.

~ Brother Complex~

Sebenarnya Sakura tidak pernah bermaksud menjadi adik yang pembangkang pada kakak-kakaknya, Sakura hanya bosan dengan kehidupanya yang terus di atur, seberapa sering ia mengingatkan diri jika yang dilakukan Sasori, Kankuro, dan Gaara adalah untuk kebaikan dirinya juga, tapi terkadang ia sungguh bosan dan berpikir mereka berlebihan. Meski begitu seharusnya Sakura tetap menuruti mereka, dengan begitu mungkin ia tidak akan dalam keadaan sekarang.

Gaara berlari secepat yang ia bisa menghampiri Sakura yang sudah tidak sadarkan diri, tergeletak di rumput di samping satu-satunya kursi panjang di halaman belakang sekolah. dengan panik ia segera mengangkat Sakura pada rengkuhan

“Saku” gumamnya mencoba membangunkan sang adik yang tidak mendapat respon.

Gaara datang ke halaman belakang ini setelah mendengar teriakan Sakura, jadi ia yakin Sakura belum lama ini pingsan.

“apa yanng kau lakukan bodoh!, kita harus membawa Sakura ke rumah sakit” teriak Kankuro yang baru datang setelah Ino yang tadi datang bersama Gaara menelephonnya.

Kankuro tidak habis pikir dengan adik kembarannya itu, sudah lihat Sakura pingsan tidak sadarkan diri malah membuang-buang waktu. Dengan segera Kankuro mengambil alih Sakura dan membawanya pergi di ikuti Ino yang juga tampak menghawatirkan sahabatnya itu. Gaara pun ikut beranjak, namun baru beberapa langkah, kakinya hampir saja menginjak sebuah kacamata, dan bebeapa tetes darah di kacamata itu, dengan rasa penuh penasaran Gaara memungut kecamata itu dan menganonginya di saku celananya. Gaara rasa ia pernah melihat kecamata itu tidak lama beberapa waktu lalu, dan tidak membuang waktu lebih lama lagi, Gaara kembali mengikuti kankuro untuk mengobati sang adik.
.
.

~Brother Compex~

Sakura tidak ingat apapun saat kesadarannya terkumpul, hanya seperti bangun tidur biasanya

“Sayang, kau bangun” seseorang yang tadinya tertidur di kursi di samping tempat tidur Sakura kini terbangun karna merasakan pergerakan pada tangannya yang menggenggam tangan Sakura.

“Ka-san, tenggorokanku sakit” kata Sakura parau. Tenggorokannya terasa sangat kering seolah ia tidak minum beberapa hari

Karura tersanyum lega saat mendapati putri bungsunya tersadar, sudah dua hari ia seperti akan gila karna sang putri tidak kunjung terbangun semenjak Kankuro dan Gaara membawanya ke rumah sakit setelah mendapati adik mereka tergeletak tak sadarkan diri di halaman belakang sekolah.

“itu karna Saku-chan tidur terlalu lama, ayo minum agar tenggorokannya tidak sakit” jelas karura dan membantu sang putri untuk meminum air mineral yang tersedia di meja nakan di samping ranjang pasien.

“sudah lebih baik?” tanya Karura setelah Sakura minum.

Sakura menjawab dengan mengangguk dan mulai memerhatikan keadaan sekitarnya, dan ia baru menyadari bahwa ia sedang berada di salah satu kamar pasien VIP di rumah sakit.

“Kenapa aku di sini?” tanya Sakura, belum sempat Karura menjawab pintu ruangan terbuka dan muncul lah Sabaku kembar, yang pertama masuk adalah Kankuro di ikuti Gaara di belakangnya
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...

Maaf ya minna, yang kemarin itu berantakan banget. Pokoknya kalo ada salah aku di keritik aja ya, soalnya aku itu emang masih banyak salahnya.

Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang