29 17 6
                                        

Aku masih terdiam saat mendengar pernyataan Nana, banyak pertanyaan yg kluar dari dalam hatiku, knapa dia bisa tau? Siapa dia? Apakah dia penguntit? Apa perlu aku lapor ke pihak keamanan?

"Ji, lu ngapain?"

Aku terkejut saat Zoe memanggilku dari blakang, "Ah, gk ada"

"Srius? Lu kok kayak panik?" dia berjalan kearahku dan melihat kluar, tidak ada orang diluar.

"Lu gk di hipnotis kan?" tanyanya lagi

"Dih, ngga ada apa apa, udah balik kerja lagi" usirku

"Shiftlu kan udah slesai?" aku melihat kearah jam, benar shiftku sudah slesai, skrang jam tepat menunjuk pukul 2 malam.

"Eh gw pergi ya Zoe, makasi dah ngingetin" aku langsung membuka topi kasirku dan langsung lari ke belakang berganti baju.

"Zoe lu brani sendirikan?" teriakku di blakang

"Lah emang gw dari kmaren sama siapa si? Nanti paling Noona kita satu itu dateng jam 6"

"Ooh oke oke" stelah selesai aku langsung kluar, dan membuka gagang pintu. Aku terhenti saat membayangkan hal yg dikatakan Nana tadi.

"Ahh, shit kok dia bisa tau si?" berbagai pertanyaan muncul dikepalaku lagi.

"Lu kesambet apa si Ji? Menung mulu"

"Kepo aelu! Dah gw pergi yaa, bai"

Aku membuka daftarku lagi,
1. Pulang sekolah naik qocar✔
2. Bekerja di restoran✔
3. Bekerja di kasir supermarket✔
4. Menjual minuman di taman

Ah, jualan minuman ya?

Aku pergi ke parkiran supermarket, dan membuka borgolan sepedaku. Kuputar playlist musik kesayanganku lagi di hp, lagu kali ini yg aku putar,
🎧GOT7 - Just Right

Aku mengayuh sepedaku ke taman yg ada di seoul, dan aku masuk ke warung tempatku bekerja.

"Buk, inikan yg dijual?" tanyaku pada pemilik warung tsb, ibu ini baik kok, tidak seperti drama drama yg pemilik warungnya galak.

"Iya nak, hati hati, kamu perempuanloh" khawatir ibu itu.

"Iya buk, ini aku nitip sepeda ya, udah aku borgol"

"Oke sip"

Aku berjalan kaki menawar minuman yg ada di bakulku yg kusandang mengarah kedepan dengan gabus putih.

"Mau minumnya buk?"

"Minumnya kak"

"Minumnya minumnya"

Aku berjalan mengelilingi taman ini, dengan lampu jalan berwarna kuning, rasanya seperti merasakan aestheticnya kota seoul. Jam 2 ini rasanya seperti Jam 9 malam, walaupun tidak terlalu ramai, tapi ini bisa dikatakan ramai(apasi?)

"Mbak, beli minumnya dong!"

Ah iyaa, "Yg mana?"

Tak terasa waktu telah menunjuk pukul 4 pagi, aku bergegas ke warung itu dan meletakkan bakul gabus putih yg kusandang slama jualan.

GLASS OF MY FEAR[NA JAEMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang