Rooftop

13 3 0
                                    

"hai Qilla.."
"Halo Aqilla"
"Hai cantik.."

Sapaan para siswa mengiringi langkah Aqilla. Aqilla memanglah gadis berparas cantik.

Tak heran jika banyak siswa yang mengagumi nya.

"Hai juga., Salam kenal ya semuanya" ucap Aqilla membalas sapaan mereka.

Tangan nya melambai, diiringi senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya.

"Dih, sok ngartis banget lu qil" ucap Dimas yang berjalan bersamanya saat ini.

"Dimas.., gue bukannya sok ngartis. Tapi kata buna, kita itu harus memperlakukan orang sama seperti mereka memperlakukan kita" jawab Aqilla .

"Buna siape qil, mulut Lo typo?" Balas Dimas.

"Hahaha..," Aqilla tertawa keras sambil memukul lengan Dimas.

"Aww qil sakit. Lagian apanya yang lucu sih." Ucap Dimas lalu menghentikan langkah kakinya.

"Haha., Buna itu bunda gue dim. Dulu waktu masih kecil gue gak bisa manggil bunda, bisanya buna. Jadi kebawa sampe sekarang."

Dimas memperhatikan Aqilla yang menjelaskan dengan ceria. Matanya di manjakan oleh senyum yang terbit di wajah gadis cantik itu.

"Yaudah ayo dim, katanya Lo mau nunjukin the most comfortable place sekolah ini" sambung Aqilla.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat yang telah dijanjikan Dimas.

Setelah melewati beberapa koridor dan anak tangga. Akhirnya mereka sampai di rooftop sekolah.

Ya Rooftop, Rooftop adalah tempat favorit Dimas di sekolah ini. Dimas sering menghabiskan waktu istirahat nya di tempat ini.

Langit biru., Pemandangan ibu kota, dan kicauan burung menjadi perpaduan yang sangat estetik.

Aqilla menikmati tempat ini, Dimas dapat melihat raut bahagia di wajah gadis itu.

"Gue gak tau kenapa Lo semarah ini"

Terdengar teriakan seorang wanita dari arah belakang mereka.

"Lo gak akan pernah ngerti sya" sahut lelaki itu.

"Gue harap Lo bisa maafin gue, dan akan Dateng ke acara pertunangan gue nis." Ucap keisya.

Keisya berbalik dan meninggalkan Denis yang tetap membelakanginya.

Ia sempat melemparkan senyum kepada Dimas dan Aqilla yang dari tadi memperhatikan percakapan mereka.

"Siapapun itu dia cantik" bisik Aqilla setelah membalas senyum keisya.

Denis tetap ditempatnya, hanya saja wajahnya yang tadi menghadap langit kini tertunduk lesu.

Dimas dan Aqilla hanya memperhatikan dari belakang.

"Eh qil Lo mau kemana" Dimas menghentikan Aqilla yang akan berjalan menghampiri Denis.

"Gausah, kita turun aja" lanjut Dimas sambil membawa Aqilla menuruni tangga.

_________

Hai readers.... 🤗

Akhirnya between two kembali update.

Gimana tentang part ini?, Semoga kalian suka ya.

Salam manis dari author ☺️.






















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang