Saya Aqilla

37 8 6
                                    

"Perkenalkan, nama saya Aqilla. Saya murid baru disini." Ucapnya memperkenalkan diri.

Suasana berlangsung hening, tak ada yang menanggapi perkenalan Aqilla. Bagaimana mungkin murid baru bisa se berani ini, langsung memperkenalkan diri Tanpa di persilahkan oleh guru.

"Jadi saya bisa duduk dimana Bu?" Ucapnya pada Bu Tatik yang sedari tadi tengah memperhatikan Aqilla.

"Silahkan cari saja bangku yang kosong." Jawab Bu Tatik lalu meneruskan kegiatan pembelajarannya.

Aqilla menyusuri tempat duduk siswa, dia menemukan satu bangku kosong tepat di belakang Delvin dan Dimas.

"Wih., Cantik banget"
"Halo Aqilla..."
"Sini duduk sama Abang."

Para siswa berbisik-bisik untuk menggoda Aqilla. Sedangkan Aqilla hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kenalin, gue Aqilla." Aqilla menjulurkan tangannya diantara Denis dan Dimas.

"Halo Aqilla..,kenalin gue Dimas." Ucap Dimas menjabat tangan Aqilla.

"Halo, gue Aqilla" kali ini Aqilla menuju pada Denis.

Denis hanya menoleh dan mengangguk. Aqilla yang merasa terabaikan langsung menarik kembali tangannya.

Pelajaran berlangsung seperti biasa, Aqilla pun menyimak Bu Tatik dengan seksama.

"Ok anak2, siapa yang bisa mengerjakan soal ini" ucap Bu Tatik sambil menunjuk ke arah papan yang bertuliskan soal fisika.

"Saya Bu" Denis dan Aqilla mengangkat tangan secara bersamaan.

Suara sorakan dan siulan memenuhi ruang kelas. Selama ini tidak ada yang bisa menjawab soal dari Bu Tatik kecuali Denis.

"Brak..brakk..brakk..," Bu Tatik menggedor papan tulis untuk menenangkan siswa.

"Sudah semua tenang, ayo murid baru coba kamu kedepan."

Aqilla menuruti perintah Bu Tatik, ia maju dan mulai menggoreskan spidol ke papan tulis. Aqilla memanglah murid yang cerdas.

Dia termasuk murid berprestasi di SMA yang dulu ia tinggali.  Tapi karena kematian ibunya, Aqilla memutuskan untuk pindah keluar kota.

"Sudah Bu." Ucap Aqilla padu Bu Tatik.

Bu Tatik kemudian memeriksa ke papan tulis. Sejenak terpana melihat tulisan Aqilla yang terpampang sangat rapih.

"Iya bener., Siapa nama kamu?" Bu Tatik kini memandangi wajah Aqilla.

"Aqilla Bu.,Aqilla Devina" jawab Aqilla dengan senyuman yang sangat manis.

"Baiklah, kembali ke tempat kamu."

"Wih, udah cakep pinter lagi. Cocok banget buat masa depan. Ya ga nis?" Ucap Dimas pada sahabatnya itu.

Karena tidak ada jawaban dari Denis, Dimas memutuskan untuk memukul lengan Denis. "Et dah bang.,ada cewek cantik nih. Dianggurin aja, ga kalah cantik lah sama neng Keisya"

"Apaan sih Lo dim., Ga penting" jawab Denis.

Between TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang