Dance

2.3K 173 42
                                    









"Thanks babe."


Aku merotasikan mataku kemudian mencibir Jaehyun yang baru saja mengambil paper bag yang kusodorkan ke depannya. Punya teman jomblo tapi ganteng kaya Jaehyun kadang lebih banyak ngeselinnya. Cowok tinggi itu bisa tiba-tiba memanggilku dengan panggilan aneh seperti barusan. Tiba-tiba menggandeng tanganku di kantin fakultas, yang kemudian membuatku jadi bahan gunjingan satu kampus. Memang sialan kau Jung Jaehyun.


Johnny, kakak laki-lakiku yang kadang sama randomnya dengan Jaehyun, hanya menggelengkan kepalanya dan ikut mengambil kantong plastik dari tanganku yang lain. Johnny sudah biasa mendengar Jaehyun memanggilku dengan berbagai nama aneh jadi dia hanya bisa membiarkan temannya itu.


"Udahkan? Gue balik ya?!"


Aku datang ke sini hanya untuk mengantarkan baju ganti Jaehyun dan snack titipan Johnny. Mereka ada latihan menari hari ini. Dan aku tidak ingin jadi orang bego yang hanya duduk melihat para lelaki ini berkeringat dan menjadi bau.


"Ntar aja Va, bareng gue. Gak ada orang juga di rumah, mending tungguin gue latihan disini. Lumayan ada wifi noh." kata Johnny.


Aku mencoba mengenali siapa saja yang ada di ruangan ini. Males banget kalo ada yang gak di kenal ntar Johnny malah sibuk sama temennya dan aku gak bisa ikutan nimbrung. Selain Johnny dan Jaehyun, ada Yuta sama Taeyong yang lagi ngobrol berdua, trus abang ganteng Hansol sama Ten yang lagi berdiri memunggungiku. Aku kenal mereka semua. Satu genk sama Johnny, sama gak jelasnya kaya Johnny.


"Iya. Sekalian liatin gue." kata Jaehyun.


"Idih! Siapa lu?!"


Jaehyun hanya tertawa. Aku akhirnya berjalan ke sudut ruangan dekat pintu masuk, jauh-jauh biar gak ganggu latihan mereka.


"Dek," panggilan itu dari Taeyong.


"Iya bang?" Seriusan Taeyong cuman pake kaus doang tapi ganteng kebangetan.


"Kita mau ngerekam, kamu duduk disana aja ya?!"


Aku mengikuti arah tangan Taeyong yang menunjuk kearah cermin besar yang memenuhi satu sisi dinding disana. Ada kamera yang lagi diutak atik sama Hansol dan Ten sekitar satu meter dari kaca itu dan di depan kamera ada botol pocari sweet yang entah untuk apa tujuannya ditaruh disana.


"Oh oke. Sorry bang."


Aku setengah berlari ke arah Hansol dan Ten, kemudian duduk bersandar pada dinding cermin dibelakangku sambil melipat kaki di depan dada. Takut kalo gak sengaja kena tripod kamera mereka.


Teman Johnny ganteng semua, kecuali Johnny. Meski teman-teman di kampus selalu bilang kalau Johnny ganteng. Aku gak pernah nganggep dia ganteng. Mana ada orang ganteng nonton bokep tiap hari. Eh tapi Taeyong juga ngebokep tiap hari bareng Johnny, dan dia ganteng. Pokoknya Johnny gak ganteng. Gausah protes. Kalau ada yang nganggep Johnny ganteng, fix pacarnya Johnny.


Aku mendongakkan wajahku, mengamati Ten yang menunduk dan masih sibuk dengan kamera di depannya ia baru saja ditinggal sendirian sama Hansol. Ten juga ganteng kaya temen Johnny yang lain. Tapi dia ganteng dengan cara dia sendiri. Hidung Ten benar-benar mancung, matanya juga besar dan cantik.


Aku mencoba mengalihkan pandanganku kearah lain. Tapi Ten sudah lebih dulu menangkap basah kalau aku baru saja memerhatikannya. Ten melakukan sesuatu yang sama sekali tidak aku bayangkan. Dia tersenyum.


Ten Pieces | TEN WayV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang