Aku membiarkan Renjun membawa tasku. Aku melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal pada Hendery, Mark, dan Xiaojun.
Aku menyamakan langkah dengan Renjun yang kini sibuk dengan handphonenya. Aku tersenyum saat melihat adik laki-laki itu sedang membuka pesan entah dari siapa tapi ada tanda hati merah di display namenya.
"Jiě jiě bawakan versi bahasa Inggris ya?"
"Apanya?"
"Lagu tadi."
"Ohh... oke."
Alasan kenapa beberapa hari ini aku ada di ruang vokal bersama Renjun, Mark, Hendery dan Xiajun adalah untuk membantu mereka. Lebih tepatnya membantu Xiaojun dan Renjun.
Xiaojun dan Renjun yang mengambil kelas musik, harus menampilkan sesuatu minggu depan saat acara pensi. Entah ide dari mana dan dari siapa, mereka membuat band dadakan. Dengan Mark sebagai Leader dan gitaris, lalu Hendery di drum, Xiaojun akan memegang bass dan Renjun dengan organ. Dan aku sendiri di rekruit sebagai vokalis bayaran yang sama sekali tidak dibayar, yang ada aku yang membayari mereka minum setiap latihan.
Mereka telah memutuskan untuk membawakan lagu bahasa Mandarin karena dosen mereka keturunan China dan karena itulah aku yang dipilih jadi vokalis dadakkan ini, dengan alasan hanya aku yang bisa. Memang alasan yang tidak logis. Tapi Renjun mengancamku dengan menggunakan nama Ten. Jadi aku menyerah.
Soal Ten, tidak ada yang terjadi antara kami setelah kejadian itu. Yang ada gosip baru beredar, mereka mengatakan aku menyukai Ten. Tapi itu bukan gosip. Omongan itu diikuti dengan gosip lainnya tentang hubunganku dengan Jaehyun dan hubungan Ten dengan Lisa yang sebelumnya juga terdengar.
Aku memutuskan untuk mengabaikan perkataan mereka. Aku sudah terbiasa. Toh sebelumnya mereka juga mengataiku perayu, genit dan segala macamnya saat Jaehyun mulai memanggilku dengan nama aneh-aneh. Jadi hal seperti ini tidak berpengaruh banyak untukku.
Dan soal Lisa. Aku sama sekali tidak bertemu dengannya sejak kejadian itu. Selain karena memang kami berada di jurusan yang berbeda, aku tidak bisa menyalahkan gadis itu kalau dia membenciku dan mempercayai gosip yang memang benar adanya.
"Jiě jiě gapapa?"
Aku menatap Renjun bingung. Aku tidak sedang sakit atau kekurangan uang. Jadi aku baik-baik saja.
"Bicara yang jelas Njun?!"
"Nanti nyanyinya harus dengan perasaannya jiě jiè!"
"Iya nanti aku nyanyi sambil mikirin kak Ten. Tapi sepertinya bukan itu yang mau kau tanyakan. Iyakan?"
"Soal bang Tapon."
Aku tersenyum, meski terlihat tidak peduli Renjun sesungguhnya sangat perhatian. Dia lebih sering mengadu pada Johnny soal masalahku. Padahal yang punya masalah siapa yang mengadu siapa. Dia juga sering menyadari hal-hal yang biasanya aku lewatkan atau aku lupakan. Renjun saudara yang lebih berguna dari Johnny yang sekarang mendadak bucin.
"Kenapa memang dengan kak Ten? Kami baik-baik saja, berteman seperti sebelumnya." jawabku. "Kalau kau bertanya soal gosip itu, gak usah khawatir. Aku sudah biasa dikatai pelacur sejak semester satu karena berteman dengan Jaehyun."
Renjun mengangguk, "bagus deh. Jangan sampai bunuh diri karena dibully netizen ya Jiě jiě, aku tidak mau ditinggal berdua dengan bang Johnny. Gak ada yang ngurusin aku dan rumah nanti. Trus ntar rumah dijadiin club malam sama bang Johnny, kalau ketahuan aku bisa di kirim mama ke Korea Utara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Pieces | TEN WayV ✔
FanfictionNamanya Chittaphon Leechaiyapornkul. Aku menyukainya. sepuluh bagian dirinya yang berharga dan begitu Indah. Warning! - Alternatif Universal - Out Of Character - Trash Content start : 05/05/2020 End : 27/05/2020 Rinvely ❤