Drawing

1K 150 6
                                    






Aku sedang menikmati ayunan gantung sekarang, yang lain sedang sarapan dibawah. Karena aku tidak sarapan, jadi akan berada disini sampai mereka selesai sarapan.


Aku bangun pagi untuk memasak sarapan mereka bersama Aurora dan Renjun tadi. Ternyata Aurora sangat menyenangkan kemarin kami hanya diam dan fokus memasak saja, tapi hari ini kami bisa bercanda. Dia bahkan dalam dua hari bisa langsung akrab dengan Renjun yang mulutnya, ampun deh. Sementara Jaehyun, dia membantu tapi lebih banyak mengganggu. Aku mencoba tidak bicara dengannya dan ia mulai dengan mengomentari ini itu untuk mengagangguku, benar-benar menyebalkan. Tapi tenaganya benar-benar berguna saat masak untuk banyak orang. Jadi aku hanya akan mengalah dan membiarkan Jaehyun menggangguku seperti yang biasa ia lakukan.



 Jadi aku hanya akan mengalah dan membiarkan Jaehyun menggangguku seperti yang biasa ia lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duduk diayunan ini menyenangkan. Apalagi sambil stalk instragram kak Ten. Dia pasti bangun pagi tadi, dia mengupdate story berisi lagu tadi pagi yang aku ss tanpa berpikir. Sebenarnya story Ten pagi ini membuatku khawatir, tapi aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Itu bisa saja pikiranku yang berlebihan.


Aku juga sudah mendengar lagu J Warner yang kemarin lusa Ten update di story-nya. Aku tidak begitu mengerti maksud lagu itu, karena pemilihan katanya. Aku punya punya gambaran, tapi tidak ingin memikirkannya terlalu jauh.


"Eoh... pacarnya Jaehyun."


Aku mencoba tersenyum. Sepertinya label pacarnya Jaehyun akan tetap melekat padaku untuk waktu lama, kecuali Jaehyun berhenti menggangguku dan mencari pacar.


Aku tidak ingin Ten mengenalku sebagai pacarnya Jaehyun. Karena itu tidak benar apalagi setelah kejadian kemarin. Tapi aku akan berterima kasih pada Tuhan sekarang karena Ten datang ke sini dengan buku dan beberapa pennya.


Terima kasih Tuhan aku berduaan dengan Ten lagi.


"Aku tidak mengganggumukan?" tanya Ten.


"Gak kok kak." kataku.


Ten duduk di lantai kayu di antara meja kaca dan sofa tak jauh dari ayunan gantung yang aku tempati. Ia mulai membuka bukunya dan menggambar disana.


"Yang lain masih sarapan kak?"


Ten mengangguk sambil berguman mengiyakan. Fokus pada gambarannya. Aku bisa melihat apa yang dia gambar srkarang.


Satu lagi bagian dari diri Ten yang baru aku ketahui dan membuatku makin menyukainya.


Ten benar-benar jago urusan seni. Awalnya kukira ia salah jurusan karena mengambil Desain, ia harusnya mengambil jurusan tari seperti Winwin, dan ikut paduan suara kampus seperti Kun. Itu pikiranku sebelumnya. Tapi melihat bagaimana Ten menggerakkan penanya kurasa aku saja yang tidak mengenalnya dengan baik.


Ten Pieces | TEN WayV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang