Dugaan Farel

181 70 41
                                    

"Vei Lo ntar pulang sendiri ya gue lagi banyak kerjaan disekolah"
Vei hanya berdehem tanda menyetujui
"assalamualaikum semuanya" teriak Nasya dari ambang pintu. Sontak yang ada dimeja makan melihat kearah suara yang nyaring itu.

"waalaikumsalam, Nasya sini masuk ayo kita makan bareng" ajak mama kepada Nasya
"Hehe makasih tan, tapi Nasya udah kenyang tadi udah sarapan, Nasya kesini cuma mau berangkat bareng Vei kok tan"

"yaudah yuk kita cabut duluan, Lo bawa mobil kan Sya?" Nasya mengangguk mengiyakan lalu mereka berdua berpamitan berangkat sekolah duluan.
"Vei pulang sekolah ntar kita maen yuk"

"gak bisa Sya, gue mau latihan basket bentar lagi gue lomba"
Nasya baru ingat sesuatu
"jagan jagan Lo lomba disekolahan gue Vei"
"maksud Lo?"
"Lomba yang Lo ikutin itu diadain minggu depan kan?" Vei mengangguk memberi jawaban

"nah bener Vei! Lo lomba disekolahan gue. Gue bisa liat Lo main basket Vei" ucap Nasya histeris
"ck..lebay amat Lo Sya, ntar liat gue main Badminton juga ya" Nasya mengerem mendadak karna memang sudah sampai depan gerbang sekolahan Vei.

"Lo ikut dua lomba yang berbeda dalam satu hari Vei?" vei mengangguk lalu turun dari mobil Nasya.
"Thanks Nasya jelek" ucap Vei menjulurkan lidahnya lalu berlari kearah koridor

"Vei!" teriak Nasya didalam mobil. Mendengar Nasya teriak Vei tertawa terbahak bahak sendirian.
"waras Lo? ketawa sendirian?"
"ngapa?! Lo mau ketawa bareng gue juga?! sini"
"dih PD gile Lo jadi cewek"
Vei melanjutkan jalannya dan tidak memperdulikan Stefan yang berbicara disampingnya.

Stefan dan Vei sudah sampai dikelas bersama. Bella yang melihat terheran heran melihat dua insan ini berangkat bersama
"pagi yang cerah..apalagi liat kalian berdua akur terus berangkat bareng gini" ucap Bella sok puitis

Vei dan Stefan kompak melihat Bella
"gue gak bareng dia! cuma dia aja yang buntutin gue kekelas"
"siapa juga yang buntutin Lo! gue tadi berangkat bareng kawan gue!" Bella melihat keduanya bergantian lalu melerai

"udah udah! kenapa jadi cekcok sih. Lagian gimana gak Stefan buntutin Lo Vei, kan kalian satu kelas" lalu Bella melihat Stefan
"dan Lo Fan! heran gue sama Lo, kenapa sih Lo gak pernah mau ngalah sama cewek"

Stefan melihat Bella dengan mata elangnya
"Gue kalo mau ngalah sama cewek itu pilih pilih! gak sudi gue ngalah sama ni bocah" Vei melipat kedua tanganya didepan dada
"oh ya?! liat aja suatu saat Lo bakalan berlutut sama gue dan gak bakal bisa berpaling dari gue!" ucap Vei bebarengan dengan datangnya Bu Siska.

♥♥♥

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Saat ini Vei sedang mengganti seragam sekolahnya dengan baju basket, saat Vei akan ke lapangan basket tiba tiba Kevin mendekat kearah Vei

"Vei kita mulai latihan hari ini ya"
"harus sekarang?" Kevin hanya mengangguk
"Gue mau latihan basket dulu Vin"
"yaelah Vei, basket kan masih terakhiran tandingnya, kalo Badminton kan pagi. Jadi Lo latihan Badminton dulu"

"Vei latihan basket hari ini!" Kevin dan Vei sontak menoleh kesumber suara
"apaan sih Lo Fan! Vei latihan Badminton dulu hari ini" melihat Kevin dan Stefan yang sudah tersulut amarah Vei bergegas melerai.
"STOP! Vin, gue latihan basket dulu, kalo Badminton bisa dirumah latihannya" ucap Vei lalu pergi ke lapangan basket. Stefan tersenyum sinis kearah Kevin lalu mengekori Vei ke arah lapangan.

Setelah latihan basket selesai Vei bergegas mengganti pakainya dengan seragam sekolah dan mengenakan switer berwarna biru karna cuaca saat ini dingin, mungkin bentar lagi akan turun hujan.

Vei keluar sekolah mencari angkutan umum sendirian lalu duduk dibatu besar pinggir jalan karna sedari tadi tidak ada angkutan umum yang lewat.
"kasian yang gak ada kawan,
kemana mana selalu sendirian. Jelas lah gak punya kawan cewek galak kayak Lo mana ada yang mau deketin" ucap Stefan meremehkan. Saat ini Stefan sudah ada disamping Vei entah sejak kapan Vei tidak terlalu memperhatikan.

 Saat ini Stefan sudah ada disamping Vei entah sejak kapan Vei tidak terlalu memperhatikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vei berusaha tidak menggubris perkataan Stefan karna hari ini sangat lelah bagi Vei. Sudah tidak ada tenaga lagi untuk berdebat dengan Stefan,ditambah angkutan umum yang lewat sedari tadi tidak kunjung ada. Vei berniat untuk jalan kaki karna hari sudah sore.

Stefan melihat gerak gerik Vei dari tadi
"Mau kemana Lo?" Vei tidak menghiraukan perkataan Stefan dan tetap melanjutkan jalannya. Stefan mensejajarkan kakinya dengan Vei lalu mencekal tangan Vei
"pulang sama gue! gue bawa mobil, bentar lagi ujan"
Vei melepas tangan Stefan dilengan Vei dengan kasar

"apa peduli Lo ha! biarin gue pulang sendiri! Lo mending urusin diri Lo!" ucap Vei lalu berlari menjauh dari Stefan.
Bertepatan Vei pergi datanglah hujan, Stefan tidak tega jika Vei hujan hujanan  Tanpa Vei tau Stefan membuntuti Vei sampai Vei masuk rumah dengan basah kuyup, meski diluar sudah tidak hujan tapi baju Vei tetap basah.

Stefan memeberhentikan mobilnya agak sedikit menjauh dari rumah Vei agar Vei tidak melihat Stefan.
Stefan baru sadar kenapa dirinya sebegitu perduli dengan Vei sampai sampai dirinya membuntuti Vei.

Saat Stefan akan menancapkan gas, tiba tiba dirinya menangkap sosok Farel sedang bermain basket disamping rumah tidak berpenghuni.
Sontak saja dirinya mengurungkan niat pulang lalu menemui Farel

Saat Farel sedang mendribble bola dirinya mendengar ada yang sedang melangkah mendekat lalu Farel menoleh kearah Stefan
"Fan?Lo kok ada disini?"
Farel tentu heran dengan kedatangan Stefan, karna dirinya tidak pernah mengajak Stefan ke rumah lamanya.

"Lah Lo sendiri ngapain disini?" Bukannya Stefan menjawab pertanyaan Farel,dirinya malah kembali bertanya
"gue sering kesini"
Sepertinya Stefan pernah melihat Lapangan basket ini,Stefan mengingat kembali kapan dirinya pernah melihat.

Stefan baru ingat jika tempat ini sama seperti foto Vei yang ada dicamera Farel.
"Rel,ini tempat yang waktu itu Lo ketemu Vei kan?"
Farel melirik Stefan yang ada dipinggir lapangan.
"Vei siapa sih?"
Stefan memutar bola mata malas "ck..cewek yang Lo foto pas lagi main basket disini"

Farel tetap bertanya meski Tangan sedang mendribble bola dan mata tidak teralih dari bola karna lapangan saat ini sedikit becek.
"katanya Lo kenal kan sama tu cewek, siapa nama panjangannya?"
"Veilina Meilani Alexander" ucap Stefan yang masih melihat Farel bermain basket

Deg..
Farel memberhantikan permainannya dan langsung menatap Stefan saat Stefan menyebut nama Vei.
"Lo tau rumah tu cewek?"
Stefan mengangguk
"gue baru aja buntutin dia pulang, abisnya tu cewek batu banget diajak pulang bareng gak mau padahal tadi ujan deres"

Farel kembali bertanya untuk meyakinkan dirinya sendiri namun nada bicaranya dia buat seolah olah tidak perduli,tapi diotaknya sekarang hanya memikirkan satu nama
"dimana rumahnya?"
"itu komplek depan rumahnya cat warna oren"

Dugaan Farel benar jika itu Veinya, Farel membiarkan bola basketnya disembarang tempat lalu dirinya pulang kerumah meninggalkan Stefan sendirian
"Woy Rel!Lo mau kemana!" Teriak Stefan yang tidak dijawab oleh Farel.

Kali ini partnya agak sedikit panjang ya,sedikit doang kok hehe.Jangan Lupa Vote sama kritik sarannya ya tqyu♥ selamat rebahan dan #dirumahaja

Friendzone (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang