Lomba

146 46 32
                                    

"Terkadang kita ini seperti Nobita, terlalu perduli pada seseorang yang hatinya ntah untuk siapa"
~Stefan~

Malam ini hujan turun, Vei membuka tirai kamarnya yang langsung kearah balkon.
Vei memejamkan mata menikmati udara dingin karna hujan dimalam hari.

Vei memejamkan mata menikmati udara dingin karna hujan dimalam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drett..
Ponsel yang ada diatas meja langsung diambil Vei, memperlihatkan nama Kevin disana.

Kevin
Vei udah beberapa hari ini Lo gak pernah latihan, besok udah Lomba.

Membaca pesan dari Kevin membuat Vei menghembuskan nafas kasar.

Vei
Lo percaya gue kan Vin? Tenang aja.

Kevin
Oke gue percaya sama Lo, jangan kecewain sekolah.

Read.

Vei mematikan ponselnya Lalu mengambil gitar, kesukaanya saat malam hari adalah bermain gitar apalagi hujan turun menambah sensasi berbeda menurut Vei.

Drett..
Ponsel Vei kembali bergetar membuat Vei harus mengurungkan niatnya untuk bermain gitar. Vei menautkan alis saat melihat nomor yang tidak dikenal memberi pesan kepadanya.

+623647541***
Jangan dibalkon Vei, cuacanya sekarang dingin ntar Lo masuk angin, masuk kamar sana.

Vei tidak mengerti kenapa orang misterius ini tahu jika dirinya dibalkon saat ini. Pikiran Vei sudah mulai kemana mana, vei bergidik ngeri lalu kembali meletakkan ponselnya dimeja.

Drett..
Lagi lagi ponsel Vei bergetar dan tetap menampakan nomor yang sama.

+623647541***
Bandel banget sih Lo dibilangin. Cepet masuk kamar sekarang! Gak usah sok main gitar. Lo jelek kalo main gitar.

Vei mengedarkan pandangannya kebawah, karna kamarnya terletak dilantai dua. Yang didapat nihil tidak ada orang sama sekali, lalu siapa orang yang jail mengerjainnya. Akhirnya Vei memutuskan masuk ke kamar sebelum orang misterius itu kembali memberi pesan.

Saat sudah dikamar, Vei merebahkan punggungnya dikasur mengingat kembali nomor siapa itu, dan siapa yang berani beraninya menyebar luaskan nomor Vei secara sembarangan.

Vei jadi ingat sesuatu saat kembali membaca pesan dari orang yang tidak dirinya kenal.

'Vei masuk aja kekamar kamu, cuaca malam gak baik buat kamu Vei'.
Vei kecil tetap berada diluar sedang belajar bermain gitar.
'Vei! Badel amat sih dibilangin. Sana masuk ke kamar sekarang! Kamu Jelek kalo main gitar'
Ucapan Farel membuat Vei menyudahi permainannya lalu masuk ke kamar.

Friendzone (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang