"Apakah kita berdua akan ditakdirkan dapat bertemu kembali? Dengan keadaan tanpa direncanakan tapi tuhan mempertemukan?"
~Veilina Meilani Alexander~Farel melangkahkan kakinya kearah rooftop sekolah, dirinya tahu jika hari ini tidak ada pelajaran karna guru akan rapat membahas perlombaan yang akan diadakan beberapa hari lagi. Itu sebabnya Farel pergi ke rooftop
Farel duduk dipinggir rooftop lalu tangannya membuka ponselnya yang sedari tadi bergetar disaku celananya.
Stefan
Rel Lo dimana? Gue udah didepan sekolahan LoFarel
RooftopRead.
Stefan memasuki SMA TUNAS BANGSA dengan sangat santai, pasalnya hari ini mengenakan seragam putih abu abu dan tidak terlihat bahwa Stefan murid dari sekolah lain.
Stefan melihat Farel sedang bermain handphone dipinggir rooftop.
"Ngapa Lo kesini?" tanya Farel tanpa melihat kearah Stefan
"Nongkrong aja, nanti pulang sekolah gue gak bisa gabung sama kalian"Farel melirik Stefan sekilas lalu memasukkan handphonenya di saku celana.
"Ngapa emang?"
"Gue nanti latihan basket sama tim gue, kan mau lomba disini bambank" ucap Stefan memutar bola mata jengah."Vei juga latihan?"
Mendengar pertanyaan Farel, Stefan menjadi tambah curiga ada hubungan apa Vei dan Farel.
"Lo kenal Vei?" Farel menggidikan bahu acuh lalu merebahkan punggungnya di lantai."Tanya aja" ucap Farel berbohong.
"Iya dia nanti latihan" Farel tidak benjawab karna dirinya saat ini sudah cukup tahu jika nanti Vei akan latihan."Rel, gue kayanya mulai suka sama seseorang"
Farel tetap tidak bergeming sedikitpun, dan membiarkan Stefan berbicara lebih banyak lagi.
"Gue mulai mengagumi dia diam diam, padahal waktu pertama ketemu gue sama dia berantem terus" disela sela Stefan bicara, dirinya terkekeh sendiri sambil mengingat ingat awal pertemuannya dengan Vei"Dia itu galak, sok jadi pahlawan kesiangan, pemberani, pinter main basket, manis, rambutnya selalu diika.." perkataan Stefan terputus karna Farel telah memotong perkataannya.
"Yang Lo maksud Vei?"
"Iya" jawab Stefan lalu mengulas senyumnya.
Ada rasa panas membara dihati Farel, dirinya tidak suka Veinya diambil siapapun, Veinya hanya milik dirinya.Farel kembali memejamkan mata, menetralkan hatinya yang sedang panas dan bersikap biasa saja didepan Stefan.
"Terus Lo mau jadiin dia pacar Lo?" ucap Farel dengan nada dibuat sesantai mungkin."Gue gak gegabah Rel, pelan tapi pasti"
Farel mengepalkan tangannya mendengar perkataan Stefan.
Kenapa harus Veinya yang disuka Stefan? Kenapa tidak cewek lain saja.Farel dan Stefan sama sama tidak ada yang bicara, mereka bergulat sendiri dengan pikiran masing masing.
Farel memikiran kenapa dirinya selalu seperti ini jika mendengar ada seseorang yang ingin mendekatin Veinya.Sedangkan Stefan memikirkan kenapa dirinya bisa menjilat ludahnya sendiri dengan cara menyukai Vei.
Lalu keduanya terlelap tidur di rooftop hingga sore.Dilain tempat Vei sedang ada dikantin bersama Bella karna perutnya yang kosong dari tadi pagi minta diisi, Vei akan mau kekantin jika Bella mentraktir dan Bella mengiyakan kemauan Vei.
Saat Vei sedang memakan lahap bakso didepannya, tiba tiba ada seseorang yang tanpa izin duduk didepannya. Sontak Vei menoleh kearah cowok didepannya ini.
"Hai Vei, mau nambah lagi gak baksonya?" ucap Galen lalu tersenyum kepada Vei.
"Eh, enggak kak makasih"
"nanti kamu latihan basket ya?" Vei hanya mengangguk memberi jawaban"Nanti pulang bareng aku ya"
Vei mengernyit tidak paham kenapa sang ketos tiba tiba mengajaknya pulang bareng.
"Gak us.."
"Gak ada penolakan Vei, nanti selesai latihan kamu temui aku diruang Osis ya, sampai jumpa nanti Vei". Belum sempat Vei menjawab, kak Galen sudah berlalu pergi.Bella yang ada disamping Vei melongo setelah melihat kejadian beberapa menit yang lalu.
"OMG! Lo mimpi apa Vei, diajak kak Galen pulang bareng? Eh tapi Lo harus wanti wanti Vei kalo mau pulang bareng sama kak Galen, karna dia banyak yang suka secara dia ketos, cakep, pinter, ramah. Jadi siapa sih yang gak kelepek kelepek sama dia Vei"
"Lebay Lo Bel, dah sana bayar dulu abis itu kita ke kelas"♥♥♥
Bel pulang sekolah sudah terdengar nyaring dikuping seluruh siswa. Vei melihat bangku disampingnya yang kosong sejak pagi tadi.
"Vei Lo mau ganti baju kan? Yuk bareng gue" ajak Bella lalu mereka bedua keluar kelas.Vei sudah ada dilapangan dengan tim yang lain, tapi ketua basket tidak kunjung datang membuat Vei ngedumel sendiri.
"Ck..kemana sih ni bocah! Bilangin orang harus latihan tapi dirinya sendiri gak latihan! Pengecut banget!"
"Sabar Vei, mungkin Stefan ada kepentingan"Vei menatap kearah kawan satu timnya yang bicara tadi.
"Apa Lo bilang? Ada kepentingan? Penting mana sama Lomba ini! Dia itu ketuanya aturan dia yang harus ngawasin kita, tapi ini apa!" Ucap Vei yang sudah naik pitam, pasalnya sudah setengah jam mereka menunggu Stefan dilapangan basket tapi yang ditunggu tidak kunjung datang membuat Vei jengkel saja."Udah ayo kita mulai mainnya aja! Latihan gak harus tanpa dia" Vei mengambil bola basket yang tergeletak lalu memulai permainan dan yang lain menyetujui.
Lihat saja nanti Vei akan beri perhitungan terhadap Stefan, yang sudah membuat dua tim menunggu dirinya.
Sampai Latihan selesai Stefan tetap tidak terlihat batang hidungnya. Membuat Vei tambah geram dengan ketua songong itu.
Vei melangkah keruang Osis, didalam ruangan terdapat banyak anggota dan pengurus Osis sedang mengerjakan sesuatu.Tok tok..
"Iya dek? Cari siapa ya?" Ucap Nilam dengan nada sopan. Vei mengernyit tidak percaya ternyata teman Stefan ini salah satu anggota Osis."Dak-dek palak Lu satu! Gue satu angkatan sama Lo! Gak usah belaga, gue kesini mau cari kak.." ucap Vei terputus karna Galen telah memotong ucapannya
"Cari aku kan? Udah latihannya? Yuk pulang" ajak Galen lalu menggandeng tangan Vei kearah parkiran.Sebenarnya Vei ke ruang Osis bukan untuk menemui Galen, tapi dirinya akan menemui kak Lina untuk mengajak pulang bareng.
Banyak pasang mata yang melihat kejadian itu, Nilam yang masih diambang pintu pun tidak percaya dengan apa yang dirinya lihat begitupun seisi ruangan Osis yang tidak percaya.
Sedangkan kak Lina, dirinya kembali mengerjakan pekerjaannya seperti tidak terjadi apa apa barusan.Tidak ada percakapan selama diperjalanan menuju rumah Vei, baik Vei maupun Galen sama sama diam.
"Mau beli apa sebelum sampai rumah?"
"Gak usah kak makasih, dirumah udah ditunggu mama" tolak Vei dengan sopan.Vei berterimakasih karna sudah diantar sampai rumah.
"Mandi ya Vei, biar tambah cantik" ucap Galen sebelum meninggalkan pekarangan rumah Vei. Vei hanya mengangguk tanda mengiyakan.Halo kawan kawanku yang aku sayangi jangan lupa votmen ya beb biar author tambah semangat, kritik sarannya juga gpp krna author tahap pembelajaran tqyu ya yg udh setia pantengin Vei dan Farel🙏♥
Aku sayang kalian yang lagi baca♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (ON GOING)
Teen FictionFAREL DREYAN dan VEILINA MEILANI ALEXANDER Berteman sejak kecil dan sudah menjadi kebiasaan 2 insan ini slalu bersama dan memiliki kebiasaan yang sama. salah satu diantara mereka memiliki rasa lebih dari sekedar teman,namun disisi lain salah satu da...